Sedekah Pohon untuk Bumi, Kesadaran Perempuan untuk Memperbaiki Lingkungan Hidup dan Hutan

Sedekah

Rejang Lebong, Bengkulutoday.com -  Pandemi Covid-19 memperkuat kesadaran Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama Desa Pal VIII, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong untuk memperbaiki lingkungan hidup dan hutan.  Ini ditunjukan melalui aksi Sedekah Pohon untuk Bumi, yang baru-baru ini dilakukan Jumat (4/9/2020) di Balai Desa Pal VIII. 

Ketua KPPL Maju Bersama Rita Wati menyampaikan, pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran tentang pentingnya menjaga ketahanan air. 

“Seperti sekarang ini, Covid-19, kita disuruh sering-sering mencuci tangan. Mencuci tangan pun kita harus menggunakan air bersih. Kalau air bersih tidak ada, lantas kita mau mencuci tangan pakai apa?” ujar Rita. 

Sehingga, aksi menanam pohon menjadi penting dan mendesak untuk dilakukan. Apalagi, pola tanam yang selama ini dilakukan masyarakat Desa Pal VIII dalam bertani hanya menanam satu jenis tanaman, tanpa ada pepohonan lainnya. Misalnya, hanya menanam kopi atau kol. Selain itu bertanam pohon,  juga bisa membangun ketahanan pangan. 

“Semakin banyak pohon-pohan besar, akan semakin banyak air yang tersimpan di dalam tanah. Tanah menjadi tidak gersang. Tanaman akan menjadi subur, dan buah-buahan pun akan semakin banyak,” tutur Rita. 

Mengutip UN Department of Economic and Social Affairs (UN Desa 2020), salah satu langkah pencegahan utama untuk menjaga kesehatan masyarakat adalah akses ke air bersih. Saat ini, diperkirakan ada 2,2 miliar orang kekurangan akses ke air bersih. Ini membuat mereka tidak dapat menggunakan salah satu tindakan pencegahan paling dasar dan efektif terhadap Covid-19,  yaitu cuci tangan yang sering dan menyeluruh. 

Dapat Menjadi Contoh
Sedekah Bumi dilakukan oleh masyarakat Desa Pal VIII setiap bulan Muharram sebagai bentuk syukur kepada bumi atas hasil bumi. Hanya saja, selama ini pelaksanaan Sedekah Bumi tidak dilengkapi dengan aksi bertanam pohon. Sehingga, KPPL Maju Bersama berinisiatif untuk bersedekah pohon pada pelaksanaan ritual tersebut. Pohon yang disedekahkan merupakan hasil pembibitan yang dilakukan oleh KPPL Maju Bersama secara swadaya dan juga pembibitan bersama Balai Besar TNKS. 

"Bumi telah memberikan berbagai hal yang bisa dimanfaatkan seperti air, buah-buahan dan lainnya. Jadi tanda kita bersyukur kepada bumi, berterima kasih kepada bumi. Supaya bumi menjadi lestari dan tetap subur, maka kita tanam pohon,” kata Rita.  

Pakar Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Universitas Bengkulu Dr. Titiek Kartika mengatakan, inisiatif sedekah pohon yang dilakukan KPPL Maju Bersama merupakan hal yang sangat bermanfaat. 

“Sedekah Pohon yang dilakukan KPPL Maju Bersama sangat baik, itu juga sangat penting, dengan tujuan besarnya berupa ketahanan air dan kedaulatan pangan,” ujar Titiek. 

Dia menambahkan, aksi  Sedekah Pohon untuk Bumi pada Sedekah Bumi merupakan gerakan untuk bumi yang didampingkan dengan kebudayaan masyarakat lokal. Hanya saja, tidak semua masyarakat desa memiliki tradisi Sedekah Bumi. Sedangkan yang memiliki, namun mereka belum menerapkan aksi terhadap terhadap bumi. Apa yang dilakukan oleh KPPL Maju Bersama bisa menjadi contoh bagi masyarakat di desa lain untuk menerapkan kebudayaan lokal berbasis lingkungan. 

“Desa lain punya simbol-simbol lain yang cocok dengan kultur lokal desanya, itu lebih baik. Tidak semua desa punya agenda tahunan Sedekah Bumi, desa lain bisa mencontoh KPPL Maju Bersama,” tutur Titiek. 

Mencegah Bencana Ekologi Lainnya

Sementara itu Kepala Bidang PTN Wilayah III Balai Besar TNKS Muhammad Zainuddin,  mengapresiasi inisiatif KPPL Maju Bersama, yang merupakan mitra Balai Besar TNKS untuk pemanfaatan Kecombrang dan Pakis di zona tradisional kawasan TNKS, menyumbangkan pohon pada Sedekah Bumi. Langkah tersebut merupakan wujud konkret upaya KPPL Maju Bersama mengedukasi masyarakat akan arti penting pepohonan dan kelestarian hutan. 

Zainuddin menambahkan, pepohonan dan kelestarian hutan juga sangat penting untuk mencegah terjadinya bencana ekologi lainnya. 

“Kegiatan pemberian bibit secara gratis kepada masyarakat merupakan bagian dari upaya perlindungan dalam menjaga sumber air dan tentunya mencegah terjadi bencana lainnya seperti erosi dan banjir,” tutur Zainuddin. (Intan Yones Astika)

*) Penulis adalah salah seorang anggota KPPSWD yang ikut serta dalam workshop  Peningkatan Kapasitas Jurnalis Warga dalam Melakukan Peliputan Antisipasi Dampak Covid-19  yang diinisiasi PPMN dan Unesco