Lansia 67 Tahun Asal Kepahiang Berjuang Hidupi 3 Orang Cucu Dengan Berjualan Kerajinan Anyaman

Lansia 67 Tahun Asal Kepahiang Berjuang Hidupi 3 Orang Cucu Dengan Berjualan Kerajinan Anyaman

Kepahiang, Bengkulutoday.com - Seorang nenek warga Desa Pekalongan Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Bengkulu bernama Hanifa (67) adalah seorang nenek miskin yang menghidupi tiga orang cucu dengan menjual kerajinan anyaman yang dibentuk berbagai macam kerajinan secara berkeliling dari rumah ke rumah di Kabupaten Rejang Lebong. 

Diketahui Hanifa juga dibantu sang suami yang bekerja sebagai kuli penurun batu pasir, itupun jika dirinya diajak oleh para supir truk yang sering mengambil batu pasir. Dari hasil Hanifa berjualan anyaman dan sang suami sebagai kuli penurun batu pasir tentunya tidaklah cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, apalagi sang cucu tertua sedang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) 07 Desa Pekalongan. 

Nenek Hanifah diketahui tinggal di gubuk yang didirikan masyarakat diatas tanah orang dikarenakan Hanifa tidak memiliki rumah untuk dirinya, sang suami dan ketiga cucunya berteduh. Dengan keterbatasan tersebut sang nenek bersama suami sangat bersyukur dan berterima kasih dengan masih adanya orang baik yang memberikan lokasi berupa tanah kosong untuk mereka mendirikan gubuk dan ditempati oleh nenek, suami dan cucunya. 

Sebelum diberi lokasi tempat tinggal, Hanifa bersama suami sering berpindah-pindah tempat tinggal dengan posisi ngontrak seadanya. Hingga ada orang darmawan yang memberikan tempat untuk mereka mendirikian rumah, yang diketahui didirikan oleh masyarakat setempat dengan bambu seadanya.

Hanifa mempunyai tiga orang anak yang sudah menikah dan mempunyai kehidupan masing-masing dengan posisi anak-anaknya yang masih kekurangan, sedangkan anak yang terahirnya meninggal dunia dengan meninggalkan tiga orang anak yang diketahui di urus dan dihidupi sang nenek bersama suami sejak kecil hingga saat ini salah satu dari tiga cucunya sudah bersekolah.

Hanifah mengatakan dirinya yang sudah tua berusaha sekuat tenaga untuk melihat cucunya yang saat ini sedang masa pertumbuhan. Dirinya juga mengaku untuk bantuan yang didapat hanya ada bansos sembako yang didapat melalui bank, untuk yang lain tidak ada sedangkan untuk biaya  sekolah cucunya hanya mendapatkan bantuan 450 setiap tahun.

"Saya sudah tua, tapi saya kuat-kuatkan untuk menghidupi cucu saya yang orang tuanya telah meninggal dan ayahnya kabur meninggalkannya tak tau kemana", terang Nenek Hanifah.

Dengan bertahun-tahun dirinya tak mempunyai apa-apa, saat ini dirinya alhamdulillah bakal dibantu Pemerintah Desa yang saat ini memperjuangkan lokasi tanah. Untuk didirikan gubuk, agar dirinya dan sang cucu hidup damai tidak takut di usir orang lagi. My