Sigap! Polisi Akhirnya Tangkap Pembunuh Ibu dan Dua Anaknya di Manna

Polisi berhasil menangkap pelaku di Kota Manna, Bengkulu Selatan
Polisi berhasil menangkap pelaku di Kota Manna, Bengkulu Selatan

Bengkulu Selatan, Bengkulutoday.com - Upaya Polisi mengungkap pelaku pembunuhan ibu dan dua anaknya membuahkan hasil. Diduga pembunuh Hasnatul Laili (35 tahun), dua anaknya masing-masing Melan Miranda (16 tahun) dan Cika Ramadani (10 tahun) adalah Jamhari Muslim, yang tak lain adalah mantan suami Hasnatul Laili. 

Terduga pelaku ditangkap Polisi di Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan saat hendak keluar dari salah satu penginapan pada Senin (14/1/2019). Saat ditangkap, pelaku hendak kabur ke arah Krui, Provinsi Lampung.

Sebelum penangkapan, Polisi mendapati informasi pelaku berada di salah satu penginapan di Kota Manna. Kemudian, Polisi bergerak menuju lokasi. 

Dari pengakuan pelaku, pembunuhan awalnya memang sudah direncanakan dengan sasaran adalah Hasnatul Laili, mantan istrinya. Namun saat itu, perbuatan pelaku diketahui oleh anak korban dan akhirnya pelaku menjadi kalap dengan menghabisi nyawa kedua putri mantan istrinya.

Dari pengakuan pelaku, kedua anak mantan istrinya itu dihabisi dengan menggunakan balok dan mencekik menggunakan kabel. Usai menghabisi nyawa ketiga korbannya, pelaku sempat membawa beberapa barang berharga milik korban, diantaranya hanphone, cincin dan gelang.  Namun untuk hanphone oleh pelaku dibuang ke sungai.

Sebelumnya, peristiwa pembunuhan terjadi di rumah kediaman korban di RT 08 RW 03 Simpang Suban Air Panas, Kelurahan Talang Ulu, Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong, Sabtu (12/1/2018). Korban adalah seorang ibu rumah tangga, Hasnatul Laili (35 tahun) dan dua anaknya masing-masing Melan Miranda (16 tahun) dan Cika Ramadani (10 tahun). Ketiganya ditemukan tewas dalam kondisi bersimbah darah. Korban yang ditemukan tewas sekitar pukul 16.30 WIB.

Kronologis singkat ditemukannya ketiga korban pembunuhan itu bermula ketika saksi mata, Jamadi (40 tahun), yang merupakan kakak kandung korban datang ke rumah korban untuk mengantar pisang pada pagi hari. Saat itu, saksi mata melihat kendaraan roda empat milik korban yakni Suzuki APV Nopol BD 1667 FZ keluar dari parkiran rumah menuju kawasan Kota Curup. 

Namun saat itu saksi mata belum menyadari bahwa kendaraan roda empat milik korban itu bukan dikemudikan oleh korban melainkan diduga oleh pelaku pembunuhan. 

Saksi mengira korban sedang menuju Pasar Curup untuk berjualan seperti biasa, sebab, korban Hasnaini Laili sehari-hari berprofesi sebagai pedagang.

Saksi mata mulai curiga saat pukul 10.00 WIB menghubungi ponsel milik korban namun tidak aktif. Kemudian, sekitar pukul 16.00 WIB, saksi memutuskan mengunjungi rumah korban untuk memastikan keberadaannya. Saksi menuju rumah korban ditemani oleh adik-adik dari saksi. 

Sesampai di rumah korban, saksi mengetahui pintu rumah dalam keadaan terkunci dari dalam. Kemudian, saksi memutuskan masuk melalui pintuk samping yang mengarah ke dapur.

Betapa terkejut saat saksi memeriksa kamar belakang nampak bercak-bercak darah di tempat tidur dan lantai. Saksi kemudian menemukan korban bersama dua anaknya di dalam kamar yang terkunci gembok dari luar. Setelah didobrak, saksi kemudian mendapati ibu dan dua anaknya tersebut dalam keadaan terbaring di lantai dalam kondisi bersimbah darah dan telah meninggal dunia.

Sebelum Dibunuh, Korban Sempat Kirim Pesan "Abangg Tolongg"

Salah satu korban pembunuhan satu keluarga di Curup, Rejang Lebong sempat mengirim pesan melalui Whatsapp kepada rekannya. Dilansir dari Rmolbengkulu.com, pesan singkat itu dikirim kepada Adi (17) teman sekolah dari korban Melan Miranda (16) sekira pukul 05.00 WIB, pedan tersebut disampaikan melalui aplikasi Whatsapp.

"Dia sempat kirim pesan ke WA saya isinya minta tolong, pesannya dikirim pas jam 5 subuh," kata Adi saat mendatangi kediaman korban, Sabtu (12/1/2018).

Sebelum mengirim pesan, korban juga sempat menelpon temannya tersebut via Whatsaap, hanya saja panggilan itu tak diketahui dan kemudian mengirim pesan singkat.

Hanya saja pesan tersebut tidak langsung dibuka oleh temannya dan baru dibalas pada siang harinya yakni pukul 11.25 WIB, hanya saja Whatsapp temannya itu tak lagi aktif.

Hal senada juga diungkapkan Dinda (16) yang juga teman sekolah korban, dimana dirinya dan sejunlah temannya juga sempat menerima pesan dari korban.

"Sebelumnya dia juga pernah cerita kalau sempat diancam seseorang, kawan-kawan yang lain juga menerima pesan minta tolong," ujar Dinda sambil menangis.

Pada hari itu juga teman-teman sekolahnya sempat menanyakan keberadaan korban, lantaran korban tidak masuk sekolah dengan tanpa keterangan.

"Dia tidak sekolah keterangnya alpa, nomor WA nya juga tidak aktif lagi," pungkasnya. [Bram/PB]

NID Old
8012