Fakta Pemira FT Unib Cacat Demokrasi

Verifikasi Pemira FT Unib

Bengkulutoday.com - Berkali-kali tuai polemik muncul fakta baru yang membuktikan bahwa sistem demokrasi mahasiswa Pemilihan Raya (Pemira) Fakultas Teknik (FT) Universitas  Bengkulu cacat. 

Menurut pengakuan pimpinan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di FT, seluruh anggota KPU dan Panwas adalah anggota dari UKM Mostaneer, salah satu UKM yang ada di Fakultas Teknik UNIB.

"Kami mengecek data anggota berdasarkan apa yang mereka publikasikan di akun instagram mereka, ternyata KPU dan Panwas adalah anggota Mostaneer" ujar Nico, selaku salah satu perwakilan pimpinan ormawa.

Awak media memvalidasi pernyataan ketum-ketum tersebut melalui sumber postingan yang diunggah ke akun @mostaneer_unib pada tanggal 8 Februari 2021 lalu dan akun ig @dpmftkbmunib pada 2 Februari 2022.

Nama-nama anggota UKM Mostaneer yang memegang lulus tes wawancara dan memegang jabatan sebagai KPU adalah :
1. Devina Fitria Teknik Informatika 2018 (Anggota Mostaneer) 
2. Etia Rosalina Teknik Informatika 2018 (Anggota Mostaneer) 
3. Ahmad Faris Teknik Informatika 2019 (Anggota Mostaneer) 
4. Devita Sari Teknik Sipil 2019 (Anggota Mostaneer)

Sedangkan daftar nama Panitia Pengawas (Panwas) Pemira FT adalah :
1. Karina Agustin Teknik Informatika 2018 (Anggota mostaneer) 
2. Ahmad Rizki Maulana Nasution (Anggota Mostaneer) 
3. Alfia Putri Aprilia Teknik Sipil 2019 (Anggota Mostaneer) 

Seluruh oknum-oknum terkait dinilai menyalahgunakan kekuasaan sebagai Komisi Penyelenggara dan Panitia Pengawas pemira FT 2022. Karena menurut TAP KPU Nomor 30/TAP/KPU/FT/KBM/UNIB/2022 seharusnya pendaftaran  bakal calon (balon) gubernur dan wakil gubernur sudah ditutup pada tanggal 15 Maret 2022 namun diabaikan oleh KPU dan memutuskan perpanjangan pendaftaran hingga 18 Maret 2022.

Perpanjangan ini membuat pasangan Abdul Hamid - Sella Oktaviani berhasil mendaftar sebagai Balon Gub dan Wagub pada pemira FT 2022. Setelah ditelusuri ternyata pasangan balon ini berasal dari organisasi yang sama dengan KPU dan Panwas. Kecurigaan dari para pimpinan ormawa semakin menjadi-jadi. 

"Mereka sudah seperti politik partai saja di dalam kampus ini. Diam-diam menyiasati proses pemira untuk menaikkan calon dari partai mereka. Pantas saja di tunda-tunda pemira ini, soalnya mau naikin calon dari mereka,"ujar mahasiswa yang tak ingin disebutkan identitasnya kepada awak media, Selasa (19/4).

Karena dinilai melakukan kecurangan, para pimpinan ormawa melakukan protes sejak akhir Maret lalu hingga Rabu (20/4/22) sore. Buah dari hasil protes tersebut membuahkan hasil keluarnya Berita Acara yang berisi poin-poin sebagai berikut :
1. KPU FT KBM UNIB menyelesaikan permasalahan surat keputusan legislatif yang telah terpilih sampai selesai. 
2. KPU FT KBM UNIB menyelenggarakan pemungutan suara PEMIRA EKSEKUTIF di FT secara offline. 
3. KPU FT KBM UNIB tetap menjalankan timeline pemira eksekutif sesuai ketetapan KPU FT KBM UNIB No : 30/TAP/KPU/FT/KBM/UNIB/2022
Jika di dalam Pemilihan Umum seharusnya tim yang memegang wewenang sebagai KPU dan Panwas adalah bagian dari mahasiswa yang menjadi penengah dan mengawasi keabsahan pemilihan, ini tidak dilihat dari pemira FT. 

Sayangnya, pertemuan ini terindikasi upaya intervensi dari pihak kemahasiswaan FT. Beberapa jam setelah keluarnya berita acara tersebut, Pimpinan Ormawa dikirimi undangan via pesan whatsapp oleh Wakil Dekan Kemahasiswaan, Basperi, S.T, M.T yang berisi pesan seperti berikut :

"Assalamualaikum wr wb...
Undangan : Rapat Koordinasi Ketua Hima, Ketua Ormawa, Kpu dan Panwas.
Sehubungan dengan Pemira FT UNIB yang saat ini sedang dilaksanakan, Diharapkan kehadirannya pada Kamis, 21 April 2022 pukul 10.00 wib di Ruang Rapat Senat FT UNIB Agenda Membahas Pemira FT Unib," ujar isi pesan whatsapp Basperi, Wakil Dekan III Fakultas Teknik UNIB. 

Pesan whatsapp tersebut hanya ditujukan hanya kepada ketum-ketum dan tidak boleh diwakilkan. Pihak mahasiswa berharap tidak akan ada intervensi dari Wakil Dekan Kemahasiswaan terkait Pemilihan Raya Fakultas Teknik. (bks)