Meningkatkan Tingkat Fungsional Mahluk Hidup melalui Rekayasa Genetika

Rekayasa Genetika

Disusun Oleh Rika Nadia Utami, NPM E1J018081, Mahasiswa Program Studi Agroejoteknologi , Fakultas pertanian Universitas Bengkulu, guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bioteknologi Pertanian
Dosen Pengampu Prof.Ir. Marulak Simarmata., M.Sc., Ph.D

Latar Belakang
Perkembangan IPTEK adalah sebuah fenomena dan fakta yang jelas dan pasti terjadi sebagai sebuah proses yang berlangsung secara terus-menerus bagi kehidupan global yang juga tidak mengenal istilah berhenti. Hal ini senada dengan diungkapkannya oleh Ibnu Khaldum dalam mukadimahnya “Tidak ada masyarakat yang tidak berubah” dengan demikian dalam merespon perkembangan IPTEK, menghentikan jalannya perubahan adalah pekerjaan yang mustahil untuk dilakukan. Rekayasa Genetika akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian yang cukup serius dikalangan manusia pada umumnya. 

Sebab selain kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungan, juga memunculkan persoalan-persoalan yang mendasar yang perlu dicermati lebih serius guna mengawal perkembangan bioteknologi di masa mendatang melalui rekayasa genetika dan produk-produk yang dihasilkannya telah menantang gagasan tradisional mengenai hakekat kehidupan dan memunculkan berbagai persoalan, pertanyaan-pertanyaan etis, dan tingkat kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh perkembangan dan hasil rekayasa genetika tersebut.

Jika dianalisa kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai dewasa ini, seharusnya semakin memberi kepuasan untuk hidup sehingga menghasilkan kehidupan yang lebih baik dari pada sebelumnya. Akan tetapi, kenyataan taklah demikian, terkadang penemuan ini dijadikan ajang pemanfaatan makhluk hidup. Banyak sekali penemuan genetika yang tidak masuk akal yang menyebabkan spesies baru yang tercipta kehilangan nilai gunanya bagi kehidupan.

Definisi Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika (Ing. genetic engineering) dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.

Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh - tumbuhan. Bidang kedokteran dan farmasi paling banyak berinvestasi di bidang yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing.

Tujuan 
Untuk mengetahui apa keuntungan rekayasa genetika bagi kehidupan manusia sekarang ini Untuk mengetahui sejauh mana rekayasa genetika sudah berkembang. Untuk mengetahui mengapa rekayasa genetika diperlukan dalam melaksanakan perkembangan kehidupan makhluk hidup Untuk mengetahui apa dampak rekayasa genetika terhadap kehidupan makhluk hidup

Langkah-langkah dalam Melakukan Rekayasa Genetika
Mengidentifikasi gen dan mengisolasi gen yang diinginkan Membuat DNA/AND salinan dari ARN Duta. Pemasangan cDNA pada cincin plasmid Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri. Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan.

Manfaat Rekayasa Genetika
Meningkatnya derajat kesehatan manusia, dengan diproduksinya berbagai hormone manusia seperti insulin dan hormone pertumbuhan. Tersedianya bahan makanan yang lebih melimpah. Tersedianya sumber energy yang terbaharui. Proses industri yang lebih murah. Berkurangnya polusi.

Dampak-Dampak Rekayasa Genetika
Gangguan terhadap lingkungan Pola tanam produk pertanian di Indonesia areal kecil dikelilingi oleh berbagai gulma, dengan adanya sifat cross-polination dari GMO maka dikhawatirkan akan bermunculan gulma baru yang lebih resisten. Tanpa membakar sisa tanaman GMO akan memusnakan jasad renik dalam tanah bekas penanaman tanaman GMO akibat sifat dari sisa GMO yang bersifat toksis. Jangka panjang akan merubah struktur dan tekstur tanah. Sifat tanaman GMO yang dapat membunuh larva kupu-kupu, akan memberikan kekhawatiran punahnya kupu-kupu di Sulawesi Selatan. 

Gangguan terhadap kesehatan Satu-satunya gangguan kesehatan akibat penggunaan hasil rekayasa genetika ialah reaksi alergis.

Gangguan terhadap realigi dan etika Penggunaan obat insulin yang diproduksi dari transplantasi sel pancreas babi ke sel bakteri, serta xenotransplatation yang menggunakan katup jantung babi ditransplantasikan ke jantung manusia memberikan kekhawatiran terhadap mereka yang beragama Islam. Indonesia telah mengimpor kedelai dua juta ton dan jagung 1,2 juta ton serta berbagai komoditas lainnya pada tahun 2000 yang diduga mengandung GMO.

Hasil Rekayasa Genetika
Kemajuan Rekayasa Genetika (Genetic Engineering) memang semakin laju, walaupun penerapannya pada manusia pada saat ini masih relatif sedikit. Ahli- ahli genetika di Jepang misalnya berhasil membuat tikus yang tidak takut kepada kucing (walaupun tetap saja dapat dimakan oleh si kucing dan tikusnya tidak kuat seperti dalam film kartun jadul Micky Mouse). Sedangkan Dr. Cynthia Kenyon, pakar genetika Amerika Serikat yang juga merupakan ketua Masyarakat Genetika Amerika (American Genetics Society) menemukan gen pada sebuah spesies cacing yang mengatur “panjang-pendek”-nya umur si cacing. Ketika gen ini diaktifkan maka si cacing dapat berumur 5 sampai 6 kali lebih lama dari rata umur-umur cacing dengan spesies yang sama. Dr. Cynthia Kenyon yakin bahwa gen “pengatur panjang usia” ini juga ada pada manusia yang kini tengah ditelitinya. Jika gen ini diketemukan pada manusia dan dapat diaktifkan maka usia manusia secara teoritis bisa diperpanjang sampai kira2 berusia 500-600 tahun. Juga Dr. Kenyon yakin bahwa pada manusia juga terdapat gen yang mengatur hibernasi seperti pada beruang kutub yang menyebabkan manusia dapat tidur panjang dengan aman dan tidak memerlukan ‘sumberdaya’ (resources) yang banyak terutama makanan. Semua keuntungan2 di atas diperlukan manusia guna menyongsong perjalanan ruang angkasa di masa mendatang di mana perjalanan ke tata surya yang lain dapat memakan waktu hingga ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun bumi lamanya.

Penerapan genetika seperti yang diteliti Dr. Kenyon di atas tentu masih lama untuk diterapkan pada manusia. Namun saat ini penerapan rekayasa genetika telah banyak tersebar luas penerapannya di dunia pertanian dan industri. Di Amerika Serikat, rekayasa genetika telah berhasil menghasilkan tomat yang dapat tumbuh dan berkembang dengan irigasi air dengan konsentrasi garam yang tinggi. Juga ada tomat yang dapat mengurangi anda terkena penyakit jantung dan diabetes, dengan menambahkan gen yang dapat menghasilkan flavonol dalam jumlah besar pada tomat tersebut. Bukan saja pada tomat, rekayasa genetika diterapkan, namun juga pada tanaman2 lain seperti misalnya jagung yang direkayasa genetika agar lebih tahan kepada hama serangga dan sebagainya selanjutnya ada tanaman Ada juga tanaman transgenetik seperti tanaman anggrek yang tahan lama dengan warna bunga yang diinginkan, tanaman karet yang menghasilkan lateks dengan kadar protein tinggi, kedelai hasil rekayasa genetika yang diimpor dari Amerika Serikat untuk kebutuhan konsumsi produksi tahu dan tempe. Ini artinya sebagian besar tempe dan tahu yang beredar di pasar Indonesia berbahan kedelai yang telah direkayasa gennya karena produksi kedelai dalam negeri hanya sedikit atau tidak dapat memenuhi permintaan pasar, kemudian Di dunia industri farmasi misalnya, bakteria telah disusupi oleh gen manusia agar dapat memproduksi insulin. Insulin ini diperlukan untuk mengontrol gula darah bagi para penderita diabetes.

Kesimpulan
Rekayasa genetika adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula dimasukkan. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Setelah melakukan pengkajian penulis dapat menyimpulkan : Rekayasa genetika adalah suatu kemajuan dibidang IPTEK yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan tingkat fungsional dari suatu makhluk hidup atau organisme. Rekayasa genetika sangat baik digunakan asalkan masih dalam batas kewajaran manusia yang masih biasa dimengerti dengan akal pikiran manusia. Rekayasa genetika dapat digunakan untuk memperbaiki kerusakan dan merupakan alat untuk melakukan pembaharuan yang sangat efisien jika digunakan dengan tepat. Rupanya masih banyak masyarakat yang belum benar mengerti arti rekayasa genetika itu dan apa dampaknya bagi kehidupan manusia. 

DAFTAR PUSTAKA
Amien Muhammad, Pegangan Umum Bioteknologi 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985. Kamus biologi SMA.Bandung: Pustaka grafika,2008

Harsono, Bioteknologi, Jakarta: Yudhistira, 2006 www.wikipedia..com www.blogspot.com Maggy Themawidjaja, Bioteknologi, Jakarta: Erlangga, 1990