Kadisporaprov Bengkulu: Budayakan Olahraga Tradisional

Kepala Dispora Provinsi Bengkulu, Atisar Sulaiman SAg MM

Bengkulutoday.com - Pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi mendorong masyarakat untuk membudayakan olahraga tradisional di daerah. Hal ini diharapkan menjaga eksistensi olahraga tradisional di masyarakat.

“Tujuan kita bukan kompetisi, namun mengupayakan semakin meluasnya olahraga tradisional yang bisa dilakukan dan dinikmati masyarakat,” kata Kepala Dispora Provinsi Bengkulu, Atisar Sulaiman SAg MM, kemarin.

Ia mengaku, demi membudayakan olahraga tradisional, pihaknya sudah mengirim sebanyak 11 atlet pada Pekan Olahraga Tradisional Nasional (Potradnas) 2019 yang digelar di kompleks Stadion Sultan Agung Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 25-28 Oktober 2019 lalu. “Potradnas 2019 yang diikuti kontingen dari 24 provinsi dan beberapa kabupaten/kota di Indonesia tersebut mempertandingkan lima cabang olahraga, yaitu hadang atau gobag sodor, dagongan, egrang, sumpitan, dan terompah panjang,” tuturnya.

Menurutnya, olahraga tradisional yang makin banyak dilakukan masyarakat berarti akan mendongkrak derajat kebugaran jasmani, karena sering melakukan gerak. Namun, ajakan itu tidak hanya olahraga tradisional, tapi olahraga yang lain. “Dan ini dilombakan karena untuk memotivasi. Biasanya kalau dilombakan itu ada semangat untuk latihan, karena mau mengikuti lomba. Jadi pertandingan atau perlombaan itu supaya ada semangat, yang sudah bisa agar lebih lincah lagi,” ungkap Atisar.

Menurutnya, olahraga tradisional yang makin banyak dilakukan masyarakat berarti akan mendongkrak derajat kebugaran jasmani, karena sering melakukan gerak. Namun, ajakan itu tidak hanya olahraga tradisional, tapi olahraga yang lain. “Dan ini dilombakan karena untuk memotivasi. Biasanya kalau dilombakan itu ada semangat untuk latihan, karena mau mengikuti lomba. Jadi pertandingan atau perlombaan itu supaya ada semangat, yang sudah bisa agar lebih lincah lagi,” ungkap Atisar.

Apalagi, lanjutnya, olahraga tradisional gobag sodor atau hadang tidak mungkin dilakukan setiap hari, sehingga jika ada kompetisi tersebut otomatis latihan terus diintensifkan. “Makanya supaya rutin dilakukan itu dipancing dengan adanya pertandingan,” katanya.

Ia berharap ke depan agar semakin meriah di daerah-daerah juga dilakukan pekan-pekan olahraga tradisional, kemudian atlet terbaik dapat dikirim untuk ikut pekan olahraga tingkat nasionalnya. “Jadi ada penjenjangan, mulai kompetisi lomba di daerah, kemudian masuk nasional, bahkan di nasional yang terbaik akan kita kirim ke internasional, kebetulan pada 2020 even internasional tuan rumahnya Portugal,” tutupnya. (Adv)