DR Diding: Tiga Indikator Penting Cegah Penyebaran Radikalisme

Wakil Rektor I Universitas Majalengka DR Diding Badjuri

Bengkulutoday.com, Majalengka - Wakil Rektor I Universitas Majalengka, DR Diding Badjuri mengatakan bahwa ditengah pandemi Covid-19 perlu melakukan deteksi dini, cegah dini agar suasana mantap ditengah masyarakat dapat tetap terbangun dengan baik, termasuk dengan mewaspadai berbagai ancaman, gangguan dan tantangan terhadap kondusivifitas  baik radikalisme maupun lainnya ditengah masyarakat.

“Kalau di tingkat Desa ada FKPM, bagaiamana forum ini diharapkan dapat bekerjasama dengan unsur Pemerintah Desa maupun aparat pemerintah baik RT, RW. Agar bersatu pada dalam mendeteksi dini yang akan menggangu stabilitas keamanan,” kata DR Diding dalam dialog khusus dengan tema “Waspadai Ancaman Radikalisme Ditengah Pandemi Covid-19’, di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa, 19 Mei 2020.

Dikatakannya, persoalan radikalisme  pada tahun 2019 di Jawa Barat berdasarkan survey BNPT mengalami penurunan sebesar 33,87 poin yang artinya berdasarkan survey nasional mengalami penurunan 55 poin di tahun 2017.

Apa saja pengaruhnya, setidaknya dari tiga indikator penting pertama adalah radikalisme dikategorikan sebagai pemahaman  radikal, kedua  tindakan radikal dan ketiga sikap radikal atau atituted. 

“Untuk radikalisme sebagai pemahaman poinya 42,44, kemudian tindakan 3,75 poin dan sikap 56,42 poin. Jika dibandingkan antara dua tahun tersebut mengalami penurunan. Mesksi demikian tentu kita tidak boleh lengah terhadap persoalan radikalisme ini, karena juga berimplikasi dengan sektor hukum, ekonomi, sosial, keamanan termasuk kriminalitas,” katanya.

Untuk itulah Diding mengajak seluruh komponen bangsa agar senaniasa waspada terhadap segala bentuk rongrongan dan ancaman ditengah Covid-19 ataupun diluar nanti pasca Covid-19. 

Lanjut Diding, terkait soal pemahaman radikalisme dimana sering digunakan oleh pihak-pihak tertentu dalam menciptakan ketidakondusifan ditegah masyarakat melalui media sosial.

“Misalnya seringkali kita mengsharing tanpa menyaring sejumlah informasi padahal belum tentu kebenarannya, apalagi menyangkut pemahama, tindakan dan sikap radikalisme,” tegasnya. [Ad)