Menyikapinya Kegagalan

ilustrasi

Meski sebenarnya move on adalah proses menghabiskan waktu mempelajari diri, tapi tidak ada salahnya kamu lakukan dan antisipasi. Memiliki sebuah komitmen adalah konsekuensi dari pelajaran hidup. Gagal dalam menentukan titik dan strategi biasa berdampak akan pola pikir dan kekacauan yang maksimal. Dalam hal pekerjaaan, percintaan, juga dalam hal lainnya yang setara.

Namun dari sekian banyak konsep pelajaran hidup, yang paling wajib diantisipasi adalah kamu gagal memahami Tuhan-mu sendiri. Bagaimana mungkin jika konsepsi move on adalah beranjak bangkit dari sisi satu ke sisi lainnya, maka jika kamu berkenaan dengan keegoan memahami Tuhan, kamu salah besar.

Admin saat ini merasakan apa yang kamu rasakan. Sedemikian rupa, karena admin memang sedang pada tahapan move on dari sesuatu yang nyaris nyata namun absurd ketika diraba.

Berniat untuk menjalani hidup lebih baik adalah impian dan cita-cita semua orang. Melewati fase tersulit dalam keadaan sendiri juga sebagai ujian di mana kamu harus siap-siap untuk tidak terjebak dalam keadaan yang lebih rumit. Dari pada memutuskan untuk mencoba hal baru yang akan berdampak akan makin parahnya kejiwaanmu, maka admin sarankan untuk tidak mencoba dan terus konsisten mempertahankan yang sudah ada.

Kehilangan karir, akan lebih sakit dari pada kehilangan cinta. Tapi cinta turut berdampak pada meningkatnya karir itu sendiri. Cinta adalah energi yang natural sehingga mampu membawa manusia kepada karakter lain di luar dirinya. Lantas, apa yang akan dibahas setelah kita menautkan antara karir dan percintaan?

Ya, patah hati dan gagal.  Konsekuensi terakhir dari keputusan di atas adalah patah hati dan gagal.

Bagi kamu yang sudah terbiasa gagal, maka akan lebih bijak menyikapi persoalan itu. Tapi bagi yang belum terlatih, maka biasanya ia akan berlama-lama meratapi kegagalannya. Paling lama durasi orang bijak meratapi kegagalannya adalah dengan waktu seminggu, sedangkan untuk yang baru berlatih mengulik kegagalannya, ia bias menghabiskan waktu hingga berbulan-bulan. Sedihnya, kadangkala ia masih juga menempuh di jalan yang sama saat akan mulai mencoba lagi.

Bukan karena admin sok tahu seperti orang-orang di sekitar kamu yang menghujani kamu dengan nasihat dan kata-kata motivasi. Juga bukan karena saya coach relationship selama belasan tahun. Tapi karena admin juga manusia dan pernah mengalami apa yang kamu rasakan. Admin juga mengalami perih di dada, merasakan tenggorokan tercekat, dan seluruh perasaan yang saat ini kamu rasakan di tubuh kamu. Termenung di siang hari. Kamu berusaha mencari kesibukan, atau distraction apa saja, untuk membuat diri lupa tentang apa yang kamu rasakan. Berusaha tidur di malam hari. Hanya untuk terbangun berkali-kali sampai pagi. Nahas, ya?

Itu semua manusiawi. Kamu merasakan semua itu bukan karena kamu lemah, bukan karena kamu tidak berdaya, bukan karena kamu bodoh, melainkan karena kamu benar-benar menyayangi konsep yang kamu harapkan, dan setiap perpisahan dengan apa yang kita sayang memang terasa menyakitkan.

Tapi semua sudah berlalu dan sekarang saatnya untuk kembali berdiri tegak.

Perihal move on dari mantan sebenarnya adalah urusan kuat-kuatan kita untuk membiasakan diri dengan ketiadaan. Yang biasanya jalan berdua, makan berdua, berkhayal masa depan, atau diikuti ke mana pun, sekarang sudah tiada. Hanya kekosongan yang akan menemani hari-harimu yang sangat biasa. Kenapa biasa? Jangan kebanyakan diambil hati deh film-film yang kalian tonton. Kalian ngga bakal menyerupai kisah fiktif tersebut.

Putus cinta memanglah sangat menyebalkan, mengecewakan, dan kadang menggembirakan. Proses adaptasi menuju kebahagiaan kembali terkadang tak semudah kisah heroik avenger menyelamatkan bumi dari kejahatan Thanos. Untuk melalui kesunyian membutuhkan waktu, bisa cepat bisa lama.

Nah, untuk melalui itu semua, mari kita simak beberapa tips yang mudah-mudahan dapat membantu kalian menuju kewarasan kembali.

Berdoalah;

Mengingat kembali akan apa yang tuhan berikan terkadang memberikan energy baru. Bernostalgia dengan keduaan yang hakiki menambah hubungan yang erat antara kamu dengan-Nya. Kadang kala manusia memang tidak sadar diri. Meminta di luar batas kemampuannya dan melupakan atas apa yang ia rayu dalam berdoa.,’

“Tuhan. Berikanlah aku jodoh yang terbaik agar aku bisa merubah hidupku, menjadi sosok yang lebih baik dalam menyikapi hidup,” setelahnya, ia mulai lupa dengan apa yang dicita-citakan sebelum jebakan itu terjadi. Hal ini banyak terjadi, di mana merayu Tuhan melebihi manisnya janji yang sebenarnya itu masih harapan semata.

Manusia memang tak punya daya tafsir dalam menentukan harapannya. Namun apa salahnya jika kamu terus konsisten meminta yang terbaik tanpa instan, dengan cara memahami Tuhan-mu lebih dalam. Sehingga nantinya kamu tidak mudah dikecewakan.

Olahraga Olahjiwa;

Kejiwaan yang fundamental membuat kamu berkarakter dan kokoh dari terjangan masalah apapun. Menolah jiwa biasanya dimulai saat manusia mendekati usia dewasa. Terbiasa mandiri dan kerjakeras menjadi dasar utama dalam mengolah jiwa. Prilaku humanis, religious dan tidak muda berharap pada manusia akan membawamu kepada kedewasaan dini yang nantinya bakal kamu rasakan manfaatnya.

Pun olahraga. Dengan olahraga kamu bisa mengolah keyakinanmu bahwa kegagalan tak perlu diratapi. Dengan olahraga akalmu akan lebih kuat dalam menetralisir hati. Orang yang jarang berolahraga memang akan mudah galau. Ditambah rutinitas berfikir dalam profesinya, tanpa dibarengi olahraga maka akan mudah rapuh dalam mengendalikan perasaan.

Menyibukkan Diri;

Orang sibuk tidak akan mengalami yang namanya patah hati. Pernah terungkap, “makan saja tidak sempat, apalagi mikirin cinta,” yang sedikit mengejutkan betapa sibuknya ia sampai tega mengorbankan kebutuhan diri untuk terus mengejar kesibukannya. Eits, tapi hati-hati karena hal ini akan berdampak pada kegagalan lain. Gagal menjaga kesehatan.

Sementara waktu, itu dulu sebagai sarana memahi diri dalam menyikapi kegagalan. Memang benar jika ada orang bijak mengatakan, “jadikanlah kegagalanmu sebagai motivasi untuk langkah selanjutnya,’’. Salam.

**

Bisri