Rahasia di Balik Internet: Sebuah Ancaman Privasi Data Yang Jarang Disadari Pengguna

Ilustrasi

Tanggal 15 Maret diperingati sebagai Hari Hak Konsumen Sedunia, namun apakah Anda menyadari bahwa beberapa hak pengguna internet telah dilanggar?

  • Privasi harus dikorbankan oleh pengguna demi mendapatkan konten yang bagus, akses yang mudah, serta berbagai layanan yang ditawarkan oleh teknologi, dan hal ini telah menjadi perhatian utama pengguna di dunia maya

  • Hubungan yang kita miliki dengan perusahaan teknologi memicu tumbuhnya ekonomi digital dimana perusahaan tersebut mengamati segala yang kita katakan dan lakukan, lalu mengubahnya menjadi keuntungan

  • Mozilla mengimbau pengguna internet agar menyadari realitas dari internet dan waspada terhadap bahaya dari Surveillance Economy

Hubungan kita dengan teknologi telah mengalami banyak perubahan dalam beberapa tahun terakhir, khususnya teknologi informasi yang menyimpan data-data pribadi kita. Privasi adalah hal yang harus dikorbankan pengguna untuk mendapatkan konten yang berkualitas, akses yang mudah, serta berbagai layanan yang ditawarkan oleh teknologi, dan hal ini telah menjadi perhatian utama para pengguna internet. Menurut CEO Digital Forensic Indonesia (DFI), Ruby Alamsyah, ia memastikan bahwa 13 juta data pribadi pengguna internet di Indonesia (termasuk nama lengkap, alamat, email, nomor telepon, kata sandi terenkripsi, dan alamat IP) telah dijual seharga Rp 20 juta ke beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab.

Hal tersebut menyebabkan keadaan darurat bagi perlindungan privasi dan data pribadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang akan menerapkan Regulasi Umum bagi Perlindungan Data (GDPR). Pemerintah Indonesia telah menyarankan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang berfokus pada keamanan data perorangan. Dalam RUU tersebut, informasi hanya dapat digunakan untuk alasan yang disetujui oleh pemilik data, dan perdagangan data pribadi akan dilarang.

Namun dalam kenyataannya, masih ada beberapa perusahaan yang menggunakan teknologinya untuk memantau kita agar mendorong perilaku tertentu (klik, pembelian produk, perubahan perasaan, dukungan/pilihan atau sebuah aksi) demi keuntungan pribadi mereka. Kita berada di zaman Surveillance Economy atau dikenal pula sebagai Surveillance Capitalism, dimana hubungan antara pengguna dengan perusahaan teknologi memicu tumbuhnya sebuah bentuk ekonomi digital; strategi ekonomi dimana perusahaan mengamati segala yang kita katakan dan lakukan, dan mengubah informasi tersebut menjadi keuntungan. Konsep ini juga merupakan penyebab mengapa kita sering melihat iklan produk yang baru saja kita cari dan kita bicarakan online.

Mozilla, organisasi nirlaba pelopor dan pendukung konsep Open Web, mengangkat “Aspek Kesadaran” sebagai tema bagi sektor internet pada 2020, dengan mengimbau pengguna agar menyadari realitas yang terjadi di Internet dan waspada terhadap bahaya dari Surveillance Economy. Stan Leong, Vice President & General Manager of Emerging Markets, Mozilla, menyatakan, “Dikarenakan mayoritas perusahaan-perusahaan besar memperlakukan pengguna sebagai bahan baku gratis untuk memprediksi tren komersial dan memanipulasi perilaku secara tersembunyi, kita sedang menghadapi ancaman besar terhadap hak-hak dasar manusia. Semakin banyak orang mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang pemantauan aktivitas di Internet (Internet surveillance). Sebagai pelopor Open Web, Mozilla selalu siap mendukung warga digital, dan kami akan mengambil peran penting dalam membantu menemukan solusi untuk melawan aksi yang tidak adil ini.”

Untuk memahami aspek-aspek dari Surveillance Economy, Mozilla menerima berbagai komentar dan gagasan yang disampaikan oleh karyawan dan anggota komunitasnya melalui lokakarya bagi pegawai dan MozFest 2019 di London. Melalui diskusi, penelitian dan lokakarya tersebut, Mozilla mengangkat tiga masalah terbesar yang menjadi pokok utama dari Surveillance Economy:

Tereksposnya data: Orang-orang secara tidak sadar akan dibebankan oleh ketidakamanan privasi

Tersingkirnya kepentingan pengguna: Berbagai perusahaan besar akan berlomba-lomba menimbun data dan berkompetisi secara diam-diam demi keuntungan pribadi

Tereksploitasinya pengguna: Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengawasi bagaimana data konsumen digunakan

Saat ini selain hanya dapat menyetujui pengumpulan dan pengawasan data oleh perusahaan, kita hanya memiliki sedikit pilihan dalam kehidupan digital. Untuk memerangi ketidakseimbangan hak dalam Surveillance Economy, Mozilla menyajikan tiga usaha untuk mengubah sistem ini:

Memperkuat Kesadaran dan Identitas: Mengubah konsep persetujuan dari "kontrol atas privasi Anda" menjadi "kekuasaan atas identitas Anda."

Pengalihan Data: Membawa nilai baru, transparansi, dan kekuatan bagi pengguna melalui kontrol dan kepemilikan data.

Mozilla sebagai Layanan: Mozilla melakukan praktik data dan infrastruktur yang lebih sehat dan mendorong gerakan 'data untuk kebutuhan yang lebih baik'.

Di tahun 2020 ini, Mozilla Emerging Market Group berfokus pada advokasi internet sehat dan mengeksplor peluang-peluang dalam inovasi produk untuk menangani masalah Surveillance Economy. Hal ini diharapkan mampu memberikan kesempatan dan teknologi yang benar-benar dapat berguna bagi pengguna dan memungkinkan semua orang untuk mendapatkan manfaat dari dunia digital. 

Tentang Mozilla

Mozilla telah menjadi pelopor dan advokasi untuk web lebih dari 20 tahun. Kami adalah organisasi dunia dengan misi untuk mempromosikan inovasi dan kesempatan di Web. saat ini, ratusan dari jutaan orang di seluruh dunia menggunakan Firefox browser yang terkenal untuk menemukan, pengalaman, dan terkoneksi dengan Web pada komputer, tablet, dan telepon genggam. Bersama dengan semangat kami, komunitas dunia dari pengembangan dan kontributor, kami menciptakan dan mempromosikan standar terbuka yang memastikan internet tetap menjadi sumber daya publik global, terbuka dan dapat diakses ke semuanya. Jelajah lebih lanjut: mozilla-next.com