Pengaruh Covid-19 Terhadap Aktivitas Internasional

Ilustrasi

Oleh: Mayu Sari Andini Fakultas Hukum Universitas Bengkulu

Bengkulutoday.com - Masalah pandemi Covid-19 merupakan masalah yang merugikan baik secara finansial maupun menyita banyak waktu untuk penyembuhannya. Covid-19 bukan hanya merupakan masalah individu, Covid-19 juga merupakan masalah negara. Covid-19 mengganggu hubungan antar negara atau hubungan internasional, yang melibatkan banyak negara.

Covid-19 di Indonesia sendiri belum menemukan titik terang atau solusi untuk mengatasi pandemi ini. Indonesia sendiri telah menghabiskan banyak anggaran untuk upaya pencegahan dan penyembuhan Covid-19 namun hasilnya belum maksimal. 


Pandemi Covid-19 juga menimbulkan tantangan baru di sektor ketenagakerjaan. Yaitu terhambatnya rantai pasok global dan penurunan hasil produksi yang diakibatkan adanya pembatasan sosial berskala besar dan adanya restriksi pada pergerakan mobilitas orang atau tenaga kerja.

Hal ini menyebabkan terganggunya keberlangsungan usaha yang akan diikuti oleh turunnya pendapatan bagi pekerja dan keluarganya. Krisis tersebut tidak hanya berdampak pada sektor formal tetapi juga sektor Informal dan kelompok pekerja tertentu seperti pekerja muda dan pekerja lansia. Masyarakat di wilayah perbatasan juga terdampak oleh krisis pandemi. Perekonomian masyarakat masih sangat tergantung pada interaksi perdagangan dan mobilitas lintas negara. 


Negara-negara ASEAN telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk menstimulus ekonomi terkait dampak dari Covid-19, antara lain diberikannya insentif pajak untuk sejumlah bisnis di sektor pariwisata, penerbangan, dan hotel untuk mendorong sektor pariwisata. Sektor logistik, pariwisata, dan perdagangan yang terkena dampak paling besar dari Covid-19 akibat larangan sejumlah pemerintah untuk melakukan perjalanan ke luar negeri dan penutupan perbatasan bagi negara yang terjangkit virus tersebut.

Hal ini berdampak langsung pada negara-negara ASEAN di sektor ekonomi dan pariwisata. Isu Covid-19 ini juga dapat berdampak pada sektor perdagangan, khususnya ekspor dan impor. Sebagian bahan baku untuk industri di Indonesia masih dipasok dari negara Tiongkok yang mengalami kesulitan untuk ekspor karena kasus Covid-19.


ASEAN perlu merespons dampak Covid-19 dengan selalu memperhatikan kondisi masyarakat. Saat ini, transparansi dan efektivitas menjadi penting untuk memastikan kepercayaan publik dan pelaku usaha. Indonesia mendorong upaya untuk memperkuat kerja sama ASEAN untuk meringankan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat ASEAN, khususnya melalui sejumlah upaya, seperti mendorong upaya forum bertukar informasi penangangan Covid-19 dan mengkaji dampaknya terhadap ekonomi di kawasan ASEAN.


Ekonomi dunia menghadapi ketidakpastian terkait durasi wabah COVID-19, kemungkinan mutasi virus, dan efektivitas dari berbagai upaya menahan penyebaran virus. Indonesia menekankan pentingnya kerja sama internasional, baik multilateral dan regional, di samping penguatan ekonomi nasional, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global di tengah tekanan akibat COVID-19. Bank Indonesia juga mendukung implementasi respons bauran kebijakan yang terkoordinasi, baik dari sisi fiskal, moneter, dan struktural untuk memitigasi dampak COVID-19 pada ekonomi. 


Selain itu, peran lembaga internasional sangat penting dalam menjaga resiliensi ekonomi dan stabilitas sistem keuangan global, termasuk menjaga likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi. Dalam upaya tersebut, Indonesia bersama negara G20 lainnya mendukung G20 Action Plan dalam menghadapi krisis yang disebabkan COVID-19 sebagai referensi respons kebijakan untuk memitigasi dampak wabah COVID-19.


Langkah yang dilakukan melalui kebijakan fiskal, 5 moneter, keuangan, kerja sama internasional (multilateral dan regional), peningkatan kepercayaan global, dan upaya-upaya percepatan pemulihan ekonomi. Ekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. Karena, faktanya justru mengindikasikan bahwa USA sendiri ternyata tak pula bebas dari Corona karena sudah puluhan korban tewas akibat virus tersebut epidemik.


Sementara itu, berdasarkan sifatnya, Covid-19 merupakan molekul yang dapat dikategorikan sebagai perpaduan antara makhluk hidup layaknya bakteri karena alamiahnya yang menggandakan diri, sekaligus juga sebagai benda mati yang tetap hidup tanpa memerlukan oksigen. Jika dikaitkan dengan asumsi yang mengandung unsur-unsur high politics, maka berdasarkan sifatnya yang ‘antara hidup dan mati, Corona dapat  diistilahkan sebagai ‘Senjata Biokimia’ (Biochemical Weapon) mutakhir yang muncul pasca era Virus Anthrax, SARS, MERS, dan seterusnya. Covid-19 terbukti merupakan instrumen senjata soft war yang paling mematikan pada abad ini.


Meskipun baru-baru ini China telah mengklaim kemenangannya atas Covid-19 yang ditunjukkan melalui kunjungan Presiden Xi Jinping ke Wuhan, tetapi dunia harus tetap waspada. Karena biar bagaimana pun juga, Partai Komunis China (CCP) akan menyampaikan apapun kepada dunia luar untuk terlihat baik demi kepentingan nasional mereka. Terutama terkait perekonomian China yang kini terancam bangkrut akibat pandemik Corona.


Dengan demikian, pandemik Corona dalam perspektif hubungan internasional merupakan bagian dari isu global kontemporer yang mengancam keamanan manusia. Sehingga, jika tidak dapat diatasi secepatnya, maka Covid-19 berpotensi menghambat proses human development yang secara tidak langsung juga akan mengancam sustainable development secara global. Jadi, selama masa pandemi ini dibutuhkan kolaborasi strategis antar negara tetangga khususnya dalam kerangka kerja sama yang berfokus pada pemulihan ekonomi.