Tim Kajian Epidemologi dan Imunologi Covid- 19 Rekomendasikan Rapid Test Massal

Foto bersama usai rapat

Bengkulutoday.com - Tim Kajian Epidemiologi dan Imunologi Covid-19 Provinsi Bengkulu membahas  langkah-langkah strategis percepatan penanggulangan Covid-19 di Provinsi Bengkulu. Kajian tersebut dipaparkan dalam rapat bersama Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bertempat di Gedung Daerah Balai Raya Semarak Bengkulu, Kamis (4/6).

Ada beberapa rekomendasi yang disampaikan, diantaranya adalah pelaksanaan rapid test secara massal untuk screening dengan cara sweeping pada kelompok-kelompok yang berisiko tinggi, meliputi seluruh nakes di rumah sakit, dinas kesehatan maupun puskesmas. Termasuk kepada aparat polisi, pejabat publik, ulama, termasuk pedagang pasar yang notabennya memiliki banyak interaksi.

Ada pula tentang pembagian jam kerja (shift) bagi nakes yang selama ini 8 jam perhari akan dikurangi menjadi 6 jam dan dibagi menjadi 4 shift dalam sehari. 

“Setalah kami kaji ternyata shift delapan jam sehari itu terlalu lama, apalagi mereka mengenakan alat pelindung diri, tentu ini beresiko bagi tenaga medis. Karenanya, kami mengusulkan pengurangan jam kerja, tapi shiftnya ditambah,” ungkap Ketua Tim Ahli Percepatan Penanggulangan Wabah Covid-19 Provinsi Bengkulu Tonny Cortis Maigoda.

Pihaknya juga membahas rencana pemberian sanksi bagi yang tidak menggunakan masker. Agar protokol kesehatan benar-benar menjadi perhatian. 

Gubernur Rohidin menyambut baik berbagai rekomendasi tersebut sebagai acuan pengambilan kebijakan Pemda Provinsi Bengkulu.

“Ini menjadi perhatian kita bersama, seperti halnya penggunaan masker yang digagas akan ada reward dan punishment ataupun pelaksanaan rapid test secara massal, hingga penambahan shift para nakes ini semua akan dicermati,” ungkap Gubernur Rohidin.

Poin yang juga ikut dibahas bersama tim ahli ini setiap kabupaten/kota harus melakukan bedah kasus harian terhadap pasien yang terkonfirmasi positif untuk dilakukan kontak tracking kepada seluruh orang yang kontak degan kasus terkonfirmasi, baik kontak serumah maupun kontak lingkungan. 

Termasuk pemeriksaan swab terhadap seluruh hasil rapid test yang reaktif dan seluruh orang yang berkontak dengan kasus konfirmasi (hasil dari kontak tracking). Bagi kasus yang konfirmasi posistif, lakukan penangannya sesuai SOP dan pastikan tidak menjadi sumber penularan kepada orang lain.