Gubernur Rohidin: Inklusi Keuangan Harus Diikuti Literasi Keuangan yang Kuat

gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah

Bengkulutoday.com - Perkembangan industri jasa keuangan di era digital saat ini menuntut masyarakat semakin melek edukasi literasi keuangan. Sehingga saat masyarakat tertarik untuk terjun ke dunia investasi di sektor jasa keuangan, meningkatkan kewaspadaan dari bahaya investasi bodong.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah usai membuka sekaligus menjadi Keynote Speaker pada Edukasi Finansial (Edufin) On Location dengan tema ''Mulai Investasi Sejak Dini, Persiapkan Masa Depan Lebih Sejahtera'', di Gedung Serba Guna Universitas Bengkulu (GSG UNIB), Selasa (20/12/2022). 

"Bahwa inklusi keuangan harus diikuti dengan literasi keuangan yang kuat, terlebih mereka (mahasiswa) bermain investasi di sektor itu, misalnya deposito, bursa berjangka atau bursa efek. Dan ini jelas memerlukan sebuah kajian analisa dan pemahaman yang benar," jelas Gubernur Rohidin. 

Terhadap masyarakat Bengkulu, Gubernur Rohidin juga mengimbau untuk memahami betul, cek dan ricek serta dianalisa terhadap tawaran investasi yang menggiurkan. Kalau ragu konsultasikan investasi tersebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

"Jadi ekstra hati-hati, lakukan analisa dan kaji secara objektif. Dan kalau perlu minta pertimbangan dari institusi yang berwenang," tutupnya. 

Kepala OJK Bengkulu Tito Adji Siswantoro mengatakan, bahwa generasi muda Bengkulu haruslah menjadi generasi yang cerdas dan pastinya tidak tergiur dan menjadi korban investasi bodong maupun pinjaman-pinjaman ilegal yang ada.

“Saya mengharapkan tingkat edukasi keuangan di Bengkulu semakin meningkat. Selain itu, juga berharap kolaborasi dengan Unib dan universitas lainnya di Bengkulu dapat terus berlanjut sehingga membawa dampak positif utamanya bagi mahasiswa," ucap Tito.

Sementara itu data OJK Bengkulu menyebutkan, indeks literasi keuangan di Provinsi Bengkulu berada pada angka 30,39 persen, masih di bawah indeks literasi keuangan nasional yaitu 49,68 persen. Sedangkan indeks inklusi keuangan di Bengkulu berada pada angka 88,05 persen, berada di atas indeks inklusi nasional yaitu 85,10 persen. 

"Sehingga ini menjadi tugas dan upaya kita bersama bagaimana agar indeks literasi keuangan kita terus meningkat. Paling tidak sama atau dapat melebihi indeks literasi keuangan secara nasional," pungkasnya.