Sejarawan Bengkulu Komentari Pulau Tikus Akan Diubah Jadi HD Island

Benny Hakim Bernandie
Benny Hakim Bernandie

Bengkulutoday.com - Sejarwan Bengkulu Benny Hakim Bernandie, atau yang biasa disebut Cik Ben mengritik wacana Pemerintah Kota Bengkulu mengganti nama Pulau Tikus dengan nama HD Island. Menurut Cik Ben, merubah nama Pulau Tikus jelas melukai perasaan anak negeri di Bengkulu. "Banyak kenangan dan ceritera moyang anak negeri di pulau itu, belum lagi pelintasan sejarah kolonial zaman Kolonial Belanda yang pernah singgah di Bengkulu," urai Cik Ben.

pULAU TIKUS
Pulau Tikus (Foto : Liputan6.com)

Selain wacana mengganti nama pulau, Pemerintah Kota Bengkulu juga berencana akan melakukan reklamasi Pulau Tikus. Infonya, Pemkot Bengkulu menganggarkan Rp 7 miliar ditahun anggaran 2019 nantinya untuk reklamasi Pulau Tikus.

"Pulau Tikus sebagai pulau terluar kota dan areal sekitarnya, tempat nelayan kota, Bengkulu Tengah dan Seluma untuk berkumpul mencari ikan dari zaman dahulu.
 Reklamasi itu dapat menghilangkan  biodata laut seperti ikan dan lobster dan rawan merusak terumbu karang. Habitat Penyu atau Katung sebutan anak Negeri Bengkulu, nantinya akan lenyap," urai Cik Ben.

Lanjutnya, Pulau Tikus itu tercatat di peta abad 15 Masehi, namanya Pulla Tikus (Pulau tikus). Koloni Inggris pernah membuat Kamp di Pulau tikus itu, untuk memantau, mengantisipasi masuknya pasukan Prancis ke areal barat Sumatera. Salah satunya dapat kita kutip pernyataan Brenton halaman 219 di buku Brenton, Edward Pelham (1823). The Naval History of Great Britain 
“Pada tanggal 2 Januari 1794 pasukan ini melewati Singapura dan memasuki Selat Malaka , berlayar ke timur untuk mencari perampok Prancis. 

"Ketika skuadron Inggris melakukan perjalanan di sepanjang pantai utara Sumatra, dua privateer Perancis menyerang pos perdagangan Perusahaan India Timur di Bencoolen di pantai selatan. Para privateers adalah 30-gun Vengeur di bawah Kapten Corosin dan 26-gun Résolue dibawah Kapten Jallineaux, dan pada 17 Januari mereka mendekati mulut Cekungan Pulau Tikus dekat dengan Bencoolen di mana 32-gun Timur Indiaman Pigot berbaring di jangkar. Pigot, di bawah Kapten George Ballantyne, memiliki awak 102 orang, tetapi sama sekali tidak siap untuk beraksi," ujarnya.

Katanya lagi, meskipun beberapa situs itu ada yang tergerus, termasuk makam yang ada disitu, akibat angin barat bukan angin tenggara. Tahun 1979 masih ada tangga yang di bangun kolonial di sisi barat Pulau Tikus. "Pulau Tikus tak akan hilang. Pulau itu akan luas dan surut dengan sendirinya. Ini terjadi dari zaman dahulu," papar Cik Ben sambil menghisap Rokok Dji Sam Soe kretek.

Pendapat berbeda muncul dari anggota Komisi II DPRD Kota Bengkulu, Marliadi. Menurut Marliadi, pihaknya mendukung upaya Pemerintah Kota Bengkulu mengganti nama Pulau Tikus menjadi Pulau HD, yang artinya Pulau Hidayah. 

"Pulau Tikus kalau dikembangkan akan menjadi sangat potensial menjadi destinasi wisata daerah, nantinya juga bisa menambah PAD, yang tak kalah penting akan menjadi icon Kota Bengkulu," kata Marliadi, dikutip dari Radar Bengkulu. [Br]

NID Old
6941