Refleksi Kepemudaan, Gerakan Bengkulu Berdaulat Tolak Omnibus Law

Gerakan Bengkulu Berdaulat gelar orasi dan panggung seni

Bengkulutoday.com - Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Bengkulu digelar oleh aliansi mahasiswa dan organisasi kepemudaan dengan nuasa mimbar orasi dan giat seni, di Simpang Lima Kota Bengkulu Rabu nalam.

Tergabung dalam Gerakan Bengkulu Berdaulat, para pemuda Bengkulu merefleksi peran pemuda dalam membangun bangsa. 92 tahun lalu Pemuda Indonesia mengikrarkan sumpah untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Kristalisasi semangat itu kemudian menjadi roh penggerak pemuda, sehingga dalam lintasan sejarah Indonesia, pemuda mengambil peran penting dan revolusioner.

Hingga saat ini, pemuda masih mengambil peran penting di tengah kegentingan situasi negara. Setidaknya, sejak tahun lalu, gerakan reformasi dikorupsi menjadi penanda bagimana pemuda menyatakan sikap politiknya untuk tetap melawan segala bentuk ketidakdilan yang dilakukan oleh negara. Gerakan-gerakan massa yang memenuhi jalan terus terjadi diberbagai wilayah Indonesia. 

Kesewenang-wenangan negara dalam melahirkan kebijakan maupun regulasi yang membawa rakyat jatuh lebih dalam kesengsaraan adalah alasan gerakan massa ini terus terjadi bahkan terus membesar. Regulasi-regulasi yang begitu meliberalisasi sumber daya, regulasi-regulasi yang memperkuat negaraisasi atas sumber daya, atas nama pembangunan serta proyek strategis nasional adalah alasan gerakan massa terjadi.

#MosiTidakPercaya adalah veto rakyat atas situasi negara hari ini.

Maulana, perwakilan dari Gerakan Bengkulu Berdaulat yang juga menjadi Koordinator Aksi Mimbar Pemuda menyampaikan “Berkumpulnya kawan- kawan pemuda ujung tombak perubahan pada malam hari ini merupakan suatu gerakan dan bukti kecintaan bersama melihat problematika bangsa yang kompleks.”

“Omnibus law UU Cipta Kerja yang diusulkan presiden dan disahkan oleh DPR RI adalah tragedi hukum yang terjadi di negara ini. Setelah sebelumnya ada UU Mineral batu bara, UU KPK dan UU MK. Narasi penyederhanaan aturan yang tumpang tindih hanya ilusi. Tujuan utamanya adalah memberikan karpet merah untuk para pemodal. Kebijakan dan regulasi yang dilahirkan pengurus negara hari ini hanya menguntungkan segelintir kelompok oligarki” tambah Maulana.  

Mosi Tidak Percaya adalah veto rakyat hari ini, termasuk veto pemuda.

“Ini adalah langkah pergerakan dan kita harus tuntaskan sampai ke akar-akarnya”.