Bengkulutoday.com - Para petani kopi di kawasan perkebunan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, menghadapi masa sulit akibat turunnya harga jual kopi di pasaran. Salah satu pengusaha lokal sekaligus pengepul kopi di daerah tersebut, Bapak Feri, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi ini.
Menurut Bapak Feri, harga kopi saat ini turun drastis dibandingkan musim panen sebelumnya. “Harga kopi sekarang 40.000 hingga 42.000 per kilogram, tahun lalu bisa sampai 60.000 sampai 65.000,” ujarnya saat ditemui di kebun miliknya.
Turunnya harga kopi ini membuat para petani merugi karena biaya produksi tidak sebanding dengan hasil yang didapat. Selain itu, cuaca yang tidak menentu juga mempengaruhi hasil panen kopi, menyebabkan banyak biji kopi tidak matang merata.
“Petani sudah susah payah merawat kebun, tapi saat panen justru harga turun. Banyak yang kecewa, apalagi yang modalnya utang,” tambah Feri yang sudah lebih dari 8 tahun berkecimpung di bisnis kopi.
Wilayah Kabawetan selama ini dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di Bengkulu. Namun tanpa kestabilan harga dan dukungan dari pemerintah, masa depan petani kopi dikhawatirkan semakin terancam.
Para petani dan pelaku usaha seperti Bapak Feri berharap adanya kebijakan dari pemerintah daerah untuk menjaga kestabilan harga kopi dan membantu kesejahteraan petani. Jika tidak, mereka khawatir minat untuk bertani kopi akan semakin berkurang.