Ingin Jadikan Ikon Kebanggaan Bengkulu, Gubernur Percantik Masjid Baitul Izzah

Masjid Raya Baitul Izzah

Bengkulutoday.com  - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah ingin menjadikan Masjid Raya Baitul Izzah sebagai ikon kebanggaan Provinsi Bengkulu. Selain itu, dia ingin masjid itu menjadi tempat kegiatan kenegaraan yang bernuansa Islami dan kebangsaan.

Pada awal tahun lalu, Presiden Jokowi juga pernah melakukan pembagian sertifikat wakaf untuk wilayah Bengkulu di masjid tersebut usai salat Jumat berjamaah. Tak hanya presiden, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga ketua Dewan Masjid Indonesia juga pernah menggelar dialog dan salat berjamaah di Masjid Baitul Izzah.

Untuk itu, renonasi Masjid Raya Baitul Izzah tahun 2019 akan segera dimulai. Renovasi tahap dua ini dikonsentrasikan pada penataan kawasan pelataran dan beberapa bagian gedung. Meski dimulai pada bulan Ramadan, Gubernur Rohidin memastikan kegiatan pekerjaan tersebut tak mengganggu aktivitas ibadah di masjid yang terletak di Padang Harapan Kota Bengkulu ini.

"Fokusnya pada penataan halaman masjid. Tapi secara teknis pekerjaannya, tadi dijelaskan oleh kontraktor, untuk Sholat Ied nanti masih bisa," terang Rohidin saat meninjau persiapan pelaksanaan renovasi di Masjid Baitul Izzah, Kamis (23/05/2019).

Pada tahun sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah merenovasi masjid dengan anggaran APBD 2018 senilai Rp 9,7 miliar. Tahun ini, penataan halaman dan penyempurnaan beberapa bagian gedung telah dianggarkan sebesar Rp 12,8 miliar.

"Halamannya ini akan kita tata sehingga tidak lagi menjadi tempat parkir. Parkir jamaah nanti kita pindahkan, Insya Allah di tahun 2020," kata gubernur yang juga didampingi pengurus masjid.

"Sesuai target, renovasi tahap dua ini bisa selesai tepat waktu. Desainnya juga kita konsultasikan dengan pengurus masjid, agar tak hanya estetika saja tapi juga disesuaikan dengan kebutuhan jamaah. Konumikasi dengan pengurus, kemudian aparat penegak hukum juga kita lakukan agar tidak ada polemik. Tidak elok rasanya pembangunan kemudian muncul polemik, apalagi ini tempat ibadah," demikian Rohidin.

(brm/rls)