Milenial Menyikapi Covid-19

Siti Aminah

Oleh: Siti Aminah, Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bengkulu
 

Dengan merebaknya Virus Covid-19 yang meresahkan dunia, tentunya Indonesia juga merasakan dampak yang ditimbulkan oleh wabah Covid-19. Dampak yang ditimbulkan antara lain :

  • Dampak ekonomi
  • Dampak sosial
  • Dampak Hukum

Dan dampak dalam berbagai bidang kehidupan yang dirasakan masyarakat Indonesia.  Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia guna mencegah memutus penyebaran mata rantai covid-19. Kemudian Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran yang yang mewajibkan masyarakat untuk bekerja, belajar, dan beribadah dirumah. Upaya lain yaitu social distancing atau pembatasan sosial atau menjaga jarak dari manusia ke manusia yang lain. Dan kini Pemerintah menerapkan upaya pencegahan dengan cara PSBB(Pembatasan Sosial Berskala Besar).  Dengan adanya wabah ini tentunya tidak lepas dari peran milenial dalam menyikapi Covid-19.

Lalu bagaimana milenial menyikapi wabah Covid-19 ini? Apakah sudah sesuai dengan protocol Pemerintah atau belum? Ataukah malah para milenial ini cuek saja terhadap Peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh Pemerintah guna mencegah penyebaran mata rantai daripada Covid-19. Dengan di keluarkannya surat edaran oleh pemerintah, untuk bekerja, belajar, dan beribadah dirumah.Semua aktivitas yang biasa dilakukan oleh masyarakat di batasi. Dan Pemerintah menghimbau kepada para kaum milenial untuk membatasi atau menghentikan kegiatan diluar rumah apalagi yang tidak penting. Adamas Belva Syah Devara yang meerupakan staff khusus Kepresidenan, mengatakan bahwa kaum milenial memiliki peran yang sangat besar dalam pencegahan  penyebaran mata rantai Covid-19. Tapi banyak kaum milenial ini yang meremehkan keberadaan  Covid-19 ini. Menjaga jarak dan mengurangi keluar, nongkrong, atau main diluar rumah adalah salah satu upaya pencegahan penyebaran  Covid-19. 

Tapi seperti yang dilihat,masih banyak kaum milenial yang masih tidak memperdulikan apa yang sudah terjadi. Mereka menganggap bahwa kalau mati adalah kodrat dari Allah. Memang mungkin tidak berbahaya bagi mereka, tapi untuk orang tua mereka,kakek-nenek mereka, keluarga mereka itu berbahaya. Jika dilihat banyak anak muda yang masih keluyuran, nongrong di pinggir jalan , kumpul-kumpul yang tidak ada tujuannya sama sekali. Bahkan mereka akhir-akhir ini melaksanakan buka puasa bareng yang melibatkan banyak orang dan berkumpul. Tentunya ini sangat miris sekali sebagai kaum milenial seharusnya yang menjadi generasi penerus bangsa  untuk acuan contoh yang baik malah mereka melanggar peraturan itu. Bahkan mereka melakukan aktivitas itu tidak sesuai dengan protocol kesehatan yang telah di himbau dengan pemerintah. Adapun para kaum milenial ini apabila keluar rumah tidak memakai masker. Dan ada sebagian dari milenial ini jika di ingatkan oleh pihak petugas kesehatan atau pihak yang berwajib mereka justru marah-marah dan bahkan mereka berani untuk menentang pihak petugas. Generasai Kaum milenial ini seharusnya harus lebih perhatian tentang penyebaran covid-19. Kegiatan yang dilakukan itu memang terlihat sepele, tetapi hal itu dapat memberikan dampak bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Kaum milenial dikenal dengan kreativitas yang tinggi dan memiliki kemampuan adaptif sehingga mereka dapat  mengambil peran yang sangat penting ditengah ancaman pandemic Covid-19 ini. Tapi disamping itu, kaum milineial tak sepenuhnya acuh tak acuh dalam menyikapi covid-19.  Ditinjau dari segi positifnya, kaum milenial juga banyak yang memberikan pengaruh baik dalam menyikapi covid-19 ini. Seperti halnya yang dilakukan oleh  kaum milenial yang akhir-akhir ini mereka menjadi relawan kesehatan guna membantu tenaga medis di Indonesia. Memberikan masker dijalan secara gratis,memberi bantuan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Dengan seiringnya  berkembanganya teknologi, kaum milenial tentunya sangat mengenal betul informasi yang didapatkan dari media-media informasi dan kaum milenial sangat cekatan dalam memainkan media sosial. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh kaum milenial untuk membantu pencegahan penyebaran mata rantai Covid-19. Lalu apa yang dilakukan kaum milenial dengan media ini? Mereka bisa melakukan membuat video vlog seperti halnya yang dilakukan para youtuber muda sekarang ini supaya bisa untuk ditonton oleh kaum milenial lain bahkan bisa untuk ditonton oleh masyarakat yang isinya guna menghimbau kaum milenial lain untuk tidak keluar rumah, untuk tidak lupa mencuci tangan menggunakan hand sanitizer, dan menghimbau untuk tidak keluar rumah dengan tujuan untuk nongkrong atau main yang tidak jelas. Lalu apa lagi yang bisa dimanfaatkan dengan media yang ada sekarang ini? Dengan adanya media yang sekarang ini kaum milenial bisa mengumpulkan donasi secara online tanpa harus turun kejalan, yang mana donasinya itu untuk membantu masyarakat yang terdampak covid-19.
    
Tentunya sebagai kaum milenial mereka harus memberikan tuntunan yang baik, bukan hanya menjadi tontonan di masyarakat saja. Lalu apa saja yang sudah kamu lakukan untuk mencegah pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19? Dengan kamu dirumah saja maka kamu sudah membantu pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.  Bukan hanya itu saja dengan kamu menjaga jarak dengan orang lain, dan jika keluar rumah menggunakan masker maka itu juga kamu akan membantu mencegah penyebaran Covid-19.  

Sumber bacaan:
https://m.liputan6.com/health/read/4208881/peran-penting-milenial-sebagai-generasi-penular-corona-covid-19-terbesar
https://www.tribunnews.com/corona/2020/03/26/gusti-arief-generasi-milenial-juga-bisa-berperan-untuk-cegah-penyebaran-corona