Utamakan Gotong Royong dan Kebersamaan Menghadapi Pandemi Covid-19

Foto Ilustrasi

Oleh: Tika Putri 

Pandemi Covid-19 belum memperlihatkan tanda-tanda mereda. Secara global jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus bertambah dan sudah melampaui 15 juta orang yang terinfeksi. Begitu pun yang terjadi di Indonesia, beberapa hari terakhir penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia setiap hari tidak kurang dari 3.000 orang.

Dampak pandemi Covid-19 mencakup hapir seluruh sektor kehidupan termasuk masalah ekonomi, seperti terganggunya negiatan produksi, distribusi, dan konsumsi terganggu. Sektor riil paling terdampak pandemi Covid-19, yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan penopang perekonomian Indonesia. 

Sebanyak 47 persen UMKM terkena dampak pandemi Covid-19 dengan rincian ada sekitar 60,6 juta UMKM yang sudah terhubung dengan lembaga pembiayaan formal dan 23 juta KUMKM (Koperasi - UMKM) yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan atau perbankan. Jumlah tersebut bukan merupakan angka yang kecil, sehingga sangat berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi nasional.

Kini masalah yang dihadapi adalah bagaimana memulihkan ekonomi di tengah ancaman Covid-19. Kehidupan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) menjadi satu pilihan dan sebuah keniscayaan, AKB, masyarakat perlu beradaptasi dengan mematuhi protokol kesehatan (memakai masker, sering mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan) baik di dalam rumah maupun 
di tempat publik.

Dengan kebijakan AKB, masyarakat seolah-olah kembali dengan kehidupan normal, memulai kembali aktivitas sosial, dan ekonomi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan tersebut. Roda ekonomi mulai berdenyut. Namun, di sisi lain, justru jumlah kasus Covid-19 semakin melonjak. 

Kebersamaan dan Gotong Royong

Tentu saja beban negara semakin berat menghadapi krisis kesehatan sekaligus krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 ini. Pemerintah sudah mengambil langkah dan mengeluarkan kebijakan termasuk menerbitkan Perppu No. 1 Tahun 2020 yang sudah disetujui DPR menjadi undang-undang dalam rangka mengatasi permasalah tersebut.

Namun, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Seluruh elemen masyarakat harus berperan serta membantu pemerintah untuk keluar dari krisis kesehatan dan ekonomi ini. Dengan kata lain, seluruh elemen masyarakat harus mempunyai kepedulian dan kesadaran kolektif yang solid dan kuat untuk bersama-sama berupaya mengatasi pandemi Covid-19 dan segala dampaknya.

Kepedulian dan kesadaran kolektif bangsa Indonesia inilah yang semestinya melahirkan kebersamaan dan gotong royong saling bahu membahu menekan penyebaran Covid-19 sekaligus memulihkan ekonomi.

Sejak dulu semangat kebersamaan dan gotong royong sudah menjadi modal sosial bangsa Indonesia. Bahkan jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Nilai gotong royong inilah yang dirasakan dan diperoleh Bung Karno ketika merenung di bawah pohon Sukun, di sebuah taman ketika diasingkan ke Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada 1934 - 1939.

Kini taman itu dikenal dengan Taman Renungan Bung Karno atau sering disebut Taman Renungan Pancasila. Di taman itulah, Bung Karno merenungkan tentang Pancasila. Bung Karno menggali dan menangkap nilai-nilai yang inheren dalam pribadi masyarakat Indonesia.

Kiranya energi positif kebersamaan dan gotong royong sebagai karakter asli bangsa Indonesia ditumbuhkan lagi dan terus dikembangkan untuk menghadapi krisis kesehatan dan krisis ekonomi atas dampak pandemi Covid-19. Inilah momentum memupuk kebersamaan, gotong royong, solidaritas, saling menguatkan, dan toleransi.

Tanggal 28 Oktober besok, bangsa Indonesia akan memperingati Hari Sumpah Pemuda, maka melalui semangat Sumpah Pemuda itu, mari tingkatkan peran generasi muda melawan penyebaran pandemi Covid-19 dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.

Semangat Sumpah Pemuda, semangat bergotong royong, saling berbagi, membantu, dan meringankan beban sesama saudara sebangsa dan setanah air, seperti berbagi makanan, sembako, menggerakkan sektor informal. Mematuhi protokol kesehatan (menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan) juga bagian dari kebersamaan dan gotong royong mengatasi pandemi Covid-19.

Tanpa disiplin dan gotong royong mematuhi aturan dan kebijakan, maka kita tidak dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Oleh karenanya, perlu ditumbuhkan kesadaran kolektif bahwa kita semua senasib sepenanggungan dalam menghadapi pandemi Covid-19.

(Ketua Forum Pegiat Media Sosial Independen Regional Kota Depok)