Pemerintah Serukan Penerapan Prokes, Masyarakat Acuh

Sosialisasi prokes

Bengkulu, Bengkulutoday.com - Ribuan masyarakat di Indonesia menjadi korban ganasnya wabah Covid-19. Pemerintah pusat hingga ke daerah bersatu padu dalam melawan penyebaran virus yang belum ditemukan vaksin tepat guna untuk mengatasinya. Namun sayang, kerja keras pemerintah memerangi Covid-19 saat ini justru menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap adanya Covid-19.

Pasalnya, warga menilai isu Covid-19 dijadikan ajang sumber penggelapan anggaran negara. Modus baru dalam mencari keuntungan golongan atau kelompok maupun pribadi memanfaatkan nama Covid-19. Kondisi diyakini masyarakat akibat banyaknya pasien yang jelas riwayat penyakitnya. Namun saat pasien meninggal dunia di Rumah Sakit (RM) didiagnosa reaktif bahkan dinyatakan positif Covid-19.

Lebih gilanya lagi, membuat masyarakat semakin tidak percaya dengan diagnosa tim medis karena pasien meninggal akibat kecelakaan lalulintas-pun dinyatakan reaktif Covid-19. Sehingga, wajib menjalani proses pemakaman dengan standart Covid-19. Besarnya biaya proses pemakaman dan klaim Covid-19 terhadap pasien Covid-19 menjadi alasan masyarakat tidak percaya bahwa hasil diagnosa benar adanya Covid-19. 

Sekuat apapun upaya pemerintah pusat hingga daerah memerangi atau mengkampanyekan adaptasi kebiasaan baru mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes) pencegahan penyebaran Covid-19, tanpa diiringi rasa percaya masyarakat akan sangat sulit. Hal ini terbukti dengan semakin abainya warga menerapkan Prokes dalam kehidupan sehari-hari. Ops Yustisi yang dilakukan gabungan aparat dalam menegakkan disiplin Prokes belum membuahkan hasil sama sekali. Penerapan Physical Distancing, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir mulai ditinggalkan. 

Dalam setiap moment acara, terlihat jelas kerumunan masyarakat yang tidak menggunakan masker apalagi menjaga jarak. Aksi demonstrasi mahasiswa, buruh dan kegiatan pesta yang dilakukan hampir setiap hari tidak menyebabkan naiknya kasus Covid-19. Kondisinya semakin menambah percaya masyarakat bahwa Covid-19 itu rekayasa. 

Membangun kepercayaan masyarakat terhadap ancaman Covid-19 semakin sulit. Apalagi, kegiatan keramaian yang terus berlangsung, pesta tak terbendung, kerumunan massa, sekolah tetap buka, aktivitas perdagangan bebas di pasar tradisional tanpa ada sedikitpun yang menerapkan Prokes membuat masyarakat yakin bahwa Covid-19 hanya sebatas isu yang dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

"Kami tidak percaya dengan Covid-19, nyatanya banyak kerumunan massa tanpa menerapkan Prokes tidak menjadi sumber naiknya kasus Covid-19," ucap Gurpi warga Kecamatan Padang Guci Hilir

Bagi masyarakat pedesaan yang biasa bekerja dibawah terik matahari panas, hujan, badai bahkan dalam segala kondisi cuaca diyakini masyarakat mampu mengatasi Covid-19, sambungnya. Lanjut pria ini, antara percaya dan tidak dengan Covid-19, masyarakat khususnya petani yang berada di pedesaan tetap berharap pemerintah sesegara mungkin melakukan upaya pemulihan ekonomi. Sejak isu Covid-19 muncul, masyarakat sangat terpuruk. Harga hasil bumi mengalami kemerosotan tajam. Bahkan, menghilangnya bahan pendukung usaha seperti pupuk, benih dan kebutuhan lainnya. 

"Harga hasil bumi terus melorot, penyebabnya rata-rata sama yakni dampak Covid-19. Sementara, Covid-19 tidak jelas benar atau tidak keberadaannya," tandasnya. 

Sementara itu, Ali Suanadi Camat Padang Guci Hilir mengatakan, memerangi Covid-19 sangat penting dibarengi dengan kejelasan status pasien. Untuk itu, masyarakat membutuhkan pendidikan dan pengetahuan tentang bahaya Covid-19, jangan semua pasien yang dirawat oleh RS dinyatakan positif atau reaktif hanya mengejar claim biaya penanganan yang tinggi. Khususnya bagi pasien yang sangat jelas riwayat penyakit dan perjalanannya. 

Contoh kecilnya, pasien meninggal karena sakit menahun. Jauh sebelum munculnya Cavid-19 udah terbaring lemah, namun setelah dibawa ke RS guna mendapat perawatan medis, tiba-tiba dinyatakan reaktif Covid-19. Saat tutup usia wajib mengikuti proses standart pemakaman Covid-19. Inilah yang menjadikan masyarakat tidak percaya dengan adanya Covid-19.

"Sulit untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat sadar dan mau menerapkan Prokes. Sebab, dihati mereka tertanam rasa tidak percaya akan adanya Covid-19. Ini menjadi tugas berat aparat dan masyarakat yang menyakini Covid-19 benar ada. Mari sama-sama menjaga dan melindungi diri dan keluarga dari ancaman Covid-19," ucapnya.