Pemanfaatan Tanaman Tusuk Konde (Wedelia trilobata L) Sebagai Bahan Pembuatan Pupuk Organik Padat

Bahan

Oleh:  Elistia Putri Sundari (NPM: E1J018083, Kelas A Mata Kuliah Bioteknologi Pertanian, Dosen Prof  Ir Marulak Simarmata ., M.Sc., Ph.D

Bengkulutoday.com - Pada umumnya kondisi lahan pertanian di Indonesia saat ini mengalami peningkatan kerusakan tanah, pemunduran kesuburan tanah serta penurunan produktivitas. Penyebab diantaranya adalah ketidakseimbangan kadar hara dalam tanah, penurunan kadar bahan organik tanah, pencemaran oleh bahan agrokimia atau limbah, penurunan populasi dan aktivitas mikroba, dan salinisasi atau aklinisasi. Untuk mengatasi kemunduran kesuburan dan penurunan produktivitas yang berkelanjutan perlu adanya pemanfaatan pupuk organik yang memadai dalam jumlah, kualitas dan kontinuitasnya.

Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari organisme seperti tumbuhan maupun hewan yang telah terdekomposisi menjadi kompos dengan proses alami yang berlangsung cukup lama. Dalam ilmu bioteknologi pertanian proses dekomposisi tersebut dapat dipercepat melalui beberapa cara seperti penghancuran sifat fisik, fermentasi dan menggunakan bantuan mikroorganisme. Salah satu bahan mikroorganisme yang mudah diperoleh di toko-toko pertanian adalah EM-4 (effective microorganisme).

Bahan organik berperan sebagai penyangga biologi sehingga tanah dapat menyediakan hara dalam jumlah berimbang untuk tanaman. Tanah miskin bahan organik akan berkurang kemampuan daya sangga terhadap pupuk, sehingga efisiensi pupuk anorganik berkurang karena sebagian besar pupuk akan hilang dari lingkungan perakaran. Mengingat pentingnya peranan bahan organik terhadap kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. maka pengelolaan hara harus dilakukan secara terpadu dimana pemberian pupuk anorganik berdasarkan uji tanah dikombinasikan dengan pemupukan organik.

Berbeda dengan pupuk kimia buatan yang hanya menyediakan satu sampai beberapa jenis hara saja, pupuk organik mempunyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Meskipun kadar hara yang dikandung pupukorganik relatif rendah, namun peranan terhadap sifat kimia tanah, jauh melebihi pupuk kimia buatan. Peranan pupuk organik terhadap sifat kimia tanah adalah sebagai (a) penyedia hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) dan mikro (Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn dan Fe), (b) meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah, (c) dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam beracun seperti Al, Fe dan Mn sehingga logamlogam ini tidak meracuni. 

Peranan pupuk organik terhadap sifat fisika tanah antara lain adalah (a) memperbaiki struktur tanah karena bahan organik dapat “mengikat” partikel tanah menjadi agregat yang mantap, (b) memperbaiki distribusi ukuran pori tanah sehingga daya pegang air (water holding capacity) tanahmenjadi lebih baik dan pergerakan udara (aerase) di dalam tanah juga menjadi lebih baik, dan (c) mengurangi (buffer) fluktuasi suhu tanah.

Peranan pupuk organik terhadap sifat biologi tanah adalah sebagai sumber energi dan makanan bagi mikro dan meso fauna tanah. Dengan cukupnya tersedia bahan organik maka aktivitas organisme tanah meningkat yang juga meningkatkan ketersediaan hara, siklus hara tanah, dan pembentukan pori mikro dan makro tanah oleh makroorganisme seperti cacing tanah, rayap, colembola.

Komposisi hara dalam pupuk organik sangat tergantung dari sumber asal bahan dasar. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan seperti sisa-sisa tanaman (berangkasan, tongkol jagung, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah pasar, rumah tangga, dan pabrik. Oleh karena banyaknya bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk organik  maka, beragam juga kualitas pupuk yang didapatkan para petani dengan kandungan kimia serta manfaat yang beragam. Pupuk organik saat ini sudah banyak dikenal masyarakat bahkan menjadi program pemerintah untuk meningkatkan kesuburan dan produksi tanaman.

Tusuk Konde (Wedelia trilobata L.) dianggap sebagai gulma berdaun lebar yang banyak tumbuh di provinsi Bengkulu dan memiliki potensi sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Hasil penelitian dari handayani dan prawito (2006) menunjukkan hasil bahwa tanaman tusuk konde memiliki kontribusi dalam menyuplai unsur-unsur hara serta mempunyai potensi dan peluang yang baik sebagai pupuk organik, pemberian biomassa tusuk konde dapat meningkatkan C-organik, N-total, P dan K tersedia. 

Berikut mengenai cara membuat pupuk organik yang sederhana, efektif dan efisien. 
Metode Pembuatan Pupuk Organik 

    Bahan yang digunakan :
1)    Tanaman Segar Tusuk Konde (Wedelia trilobata L.)
2)    Larutan EM-4
3)    Air Secukupnya

    Alat-alat yang digunakan :
1)    Parang atau pisau
2)    Talenan
3)    Knapsak Sprayer

    Proses Pembuatan Pupuk Organik Padat
1)    Siapkan tanaman segar Tusuk Konde (Wedelia trilobata L.)
2)    Tanaman tusuk konde yang telah dikumpulkan selanjutnya dihaluskan hingga ukuran maksimal 0,50 cm
3)    Tanaman tusuk konde yang telah dihaluskan selanjutnya disemprot dengan larutan EM-4 secukupnya. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsak sprayer atau dengan alat lainnya.
4)    Setelah semua bahan basah merata, selanjutnya bahan organik dibungkus atau di tutup dengan platik hitam kemudian dimasukkan kedalam karung besar. Hindarkan dari hujan
5)    Bahan organik diaduk secara merata dua kali dalam seminggu selama 4 minggu atau hingga terbentuk kompos yang sudah siap pakai.
Cara Penggunaan Pupuk Organik 
•    Pupuk yang sudah jadi selanjutnya dikeringkan dan siap digunakan.
Selain daripada Tusuk Konde (Wedelia trilobata L.) ada banyak bahan yang dapat digunakan menjadi pupuk organik diantaranya yaitu :
foto laporan

Referensi 
Handayani, I. P dan P. Prawito. 2006. Tumbuhan perintis pemulia lahan kritis. Fakultas pertanian. Universitas Bengkulu dan KAHATI, Bengkulu.