Rekannya Tewas, IMM dan PMII Siap Turun Aksi

Najih Prasetyo

Bengkulutoday.com - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM), menyampaikan ungkapan belasungkawa atas meninggalnya (21), aktivis yang juga kader IMM Kendari. Randi meninggal dunia pada demo di Kota Kendari tepatnya di gedung DPRD Sulawesi Tenggara pada Kamis (26/9/2019).

Randi adalah mahasiswa Teknik Universitas Halu Oleo (UHO) semester 7. Dia meninggal dunia akibat demo yang terjadi bentrok antara para mahasiswa dengan aparat di gedung DPRD Sulawesi Utara.

Randi dilaporkan meninggal dunia berdasarkan hasil otopsi pihak rumah sakit Korem Kendari. Nyawanya tidak tertolong karena luka diduga akibat peluru di bagian dada kanan. 

"Kami, IMM se-Indonesia menyatakan bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya salah satu kader IMM yang tertembak peluru tajam ketika melakukan aksi unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara. Ini adalah kehilangan yang sangat besar bagi kami," kata Najih Prasetyo, Ketua Umum DPP IMM, dalam siaran persnya.

Najih Prasetyo dalam videonya juga menyampaikan beberapa pernyataan terkait meninggalnya Randi. Berikut pernyataan Najih:

"Menyikapi situasi yang berkembang di republik hari ini, terutama terkait meninggalnya salah satu kader IMM di Kendari, kami selaku DPP IMM mengucapkan turut berbelasungkawa, Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Saya kira ini menjadi titik balik kita, untuk kemudian menyuarakan bahwa, apa yang seharusnya diterima oleh masyarakat, apa yang seharusnya diterima oleh rakyat, ternyata justru mendapatkan perlawanan yang setimpal dari berbagai pihak yang kemudian hari ini ikut berupaya untuk menjadi tembok yang besar pada proses membangun bangsa, yang bagi kita adalah sesuatu bangunan yang tidak adil dalam kehidupan bermasyarakat kita. Maka, sambil menunggu investigasi lebih lanjut, sambil menunggu laporan lebih lanjut, kami berharap seluruh kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se Indonesia, kami harapkan untuk tetap solid, kami harapkan tetap untuk merapatkan barisan, dan kita konsolidasi masing-masing, sambil kemudian ketika nanti ketika hasil investigasi lanjutan telah keluar, maka kita rumuskan bersama, kita turun bersama, dan kita merahkan Indonesia, untuk menuntut perlakuan yang adil, dan menuntut perlakuan yang seyogyanya yang seharusnya diterima oleh para kader-kader IMM se Indonesia. Mari kita suarakan perlawanan dan mari kita bangun kembali kebersamaan, mari kita bangun persatuan, agar Indonesia lebih baik, kita tolak segera rancangan undang-undang yang cenderung membawa dan mendiskriminasi seluruh lapisan masyarakat yang ada di Indonesia. Kita bersama-sama, bersatu kembali, kita bersama-sama merajut persatuan kembali, saya kira hal-hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi, korban-korban yang berjatuhan tidak boleh ada lagi. Dan seluruh aparat keamanan baik TNI Polri dalam mengamankan kegiatan-kegiatan aksi unjuk rasa, tidak boleh menggunakan kekerasan-kekerasan. Harus lebih mengedepankan pendekatan persuasif, harus lebih mengedepankan pendekatan yang kultural, karena pendekatan yang cenderung kepada kekerasan, akan membangkitkan semangat anak-anak muda Indonesia, akan membangkitkan semangat perlawanan mahasiswa seluruh Indonesia. Salam untuk teman-teman semua, dan mari konsolidasi masing-masing sambil menunggu hasil investigasi lebih lanjut". 

Selain sebagai aktivis IMM, Randi juga tercatat sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), di Rayon Perikanan Komisariat UHO Cabang PMII Kota Kendari. Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pasca peristiwa meninggalnya Randi telah mengintruksikan kepada seluruh PMII se Indonesia, untuk melakukan aksi solidaritas di Polres masing-masing, dengan tuntutan agar Kapolri mencopot Kapolda Sulawesi Utara.

Selain mengintruksikan aksi solidaritas, PB PMII juga mengintruksikan kepada kader PMII se Indonesia untuk melakukan doa bersama serta salat ghaib atas meninggalnya almarhum Randi.

Sosok Randi disebutkan pernah aktif di tiga organisasi kemahasiswaan, yakni di IMM, PMII dan juga HMI.

IMM Bengkulu turun aksi

Menindaklanjuti peristiwa meninggalnya Randi, DPD IMM Bengkulu akan turun aksi di Polda Bengkulu. Dari informasi yang diterima media ini, IMM akan menggelar aksi di Mapolda Bengkulu, dengan tiga tuntutan.

Tiga tuntutan itu yakni copot Kapolda Sulawesi Tenggara, usut tuntas pelaku penembakan dan berhentikan dan hukum seberat-beratnya pelaku penembakan.

Sementara PMII Bengkulu, dari informasi yang diterima media ini, akan menggelar aksi pada Senin 30 September 2019 nanti, dengan tuntutan sebagaimana intruksi PB PMII.

SERUAN AKSI IMM
Seruan aksi IMM Bengkulu
PB PMII
Instruksi PB PMII