Sulap Lahan Kosong Jadi Lokasi Parkir Pengunjung Bencoolen Mall

Lokasi parkir pengunjung Bencoolen Maal yang dikelola warga sekitar

Bengkulutoday.com - Pusat perbelanjaan terbesar di Kota Bengkulu, yaitu Bencoolen Mall, kini ramai dikunjungi masyarakat, baik di hari kerja maupun hari libur. Tak hanya menjadi tempat untuk berbelanja, Bencoolen Mall juga menjadi pusat hiburan keluarga, dan tempat nongkrong yang menyediakan berbagai tawaran menu makanan dan minuman.

Namun demikian, dari banyaknya pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi, baik sepeda motor maupun mobil, tidak semua memanfaatkan lahan parkir di Bencoolen Mall yang telah disediakan. Mereka sebagian memilih parkir diluar mall. Selain alasan lebih murah, parkir diluar mall juga menjadi pilihan karena tidak ribet, dan tidak memakan waktu yang lama.

Hal ini tentu membuat Budi, warga sekitar, membacanya sebagai peluang pundi-pundi rupiah. Dengan memanfaatkan lahan kosong milik keluarga, Budi bersama 4 orang rekannya membuka lokasi parkir untuk umum, khusus sepeda motor.

Tak hanya pengunjung mall, namun karyawan mall juga kerap memilih parkir di luar mall.

Meskipun lahan parkir tersebut milik keluarga, namun Budi tetap menyetor setiap bulannya ke Bapenda Kota Bengkulu sesuai ketentuan yang berlaku. 

Sementara untuk tarif parkir, setiap kendaraan sepeda motor dikenakan Rp 2000. Dalam sehari, Budi bisa mengantongi uang berkisar Rp 400 ribu. Sedangkan di hari libur bisa mencapai Rp 1 juta.

Tidak hanya meraup keuntungan semata, keamanan kendaraan yang parkir juga menjadi prioritas mereka. Setiap barang yang tinggal dimotor selalu diamankan dan diberikan ketika pulang, begitu juga ketika hujan helm pengunjung akan ditutupi dengan plastik sehingga tidak basah dan tetap kering.

Salah satu pengunjung, Novi mengatakan "kalau parkir diluar harganya lebih murah karena tidak dihitung perjam, walaupun parkir diluar keamanan juga terjamin, ketika hujan juga helm kita dikasih plastik agar tidak basah, kalau diarea dalam Mall belum tentu helm kita dikasih plastik seperti itu dan juga tidak mengantri panjang ketika keluar".  (Agung Biladin Ibrahim)