Pengamat: New Normal Peluang Positif Bagi Geliat Ekonomi

Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi

Bengkulutoday.com, Jakarta - Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi mengatakan berdasarkan indeks persepsi masyarakat DKI Jakarta dan Surabaya bahwa fase new norm atau tatanan kehidupan baru dianggap biasa-biasa saja padahal bukan biasa saja. Oleh karena itu, kasus terinfeksi pada fase ini mengalami angka yang cukup tinggi dibandingkan fase sebelumnya.

Berbeda dengan dunia usaha seperti industri dan UMKM fase ini justru menuju arah positif akan tetapi kembali flat pandemi akan selesai apakah Agustus atau September 2020 mendatang.

Dikatakan Fithra, dari sisi ekonomi dampak Covid-19 berbeda dengan seri krisis- krisis sebelumnya seperti krisis ekonomi pada 1998. Covid-19  mempengaruhi sisi suplay dan demand.

“Covid-19 dampaknya tidak hanya disatu sektor, hampir seluruh sektor yang memberikan efek domino tidak hanya Indonesoia tetapi juga negara lainnya,” kata Fithra dalam diskusi daring dengan tema ‘Fase New Norm, Solusi Pemulihan Ekonomi Indonesia,’ di Jakarta, Selasa, 21 Juli 2020.

Masih menurut Fithra sesuai dengan data BPS pada Mei- Juni, inflasi meningkat yang menyiratkan banyak angka kemiskinan dan jumlah pengangguran baru. Dimana ada orang yang bisa mengganggur dan ada yang tidak bisa mengganggur . 

“Bagi masyarakat yang tidak bisa menggangur ini mereka terpaksa keluar rumah dengan mengabaikan resiko Covid-19, karena tidak saving sehingga resiko melanggar protokol kesehatan pun dilakukan,” ujarnya.

Ditempat yang sama  akademisi Unisma Bekasi, Dani Irawan menambahkan harapan besar pada new normal adalah masyarakat selain mampu menjalankan protokol kesehatan secara ketat juga mampu minimal peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Sehingga kata Dani, tatanan kehidupan baru dimana masyarakat tidak bisa mengandalkan peran pemerintah saja tetapi peran masyarakat lainnnya sehingga kondisi ekonomi masyarakat kembali normal. [*]