Pembangunan Infrastruktur di Bengkulu, Bagaimana Peran Perbankan?

Perbankan

Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana di masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan pengertian perbankan adalah segala sesuatu yang berhubungan tentang bank.

Penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan bank melalui simpanan atau tabungan dan penyaluran dana dilakukan melalui kredit atau pinjaman kepada masyarakat. 

Melihat jumlah suku bunga yang masuk dan berputar di perbankan menjadi inflasi tersendiri bagi pemilik saham bank tersebut. 

Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga maupun nilai jual.

Pembangunan infrastruktur juga menjadi dasar investasi yang mengaruhi pada peningkatan inflasi. Di Bengkulu, beberapa program peningkatan inflasi bermulai dari peningkastan infrastuktur dan pemerataan pembangunan. Pada tahap pembangunannya, program yang diberdayakan pemerintah berupa aksesibilitas transportasi di mana hal ini akan menjadi pengaruh dasar dalam penyaluran komoditas dan potensi alam Bengkulu untuk kemudian dipasarkan ke luar daerah.

Peningkatan Infrastruktur, kemana peran perbankan?

Pembangunan yang sudah berjalan selama ini akan menjadi masif bila memperhatikan beberapa hal ke depannya. 

Selama ini kita melihat perputaran suku bunga bank di Provinsi Bengkulu menjadi dasar inflasi meningkat. Namun pada pemantapan infrastruktur adakah pemerintah mengajak dan  melibatkan perbankan lokal atau yang berada di Provinsi Bengkulu dalam proses pembangunan itu. 

Di beberapa daerah pembiayaan melalui agensi donor kerap membuat pembangunan menjadi lambat karena banyak hal yang harus diperhitungkan. Harusnya pemerintah melibatkan perbankan dan membuat mekanisme menarik agar dapat memanfaatkan kolaborasi perbankan konvensional sehingga perputaran ekonomi dalam suku bunga perbankan bias benar-benar dirasakan manfaatnya. Bukan malah sebaliknya, keuntungan suku bunga hanya digunakan secara minim dan pasif sebagai bentuk pembangunan fisik yang tidak bias dirasakan oleh masyarakat luas.

Melihat pengembangan Bandara Fatmawati-Sukarno yang saat ini dikelola PT Angkasa Pura, sama sekali tidak menggandeng bank lokal. Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini justru secara intens melakukan lobi dan memperluas komunikasi dengan berbagai pihak, agar bandara dengan status Badan Layanan Umum, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan ini, bisa berkembang dan meningkatkan. 

Sekitar tahun 2014 lalu, Bandara Fatmawati Soekarno sempat direncanakan dilakukan pengembangan. Usulan perpanjangan runway ke Menterian Perhubungan menuai jalan buntu. Selain terkendala teknis juga terkendala sharing dana yang cukup besar. APBD Bengkulu yang sangat terbatas tidak memungkinkan bagi Bengkulu sharing dana hingga ratusan milyar.

Selanjutnya alternatif kedua, direncanakan relokasi bandara dari Kota Bengkulu ke Kabupaten Seluma, tepatnya di lahan PTPN VII, namun langkah ini juga tidak berhasil, relokasi gagal dilakukan.

Namun pihaknya lupa dengan peran beberapa perbankan yang berada di wilayah ini hingga timbul pertanyaan, apa peran perbankan dalam proses pembangunan infrastruktur? kemanakah keuntungan bunga perbankan yang terkumpul setiap tahunnya? Apakah bank hanya diposisikan sebagai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ekonomi seperti kegiatan administrasi keuangan, penampungan uang, penggunaan uang, penukaran dan perdagangan uang, pengawasan uang, perkreditan, dan pengiriman uang saja?
Itu baru melihat satu sisi pembangunan. Belum lagi rencana pengembangan KEK Pulau Baai dan Pembangunan Jalan Tol Bengkulu-Palembang yang seharusnya bakal cepat terelaisasi apabila turut mengandenga bank daerah dalam proses percepatan pembangunan infrastruktur. 

Sedang, di Sumatera Utara ada pembangunan Pelabuhan Kualatanjung yang terintegrasi dengan KEK Seimangkei, pembangunan jalan tol Kualanamu-Medan-Binjai sampai Tebing Tinggi dengan melibatkan empat bank, yakni Bank Mandiri, BNI, BRI dan Bank Sumut.

Harusnya peran perbankan menjadi kontribusi lebih untuk menunjang pembangunan infrastruktur, dengan berbagai proyek strategis yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Harusnya, dengan adanya perusahaan industri keuangan di Bengkulu diharapkan perusahaan bisa berkembang dan menjadi sumber pembiayaan khususnya dalam mendukung pembangunan infrastruktur.

Atau saat ini sedang terputus komunikasi antara pemerintah dengan perbankan di Bengkulu? 

***

Bisri