Survei Terbaru, Popularitas-Elektablitas Rohidin Unggul

Rilis hasil survei

Bengkulutoday.com - Pemilihan Gubernur Bengkulu bakal digelar 23 September 2020. Sejumlah nama sudah bermunculan sejak beberapa bulan terakhir. Nama-nama tersebut, selain mulai melakukan pengenalan diri juga berusaha untuk mendongkrak tingkat popularitasnya kepada publik.

Dalam konferensi pers Diaspora Reseacrh Strategi yang merupakan lembaga riset, diperoleh data hasil survei terkini terkait peta politik pilkada gubernur di Bengkulu. 

"Survei yang dilakukan pada 2-7 Maret 2020 di Provinsi Bengkulu tersebut melibatkan 700 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage rondom sampling) dengan margin of error kurang lebih 3,75 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Populasi survei adalah seluruh warga Bengkulu yang berumur 17 tahun atau lebih atau sudah menikah," kata Ahmad Aprianto, Peneliti Lembaga Survey Diaspora di Hotel Mercure Bengkulu, Minggu (15/3/2020).

Hasil survei pertama yakni memotret dukungan terkini masyarakat Benngkulu, terhadap sejumlah nama yang diuji. 

Popularitas
1. Rohidin Mersyah : 79,1
2. Agusrin M Najamudin : 76,4
3. Helmi Hasan : 64,8 persen
4. Ahmad Hijazi : 57,1 persen
5. Imron Rosyadi : 56,6 persen
6. Izda Putra : 38,5 persen
7. Ferry Ramli : 37,5 persen

Untuk nama-nama lain, berada dibawah 30 persen.

Elektabilitas
1. Rohidin Mersyah : 20,6 persen
2. Agusrin M Najamudin : 16,2 persen
3. Helmi Hasan : 7,8 persen
4. Ahmad Hijazi : 4,1 persen
5. Izda Putra : 4,0 persen
6. Imron Rosyadi : 3,8 persen
7. Ferry Ramli : 2,8 persen
8. Rosjonsyah Syahili : 2,4 persen
 

nama-nama lainnya berada dibawah 2 persen, sedangkan yang belum menentukan pilihan mencapai 32,0 persen

"Peta dukungan cenderung tidak mengalami perubahan signifikan ketika dilakukan simulasi dengan menguji 7 nama. Rohidin Mersyah mendapat dukungan 21 persen, Agusrin M Najamudin 16, 2 persen, Helmi Hasan 7,8 persen, Ahmad Hijazi 4,1 persen, Izda Putra 4,1 persen, Imron Rosyadi 3,8 persen, Ferry Ramli 2,8 persen. Sebaliknya yang belum menentukan pilihan naik signifikan menjadi 40,2 persen," terang Ahmad Aprianto.

Dengan demikian, dari peta politik tersebut dapat disimpulkan hingga saat ini belum ada nama yang dominan mendapat dukungan jelang pilkada gubernur di Bengkulu. Hal ini ditunjukkan dengan selisih elektabilitas yang tidak terpaut jauh antara peringkat pertama dan kedua, yakni dikisaran 4-5 persen. Selain itu, juga ditunjukkan dengan masih tingginya pemilih yang belum menentukan pilihan mencapai 30-40 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari raihan elektablitas seluruh nama yang diuji.

Artinya, sisa waktu pelaksanaan pilkada yang masih lama, pertarungan pilkada 2020 masih sangat terbuka lebar. Setiap nama masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan dan menaikkan dukungan dari para pemilih. Semuanya tergantung dikerja dan strategi pendekatan untuk meraih simpati. 

Tidak ada nama yang dominan di pilgub Bengkulu tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kinerja inkamben yang belum maksimal mengingat waktu dan masa jabatan relatif singkat (baru definitif menjadi gubernur sejak akhir 2018), sehingga tingkat kepuasan masyarakat dibawah 50 persen. Selain itu, beberapa nama yang muncul merupakan mantan gubernur atau wali kota / bupati, sehingga rata-rata memiliki konstituten yang relatif terjaga. 

Temuan dari survei lainnya adalah munculnya nama pendatang baru, Izda Putra. Izda Putra dari hasil survei mampu meraih elektablititas 4 persen.

"Salah satu sebabnya adalah survei mendeteksi pergerakan Izda Putra yang notabene bukanlah inkumben cukup progresif dan menempati urutan ketiga dalam sosialiasi di masyarakat. Temuan ini sekaligus menyiratkan bahwa kedepan yang sangat menentukan dukungan pemilih adalah kerja keras dan sosialisasi yang maksimal dari para bakal calon gubernur," tutup Ahmad Aprianto.

Pewarta: Zainal Ariefin