Survive Dimasa Sulit Bukan Suatu yang Rumit

Ardiansyah

Bengkulutoday.com - Ditengah situasi yang penuh keterbatasan di masa Covid-19 memang membuat langkah kaki semakin terbatas, hampir sebagian orang dipaksa untuk menahan diri di rumah, bagi sebagian mereka yang memiliki penghasilan tetap tentu kondisi ini dirasa tidak begitu pengaruh terhadap kondisi perekonomian keluarga karena setiap bulan mereka masih mendapatkan pendapatan dari tempat mereka bekerja dengan penerapan work from office ( WFO ) dan work from home ( WFH ), namun demikian ada juga yang memanfaatkan moment ini untuk menambah penghasilan meski hanya berada dirumah melalui kreatifitas yang dimilikinya.

Bagi mereka yang memiliki penghasilan tidak tetap atau bekerja serabutan tentu mereka harus bisa survive selama masa pandemi ini berlangsung. Oleh karena itu, memiliki penghasilan tambahan tentunya diinginkan banyak orang, apalagi di tengah pandemi COVID-19.

Pandemi ini memaksa kita semua untuk bisa bertahan dari segala macam cobaan, baik dari segi ekonomi maupun aktifitas sosial lainnya. Selama pandemi banyak masyarakat yang terdampak seperti terganggunya penghasilan keluarga. Oleh karenanya usaha yang bisa menghasilkan penghasilan tambahan dirasa sangat membantu perekonomian keluarga di masa pandemi ini. Salah satunya adalah mengusahakan tanaman hias dan tanaman biofarmaka.

Selama masa pendemi khususnya dibeberapa bulan terakhir berdiam diri dirumah menimbulkan kejenuhan yang luar biasa, hanya dawai dan televisi yang menjadi penghibur diri, namun agaknya hal itu dapat menimbulkan ide bagi sebagian orang, dari hasil berselancar didunia maya melalui dawai yang dimiliki, mereka mencoba untuk berbisnis rumahan sekaligus menyalurkan hobi seperti salah satunya mengusahakan tanaman hias.

Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki nilai keindahan baik karena bentuk, warna daun, tajuk maupun bunganya, sering dipergunakan sebagai dekorasi baik di dalam ruangan ataupun luar ruangan. Tanaman ini mencakup semua tumbuhan, baik berbentuk terna, merambat, semak, perdu, ataupun pohon, yang sengaja ditanam orang sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, upacara, komponen riasan/busana, atau sebagai komponen karangan bunga.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi Bengkulu Produksi tanaman hias yang banyak diproduksi di Provinsi Bengkulu tahun 2019 adalah mawar, diikuti anggrek, edenium (kemboja Jepang), aglaonema dan gerbera (herbras). Hampir seluruh produksi tanaman hias tahun 2019 mengalami peningkatan, dan peningkatan paling besar yaitu produksi tanaman hias heliconia (pisang-pisangan) hingga mencapai 433 tangkai dan tanaman hias aglaonema meningkat sebesar 347 pohon. Angka ini tentunya mengalami perubahan dimasa pandemi ini, hal ini terlihat semakin maraknya bisnis tanaman hias di beberapa bulan terakhir ini.

Selain mengusahakan tanaman hias bisnis yang mungkin bisa dikatakan naik daun adalah mengusahakan tanaman obat-obatan (tanaman biofarmaka), hal ini bisa dikatakan lumrah karena di masa pandemi ini pemerintah menganjurkan bagi setiap orang untuk menjaga kesehatan tubuh, selalu menjaga kondisi imunitas tubuh, pilihan menggunakan ramuan-ramuan herbal untuk kesehatan tubuh lebih disukai bagi sebagian orang, hal inilah yang mendorong orang untuk menggeluti bisnis tanaman biofarmaka.

Tanaman biofarmaka merupakan tanaman yang bermanfaat untuk obat-obatan, kosmetik dan kesehatan yang dikonsumsi atau digunakan dari bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, buah, umbi (rimpang) ataupun akar. Dari catatan BPS Provinsi Bengkulu terlihat empat komoditas tanaman biofarmaka terbanyak di produksi diprovinsi Bengkulu tahun 2018-2019 yaitu komoditas jahe, kunyit, laos/lengkuas dan kencur.

Dengan komoditas jahe paling tinggi produksinya dibandingkan komoditas lain. Produksi tanaman kunyit mengalami penurunan sebesar 16,56 ton atau 0,40 persen, sedangkan tanaman laos/lengkuas menurun sebesar 44,13 ton atau turun sebesar 1,90 persen dan kencur menurun sebesar 264,02 ton atau turun 35,09 persen jika dibandingkan dengan tahun 2018.

Komoditas tanaman biofarmaka lain yang mengalami peningkatan tahun 2019 yaitu lempuyang, mahkota dewa, mengkudu/pace, temukunci, temuireng, lidah buaya dan sambiloto. Adapun produksi tanaman biofarmaka lainya tahun 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu temulawak, kapulaga, keji beling dan dlingo/dringo. 

Peluang usaha dari mengusahakan tanaman hias dan tanaman biofarmaka agaknya menjadi pilihan yang cukup bisa diperhitungkan  dimasa sekarang terlebih  belum satu pihakpun mengetahui kapan akan berakhirnya masa pendemi Covid-19.

Peluang ini merupakan peluang bisnis terlebih sekarang lagi healthy lifestyle dengan menggunakan bahan back to nature. Memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar rumah baik pemanfatan lahan pekarangan ataupun pemanfatan media tanam yang sederhana bisa menjadi penunjang untuk mengusahakan peluang usaha ini, selain bisa membantu dalam hal penambahan keuangan keluarga juga dapat mendukung seruan pemerintah dalam menciptakan perilaku gaya hidup sehat sehingga ‘awareness’ menuju hidup sehat menjadi lebih tinggi. Dan satu hal yang tak kalah pentingnya meski di masa pandemi kita tidak boleh menyerah dengan keadaan, meskipun sulit kita terus berupaya untuk survive dan tetap berdiri tegap menghadapi terjangan Covid-19. 

 Penulis: Ardiansyah (ASN pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Seluma)