Beradaptasi dengan Kehidupan "Normal Baru" dalam Pandemi Covid-19

Chici Agustin

Oleh: Chici Agustin (Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bengkulu)
 

Pandemi virus corona (Covid-19) belum menunjukkan tanda tanda akan berakhir, tidak dalam skala global dan juga di Indonesia. Melalui berbagai prediksi, ada yang menyebutkan bahwa wabah ini akan berada pada puncaknya saat ramadan dan mulai menurun pada awal juni. Hal ini tentu masih dipertanyakan karena prediksi tersebut merupakan hasil yang ditinjau dari perkembangan virus corona covid-19 setiap harinya dikarenakan Indonesia justru baru mulai memasuki masa-masa tersulit, di mana jumlah pasien positif virus corona terus bertambah setiap harinya. Dilansir dari update virus corona di Indonesia total jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) telah mencapai 16.006 pasien pada Kamis, 14 Mei 2020. Angka ini sesuai dengan data yang diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Kamis sore dan merupakan update terbaru per pukul 12.00 WIB.

Pemerintah sudah menerapkan Social distancing terhitung sejak awal Maret 2020, hingga pada saat ini yang sedang hangat diberitakan adalah penerapan PSBB dibeberapa daerah. Hal ini menjadi salah satu dampak nyata yang dirasakan oleh semua orang terhadap adanya wabah ini. Memaksa semua orang memiliki kebiasaan baru untuk lebih ketat dalam hal kebersihan dan menahan diri dari berbagai macam aktivitas diluar rumah, tentu ini bukanlah hal yang mudah. Apalagi semuanya wajib beradaptasi sampai pada waktu yang tidak ditentukan. Dengan melakukan imbauan Pemerintah untuk bekerja dan melakukan berbagai kegiatan dari rumah mungkin akan membuat sebagian dari kita menemukan zona nyaman. Tetapi tidak baik tentunya untuk berada di zona nyaman pada waktu yang lama.

Dalam menghadapi situasi seperti sekarang ini apakah kita harus berdiam diri dirumah selamanya atau haruskah kita merubah tatanan kehidupan. Sejarah membuktikan bahwa eksitensi manusia lebih dominan daripada makhluk hidup lainnya. Kita memiliki akal, akal adalah alat dalam mencari, mengumpulkan maupun mendistribusikan ilmu pengetahuan. Untuk itu persiapkan tenaga dan pikiran terbaik kita untuk menghadapi situasi saat adanya pandemi virus corona ini. Kita harus memikirkan bagaimana langkah yang harus kita ambil jika pandemi virus corona Covid-19 ini belum juga berakhir?

Kita harus mengubah gaya hidup kita dengan melakukan aktivitas seperti biasa namun tetap dengan mematuhi aturan dari pemerintah dengan tetap menerapkan social distancing. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk melakukan perubahan besar-besaran, sudah waktunya kita beradaptasi dengan kehidupan dengan pola dan gaya hidup baru seperti sekarang ini. Pada sebagian anggota masyarakat yang biasa bekerja pada sektor public mungkin muncul rasa bosan karena harus beraktivitas dan mengerjakan pekerjaan di rumah selama pandemi corona COVID-19, namun disisi lain ada bagusnya juga. Misal, lalu-lintas tak sepadat pada masa sebelum adanya pandemi, permukiman tak sepi di siang hari, atau kebersamaan dalam keluarga jadi lebih erat karena penghuni rumah beraktivitas di dalam rumah. Dari sini kita bisa melihat sisi positif dari adanya wabah ini.

Selain itu, untuk para pemilik hotel bisa menjadikan hotel Anda yang sepi karena dampak pandemi ini sebagai tempat isolasi mandiri. Anda berikan jaminan kesterilannya, Anda juga bisa melatih karyawan hotel dengan prosedur baru --menjadi seperti perawat, hal ini juga bisa mengurangi tingkat pengangguran akibat maraknya PHK semenjak virus corona Covid-19 ini mewabah. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi semua orang, baik untuk orang-orang yang membutuhkan tempat isolasi maupun pemerintah yang saat ini sedang berusaha memberikan fasilitas terbaik untuk masyarakat. Para pemilik hotel juga bisa menawarkan ke orang-orang yang ingin isolasi mandiri. Sesama pengusaha hotel juga bisa berunding dengan moderator PHRI, mana hotel yang ingin berubah sementara. Mungkin perlu juga berkoordinasi dengan pemda setempat jika ingin menunjuk beberapa hotel sebagai asrama sementara para juru rawat dan tenaga medis. 

Para petani juga bisa melakukan perubahan. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian. Adanya wabah ini justru pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan panganan yang sehat bisa dengan mulai menanam buah dan sayur, serta bisa mengajak masyarakat yang lain terutama yang hidup di kota untuk mulai menanam sayur di pot-pot.

Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Melalui 3 pilar penyuluhan, pelatihan dan Pendidikan bisa terus mengoptimalkan SDM Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor.  Penyuluh pertanian justru makin optimal dalam kondisi ini, karena dalam menyampaikan penyuluhan tidak hanya materi penyuluhan saja yang diberikan namun disampaikan juga informasi-informasi penting tentang penyebaran virus corona Covid-19, bagaimana pencegahannya dan apa yang harus dilakukan apabila sudah ada indikasi suspect penularan virus.

Perubahan yang sama juga bisa di lakukan oleh toko-toko seperti Indomaret dan Alfamart dengan memperbanyak menyediakan barang-barang yang dibutuhkan saat ini. Hal ini akan sangat membantu mengingat bahwa pada masa pandemi ini banyak sekali barang-barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Untuk para pengusaha restoran dapat meningkatkan pesan-antar makanan ke rumah demi menghindari kerumunan di rumah makan atau restoran. Banyak restoran hanya melayani jasa take away atau pesan antar. Para pengusaha dan pelayan-pelayan restoran juga bisa membuka usaha layanan kirim makanan, sayur, menu-menu makan lainnya dengan membagi beberapa tim ada tim yang masak, ada tim yang posting di instagram, ada tim yang antar makanan. Karyawan bisa dialihkan ke divisi “baru” yang dibentuk setelah ada perubahan strategi. Alih-alih PHK, karyawan masih dapat berkontribusi untuk membantu perusahaan melewati masa krisis.

Para orangtua juga bisa mengajarkan anak-anak mereka untuk mengubah gaya hidup baru, bisa dengan mengajak anak untuk menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Pola hidup sehat lain yang bisa diajarkan kepada anak adalah tentang pentingnya menjaga asupan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Termasuk juga berolahraga, berada di rumah bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Tetapi bisa juga melakukan olahraga di rumah. Orang tua perlu memberi tahu anak bahwa menjaga pola hidup sehat tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mampu melawan virus corona Covid-19. 

Kemudian, untuk menjaga kebersihan diri, anak perlu diajak untuk membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan rutin mencuci tangan untuk menghilangkan virus dari tangan. Selanjutnya, anak juga perlu diberi tahu perlunya memakai masker ketika sakit atau pergi ke luar jika memang dibutuhkan. Sementara itu, selain perlu memberi tahu anak tentang cara menerapkan pola hidup sehat, orang tua juga harus bisa memberikan contoh serupa sehingga anak termotivasi untuk mengikutinya..

Ini artinya kita harus melakukan penyesuaian dengan kehidupan “normal baru” dengan cara berdamai dengan virus corona ini. Kita juga bisa melihat banyak sisi positif contohnya  meningkatnya pola hidup sehat diantaranya selalu mencuci tangan, menggunakan masker dan menjaga jarak dari kerumunan selama melakukan aktivitas. Virus corona Covid-19 ini memang belum ada anti-virusnya, tapi kita bisa mencegah. Artinya jangan menyerah, hidup berdamai dalam penyesuaian kehidupan yang disebut kehidupan “normal baru”. 

Di tempat-tempat publik kini selalu tersedia wastafel pencuci tangan ataupun hand sanitizer. Masyarakat yang memasuki gedung harus melalui screening suhu tubuh, beberapa harus disemprot disinfektan. Bagi pekerja di bidang jasa pelayanan seperti mini market hingga bank, kehidupan “normal baru” berarti melayani  dengan menerapkan physical distancing—jaga jarak fisik. Dan tentunya penggunaan masker menjadi pemandangan lumrah di ruang publik, mulai dari pengguna kendaraan bermotor, pekerja kantoran, pedagang kaki lima hingga pemulung. 
Hal-hal tersebut dapat kita lakukan, tentu saja dengan tetap mengutamakan kesehatan. Perubahan gaya hidup selama pandemi virus corona Covid-19 ini mau tidak mau akan menjadi kebiasaan bagi kita semua sampai waktu yang tidak ditentukan, oleh karena itu kita perlu beradaptasi dengan kebiasaan baru dan pola hidup yang baru. Jika kita menganggap bahwa adanya wabah virus corona ini menjadikan aktivitas kita terbatas maka selamanya kita akan merasa tertekan dengan situasi yang seperti ini. 

Untuk itu sekarang waktunya kita bersama-sama menghadapi virus corona, kita harus membuktikan bahwa adanya pandemi ini justru membuat kita mengubah pola dan gaya hidup yang lebih baik. Dengan tetap mengutamakan kesehatan, kita semua bisa membuktikan bahwa banyak hal baik yang masih bisa kita lakukan, tidak terbatas, dan juga tidak kalah dengan wabah virus corona tersebut. Yang perlu kita pikirkan sekarang adalah bagaimana tetap menjalani kehidupan seperti biasanya walaupun kehidupan normal baru kita tak pernah sama lagi. Kondisi “normal baru” akan terus berlangsung sampai ada vaksin atau obat untuk menghentikan virus korona karena sekarang kehidupan sehari-hari manusia mau tak mau harus hidup berdampingan dengan virus korona, kita harus membiasakan diri dan mulai beradaptasi, tentu saja tetap dengan harapan yang besar bahwa masa pandemi ini pasti akan berakhir.