Pantai Malabero Bisa Jadi Malioboro

Pantai Malabero ramai dikunjungi masyarakat setiap harinya

Setidaknya, ada 100 orang lebih singgah setiap harinya di Pantai Malebero Kota Bengkulu.

Hal ini tentu bisa jadi konsep yang wajib dimatangkan oleh pemerintah khususnya Dinas Pariwisata dalam melihat potensi wisata di Kota Bengkulu.

Meski sebelumnya, disampaikan Irsan, selaku Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu, Tahun 2020 jadi starting tour Bengkulu, namun pematangan konsep harus dan meski dilihat berdasar potensinya bukan permintaan pasar.

Melihat Pantai Malabero, beberapa bulan ini mengalami pasang surut air laut yang menyebabkan surutnya permukaan air dan menjadikan pantainya bertambah maju sepanjang 200 meter ke arah laut. Terlihat, sore hari pantai dengan terumbu karang yang landai mulai muncul ke permukaan dan mengundang masyarakat untuk menikmati destinasi wisata musiman.

Melihat potensi tersebut, ada layaknya jika kita sebagai konseptor wisata perlu menimbang kawasanan pantai sepanjang 7 kilo meter di pusat kota ini untuk menjadikan wisata tematik.  

Ada Pantai Jakat sebagai pusat pemandian dengan pasir putihnya yang ikonik, kemudian Pantai Malabero dengan terumbu karang membuncah menyambut rona senja sore hari, Pantai Tapak Paderi dengan DAM dan konservasi Tukik yang mendasau, Pantai Panjang Bengkulu dengan cemara yang mengalun-alun sepanjang sore, Pantai Berkas dengan taman yang menjulang langsung ke dasar samudera, juga Pantai Pasir Putih dengan keeksotisan pantai dan tamannya. 

Bisa jadi, Tak hanya Malioboro dengan konsep wisata yang memadukan ekosistem seni dan budaya, mengalunkan tarian dan bunyi angklung Jogja, Pantai Malabero juga bisa jadi pusat wisata dengan perpaduan kisah asmara Sukarno dan Fatma, estimasi kasih dan perjuangan membangun bangsa. (Bisri)