Tol Laut Papua Memberikan Dampak Positif bagi Masyarakat

Foto Ilustrasi

Oleh : Abner Wanggai 

Keberadaan tol laut membawa efek positif bagi masyarakat. Mereka bisa berkendara dengan lebih fleksibel sejak ada tol yang istimewa ini. Selain itu, setelah ada tol laut, harga barang penting seperti semen menurun, karena biaya transportasi juga turun. Sejak trailer pengangkutnya bisa melewati tol laut.

Tol laut adalah jalan bebas hambatan yang unik, karena berada di atas laut. Pembangunan tol ini digenjot oleh pemerintah, karena keberadaannya sangat dibutuhkan masyarakat. Sebagai infrastruktur penting untuk memperlancar transportasi, dan juga mempermudah distribusi barang-barang dari Jayapura ke kota lain, dan sebaliknya.

Wisnu Handoko, Direktur Lalu Lintas dan Angkatan Laut Kemenhub menyatakan ada 23 trayek tol laut pada tahun 2020. Sehingga mempermudah pengiriman barang sampai ke pelosok Papua. Menurutnya, dengan adanya tol laut, harga barang-barang juga bisa turun hingga 30%, karena biaya transportasi yang lebih murah.

Buktinya, harga semen di wilayah Papua bisa turun hingga 28%. Di wilayah pegunungan Papua, harga semen bisa mencapai 500.000 per sak. Namun sejak ada tol laut, harganya bisa ditekan sehingga berkisar 300.000-an saja per saknya. Jika harganya bisa turun, maka sangat bermanfaat bagi warga sipil Papua, karena mereka bisa menghemat pengeluaran.

Turunnya harga ketika ada tol laut, karena tak perlu mengirim via pesawat terbang. Dulu di Papua memang mengandalkan transportasi via udara, karena wilayahnya ada yang hutan dan pegunungan. Namun harga avtur makin tinggi, sehingga ongkosnya ikut naik, dan berimbas pada harga yang menggila.

Namun sekarang pengirimannya bisa melalui tol laut, dan bisa menekan harga barang. Selain itu, rute pengirimannya sampai ke wilayah terjauh seperti Merauke. Sehingga masyarakat di sana bisa menikmati sembako karena stoknya selalu tersedia, berkat pengiriman via tol laut. Harganya juga terjangkau kantong mereka.

Jika harga barang turun maka akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Mereka tak perlu bingung karena harus membeli beras atau sembako lain dengan harga mahal. Namun bisa membelinya dengan harga yang wajar. Sehingga tak ada keluhan, bahwa harga barang di Papua mencekik leher, jauh lebih mahal daripada di Pulau Jawa.

Yahya Kuncoro, Direktur Usaha dan Angkutan Barang Tol Laut menyatakan bahwa PT Pelni mengajak seluruh pemerintah daerah untuk memanfaatkan tol laut. Sehingga distribusi barang ke wilayah 3T (tertingggal, terdepan, dan terluar perbatasan) merata. Ia mengajak pemda untuk memasarkan produk unggulan petani, hingga ke daerah pelosok seperti ujung Papua.

Pemerataan distribusi ini sangat penting, agar masyarakat di Papua juga bisa menikmati barang-barang kiriman dari Jawa dan pulau lain, dengan harga yang terjangkau. Mereka tak akan kesulitan lagi mendapatkan beras dan hasil bumi lain, karena tak semua tanaman bisa tumbuh di Bumi Cendrawasih. Penyebabnya karena faktor tanah dan iklim yang berbeda.

Ketika transportasi antar pulau bisa lancar dengan adanya tol laut, maka tak hanya menguntungkan rakyat Papua. Namun juga masyarakat di pulau lain. Mereka bisa menikmati sagu asli Bumi Cendrawasih dan hasil bumi lain dengan harga yang lebih terjangkau.

Harga barang yang terjangkau ketika dikirim via tol laut terjadi karena pada 2020 lalu ada subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Pada 2021, sedikit demi sedikit subsidinya dipangkas, namun harga yang harus dibayar saat lewat tol laut dijamin masih terjangkau. Sehingga tidak akan memberatkan masyarakat dan pengusaha yang memanfaatkannya.

Adanya tol laut di wilayah Papua sangat menguntungkan masyarakat, karena transportasi jadi lancar. Selain itu, distribusi barang-barang juga lebih mudah, karena menjangkau sampai wilayah yang amat jauh seperti Merauke. Akan ada pemerataan pengiriman sembako dan barang lain, sehingga terjadi azas keadilan di Papua.

(Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta)