Sudah 4 Bulan Tak Digaji, Satu Kadun di Bengkulu Tengah Pilih Mengundurkan Diri!

Kepala Desa Jumat, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, Rakiin, mengungkapkan sudah masuk empat bulan mereka belum terima gaji. (Bengkulutoday.com/Franky Adinegoro)

Bengkulu Tengah, Bengkulutoday.com — Kepala Desa Jumat, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, Rakiin, mengungkapkan kondisi memprihatinkan yang dialami pemerintah desa yang dipimpinnya. Ia bersama perangkat desa sudah empat bulan belum menerima gaji. Akibatnya, salah satu kepala dusun (kadun) terpaksa mengundurkan diri karena penghasilan yang tak menentu.

“Sampai hari ini kami sudah masuk empat bulan belum dibayar,” kata Rakiin saat diwawancarai Bengkulutoday.com di kantor desa setempat, Selasa, 7 Oktober 2025.

Menurut Rakiin, keterlambatan pembayaran gaji ini disebabkan oleh minimnya dana kas daerah (kasda). Meski memahami kondisi tersebut, ia menilai dampaknya sangat besar terhadap motivasi kerja perangkat desa.

“Kami maklum kalau memang dana di kas daerah terbatas. Tapi dengan segala kekurangan kami, baik dari segi ilmu maupun penghasilan, janganlah kesalahan kecil kami dijadikan subjek. Kami hanya ingin dibina dan diberi solusi,” ujarnya.

Rakiin juga menjelaskan bahwa kondisi keterlambatan gaji sebenarnya bukan hal baru. Di masa pemerintahan sebelumnya, sempat terjadi penundaan hingga enam bulan, namun saat dana cair, seluruh tunggakan langsung dibayarkan.

“Kalau dulu, memang pernah sampai enam bulan baru cair, tapi begitu cair langsung dibayar semuanya. Sekarang sudah empat bulan tertunggak, tapi waktu cair hanya dibayar dua bulan saja,” ungkapnya.

Kondisi ini, kata Rakiin, membuat salah satu kepala dusun di desanya memilih mundur dari jabatannya karena kesulitan ekonomi.

“Benar, salah satu kadun kami mundur. Alasannya karena penghasilan tidak menentu. Ia ingin kembali fokus mengurus kebunnya yang selama ini terbengkalai,” jelasnya.

Meski menghadapi situasi sulit, Rakiin menegaskan dirinya tetap berkomitmen melayani masyarakat dengan ikhlas. Ia mengaku menjadi kepala desa bukan karena mengejar gaji atau jabatan, melainkan karena panggilan hati untuk mengabdi.

“Saya jadi kepala desa bukan karena ingin mencari uang atau tahta. Sejak awal, bahkan di masa pemekaran dulu, saya sudah terbiasa bekerja tanpa gaji. Tapi tentu kondisi ini berat bagi perangkat lain yang menggantungkan hidup dari gaji bulanan,” tuturnya.

Rakiin berharap pemerintah daerah dan pusat dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi di lapangan, terutama terkait keterlambatan pembayaran gaji perangkat desa yang berdampak langsung pada pelayanan masyarakat.

“Kami ini yang paling dekat dengan rakyat. Dari urusan orang mau menikah sampai meninggal, semuanya kami layani. Jadi tolonglah, jangan biarkan kami bekerja tanpa kepastian,” ujarnya. (Franky)