WhatsApp Menjadi Obat Bagi Penjual Jamu, Beralih ke Bisnis Daring Membantu Tingkatkan Penjualan yang Menurun 

Penjual jamu

Padang, Bengkulutoday.com - Pedagang pasar tradisional yang umumnya bergantung pada penjualan tatap muka menjadi salah satu pihak paling terdampak akibat pandemi ini.

Salah satu pedagang tersebut adalah Mbak Pur, 52 tahun, yang berjualan jamu di Pasar Lubuk Begalung, Padang, Sumatra Barat. Berjualan jamu adalah satu-satunya sumber penghasilan Mbak Pur yang telah ia jalani sejak duduk di bangku SMP. Ia belajar membuat jamu sembari membantu ibunya berjualan jamu, dan hingga saat ini, ia masih menggunakan resep yang sama. 

Ketika pandemi melanda tahun lalu, penjualannya menurun drastis. “Rasanya sulit sekali, hingga seringkali saya merasa ingin menangis,” kata Mbak Pur. “Namun saya terus memutar otak untuk memikirkan apa yang bisa saya lakukan untuk bertahan. Akhirnya saya mengubah strategi saya dan mulai mencoba berjualan jamu secara daring. Ternyata berhasil dan sekarang penjualan sudah mulai membaik lagi.” 

Mbak Pur adalah salah satu dari 1.050 pedagang pasar di Indonesia yang telah menyelesaikan pelatihan digital gratis dari Program Pasar JuWAra. Program ini diinisiasi oleh WhatsApp dan UKM Indonesia untuk membekali para pedagang pasar tradisional seperti Mbak Pur dengan pengetahuan untuk memanfaatkan sarana digital seperti WhatsApp Business. 

Sebelum mengetahui tentang pelatihan Pasar JuWAra, ia harus mengandalkan promosi dari mulut ke mulut untuk tetap bertahan. Ia sering meminta teman dan keluarganya untuk mempromosikan produk jamu yang ia jual serta khasiatnya. Perempuan yang masih muda menjadi salah satu sasaran utama Mbak Pur. Ia gencar mempromosikan jamu kunyit asem yang dipercaya berkhasiat bagi kesehatan perempuan, terutama kala datang bulan. 

Kondisi perekonomian Mbak Pur perlahan bangkit dengan berjualan jamu kunyit asem, tapi ia kembali menghadapi tantangan lain. Harga kunyit dan rempah-rempah yang dibutuhkan untuk membuat jamu tersebut melonjak naik, bahkan kadang persediaan bahan pun langka. Hingga hari ini, harga kunyit di daerahnya masih fluktuatif. “Saya berkata pada diri saya untuk mencari cara, jadinya saya mulai menanam rempah-rempah saya sendiri di rumah agar tidak harus bergantung pada harga pasar,” ucapnya. 

Mbak Pur mengikuti Program Pasar JuWAra dengan niat ingin bertemu orang baru dan untuk mempromosikan produknya. Siapa sangka, pelatihan yang mudah dan menyenangkan, membuatnya serius menjalani pelatihan. Ia berlatih mempraktikkan apa yang ia pelajari selama pelatihan tersebut dan menerapkannya. Ia belajar cara mengambil foto produk yang menarik bagi pembeli, menggunakan berbagai fitur yang tersedia di WhatsApp Business, serta cara efisien melayani dan bertransaksi dengan pelanggan melalui WhatsApp. “Fitur Balasan Cepat benar-benar membantu pelanggan saya merasa dilayani dengan baik, dan saya juga jadi bisa menghemat banyak waktu,” cerita Mbak Pur. 

Kini memasuki tahun kedua pandemi, pendapatan Mbak Pur berangsur pulih bahkan meningkat dari sebelumnya berkat pemanfaatan sarana digital. Ia juga percaya pandemi ini semakin menyadarkan banyak orang untuk menjaga kesehatan mereka, terutama dengan mengonsumsi bahan-bahan alami untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

Program Pasar JuWAra yang diadakan oleh WhatsApp dan UKM Indonesia telah melatih 1.050 pedagang dari 56 pasar tradisional yang tersebar di 20 kota Indonesia. Program ini dirancang agar pedagang yang telah menerima pelatihan dapat mengajari rekan-rekan pedagang di sekitar mereka tentang cara menggunakan WhatsApp Business untuk meningkatkan penjualan mereka. Di Padang, Program Pasar JuWAra telah diadakan di Pasar Lubuk Begalung, Pasar Raya Padang, dan Pasar Lubuk Buaya.          

“WhatsApp telah menjadi mitra kami sejak lama karena kami berbagi visi yang sama untuk memberdayakan UMKM di Indonesia. Kini, kami bermitra kembali untuk menghadirkan pelatihan ini bagi para pedagang pasar di pelosok Indonesia yang terdampak pandemi. Saat ini, kita tidak harus memiliki komputer untuk berjualan secara daring. Cukup dengan aplikasi yang mudah digunakan seperti WhatsApp Business sudah bisa membantu para pedagang berkembang bahkan di tengah pandemi,” kata Dewi Meisari, Project Leader UKM Indonesia. 

Sebagai tambahan, WhatsApp menggandeng influencer lokal di Padang, Febrii Hikaru, untuk bantu mempromosikan pameran virtual di akun Instagram UKM Indonesia yang digelar mulai dari 3 Mei 2021 kemarin. Pameran virtual ini menampilkan beberapa profil pedagang yang telah mengikuti pelatihan dan telah berhasil memanfaatkan WhatsApp Business. Harapannya, Febrii dan pameran virtual ini dapat membantu mendatangkan pelanggan baru bagi para pedagang Pasar JuWAra.

“WhatsApp sangat peduli terhadap UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Kami berharap Program Pasar JuWAra kami dengan UKM Indonesia dapat mempercepat pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi,” kata Esther Samboh, Manajer Kebijakan Publik WhatsApp untuk Indonesia.  

WhatsApp meluncurkan aplikasi gratis WhatsApp Business yang khusus didesain untuk membantu para pelaku UMKM pada 2018 lalu. Aplikasi ini menawarkan fitur-fitur seperti Balasan Cepat, Katalog, Keranjang, dan Pesan Otomatis untuk membantu pelaku UMKM memberikan layanan pelanggan yang lebih baik dan memudahkan transaksi mereka. Saat ini, ada lebih dari 175 juta orang berkirim pesan ke akun WhatsApp Business setiap harinya.