Meski Gagal Tampil di GTT Taman Budaya, Monolog Kasir Kita Tetap Memukau

Penampilan Monolog Kasir Kita

Bengkulutoday.com - Sabtu malam, 14 Maret 2020, Teater Pakur menyelenggarakan Monolog Kasir Kita di pelataran GTT Taman Budaya Bengkulu. Pertunjukan yang disutradarai Swend Dewa ini dimulai dengan aksi pembacaan puisi oleh Sucenk Bae, yang juga sekaligus pembawa acara dalam pertunjukan.

Monolog Kasir Kita menceritakan tentang seorang kasir yang bernama Misfa Jazuli yang melihat istrinya sedang bercanda dan tertawa-tawa dengan mantan pacarnya saat ia pulang dari kantor. Mereka ribut dan akhirnya bercerai. Meski demikian, terkadang si kasir merasa rindu istrinya. Namun, kemarahan membuat ia kembali membenci istrinya.

Sejak bercerai, si kasir suka foya-foya dan main perempuan. Ia korupsi di kantornya. Namun, akhirnya ia bertobat. Ia menjual barang-barangnya dan mengembalikan uang kantornya. Ia lalu menjemput anak-anaknya.

Aksi monolog yang diperankan Zhuan Zulian tampak berhasil memukau penonton. Selama pertunjukan, suasana terasa khidmat. Hal ini membuat pemain, seniman, dan panitia penyelenggara merasa puas. Pasalnya, kegiatan ini sempat akan dibatalkan karena kunci GTT Taman Budaya yang mestinya menjadi tempat penyelenggaraan pertunjukan tidak diberikan kepada panitia hingga detik terakhir sebelum pertunjukan dimulai. Padahal, pada Senin, 9 Maret 2020 Kepala Taman Budaya telah menyetujui surat peminjaman gedung yang telah dimasukkan panitia penyelenggara pada Februari 2020.

Di akhir pertunjukan, sebagai ungkapan rasa kecewa terhadap pihak Taman Budaya Bengkulu, para seniman membakar spanduk dan baliho pertunjukan. Para seniman merasa pihak Taman Budaya tidak kooperatif, padahal seharusnya Taman Budaya adalah rumah para seniman. Di gerbang Taman Budaya, terpasang bendera kuning sebagai simbol matinya Taman Budaya di hati para seniman.

Seorang penikmat seni sekaligus Ketua KAHMI yang turut menyaksikan Monolog Kasir Kita, M. Prihatno menyampaikan pendapatnya di hadapan penonton. Menurutnya, sikap Taman Budaya bertentangan dengan pernyataan Kepala Taman Budaya sendiri, bahwa Taman Budaya adalah tempat berkreativitas para seniman. M. Prihatno memotivasi para seniman agar berjuang dan berkorban untuk menegakkan marwah para seniman sebagai pengisi Taman Budaya.

Meski gagal tampil di GTT dan tampil di ruang terbuka, namun pertunjukan monolog Kasir Kita tetap ramai dan tak membuat penonton surut. Penonton tidak menyalahkan panitia karena tempat tidak sesuai dengan yang tertera di undangan dan selebaran. Bahkan, penonton turut menyayangkan peristiwa ini.

Menurut Sucenk Bae, pertunjukan di tempat sederhana ini tidak membuat pertunjukan menjadi sederhana. Monolog Kasir Kita tetap tampil memukau dan luar biasa.

Editor : Bisri Mustofa