Pemberantasan Korupsi Perlu Semangat Progresif  Revolusioner

Mendagri Tjahjo Kumolo (tengah)
Mendagri Tjahjo Kumolo (tengah)

Luwuk, Banggai, Bengkulutoday.com – Menteria Dalam Negeri (Kemendagri) Tjahjo Kumolo menyampaikan keprihatinannya dengan terus terjadi kasus operasi tangkap tangan (OTT) terhadap kepala daerah. Hal ini Ia ungkapkan pada saat tiba di Luwuk untuk peringati Hari Nusantara, Rabu (12/12/2018).
 
"Tentu saya prihatin OTT kepala daerah terus terjadi. Beberapa jam yang lalu tersiar kabar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap enam orang dalam kegiatan operasi tangkap tangan di Cianjur, Jawa Barat, Salah satu yang ditangkap adalah kepala daerah yang dalam hal ini bupatinya,” ujarnya.

Padahal Mendagri Tjahjo Kumolo pada setiap forum apapun dan pada kesempatan di manapun selalu ingatkan semua aparat, kepala daerah dan termasuk aparat di internal Kemendagri sendiri selalu ingatkan area rawan korupsi.

"Sebagai Mendagri dan pribadi jujur sangat sedih masih terjadi OTT. Mulai dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden  Ketua KPK serta saya sendiri selalu ingatkan area rawan korupsi, dintaranya: perencanaan anggaran, dana hibah dan  Bansos, retribusi pajak, jual beli jabatan, perijinan  serta mekanisme pembelian barang dan jasa," paparnya.

Kemendagri mendukung penuh segala bentuk dan upaya pencegahan serta penindakan dari tindak pidana korupsi dalam rangka pemberantasan korupsi sebagai ancaman keberlanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara negara.

"Mari kita hindari dan ikut mekanisme sesuai dengan aturan dan etika yang ada. Pencegahan dan pemberantasan korupsi perlu semangat progresif revolusioner dari semua pihak," tegasnya.

Menyikapi hal tersebut, Ia juga menyatakan agar setiap kepala daerah yang tersangkut tindak pidana korupsi agar kooperatif dengan KPK dengan tetap berpegang asas praduga tidak bersalah sampai berkekuatan hukum tetap, pungkasnya. [Rls]

NID Old
7580