PORWIL?

Rapat panitia Porwil seksi publikasi bersama Kadispora Provinsi Bengkulu Atisar Sulaiman

Pekan Olahraga Wilayah X se Sumatera akan digelar di Bengkulu pada November 2019 nanti. Dalam pada itu, catatan media ini membukukan persiapan Porwil masih dalam tahap upaya. Progres atlet, juga sarana dan prasarana olahraga, semuanya belum sampai tahap "pasti" dan masih rencana, dan baru dimulai. Lihat saja pada rapat panitia belum lama ini, kabarnya peralatan olahraga masih dalam proses lelang. Rapat panitia yang sejatinya dihadiri oleh seluruh unsur kepanitiaan justru tidak terwakili, misalnya pihak ULP yang diminta memberikan penjelasan soal lelang terkait paket proyek Porwil tidak hadir, dan beberapa kepala OPD juga hanya diwakilkan. Itu menambah deretan persiapan Porwil yang masih jauh dari harapan, mengingat waktu tinggal 4 bulan lagi.

Argumentasi "pasti" tentu butuh catatan dan angka-angka dan wajib terpublikasi. Misalnya, berapa potensi dan kekuatan atlet Bengkulu untuk mendulang prestasi, juga kesiapan sarana prasarana sudahkah memadai. Sejauh ini, kepanitiaan yang terbentuk belum terintegrasi dengan semua leading sektor, sebut saja setiap seksi kepanitiaan yang hingga hari ini belum semuanya memiliki rencana dan program.

Padahal, rencana dan program harus disinkronkan dengan daya anggaran yang mampu dicukupi oleh APBD, maupun sumber lain. Tahulah bersama bagaimana rumitnya berurusan dengan uang APBD, apalagi melihat komposisi kepanitiaan yang bukan dipegang oleh top ASN, misalnya Sekda. Akan beda jika ketua panitia adalah Sekda yang memiliki kekuasaan dan akses penuh ke jajaran birokrasi di pemerintahan. Urusan kepanitiaan, tentu tidak mungkin gubernur terus menerus terlibat, sedangkan daya perintah ketua panitia nampaknya kurang didengar oleh jajarannya. Perlukah ketua panitai direvisi untuk dijabat Sekda? Bisa saja, tergantung kemauan gubernur dan berdasar pada situasi hari ini tentang sejauh mana Porwil X siap dihelat di Bengkulu.