PEMANFAATAN LIMBAH SISA SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN DI PASAR  CURUP MENJADI PUPUK ORGANIK BERNILAI GUNA

Limbah Sayuran

Oleh TRI MARTONO PRASETYO, TUGAS MATA KULIAH BIOTEKNOLOGI PERTANIAN, DOSEN PENGAMPUH Prof.Ir. Marulak. Simarmata., M.Sc.,Pd. D

A.    Pendahuluan 
Pasar meruapakan tempat terjadinya pertukaran antara penjual dan pembeli. Jual beli sayuran merupakan kegiatan yang dilakukan masyakarat Indonesia di pasar tradisional. Kebanyakan sayuran yang sudah rusak dan tidak mempunyai kelayakan untuk dijual akan diberi harga yang tidak mahal saat hampir siang. Namun jika tidak ada orang yang membelinya, maka pedagang akan meninggalkannya atau meletakkan  begitu saja di areal pinggir pasar yang akhirnya hal ini mengurangi keindahan lingkungan. Aroma yang menyengat di hidung pun akhirnya tercium dimana-mana.

Berlimpahnya sayuran dan buah-buahan yang beredar di pasar yang tidak terjual memicu volume sampah dari limbah menjadi tinggi.  Limbah sayuran dan buah-buahan adalah bahan  buangan yang secara umum pembuangannya dilakukan  tanpa diolah lebih lanjut yang akhirnya Limbah tersebut pun memunculkan berbagai masalah, contohnya munculnya penyakit, polusi air dan udara,  lingkungan terganggu dan aroma busuk pun dapat tercium. 

Sampah adalah sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terutai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuangan ke lingkungan. Menurut (Purwendro, 2008) jenis sampah dibagi menjadi 2 yaitu: 
a. Sampah organik Berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering. Sampah organik basah yaitu sampah yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi, contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sampah organik kering yaitu sampah yang mempunyai kandungan airnya relatif sedikit. Contonya kertas, kayu, atau ranting pohon.
 b. Sampah anorganik Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini berasal dari bahan yang diperbarui dan bahan yang 910 berbahaya serta beracun. Jenis yang termasuk ke dalam kategori bisa di daur ulang ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik dan logam.

Kebanyakan sampah atau limbah yang timbul dari pasar tradisonal adalah limba sayuran dan buah-buahan. Sampah yang timbul dari kegiatan pasar  terdiri dari 62% sampah organik, dan 38% sampah non organik. Usaha pengelolaan sampah di masyarakat ke banyakan diatasi dengan membakar sampah, dibuang ke sungai atau dikumpulkan di tempat sampah terdekat yang kemudian diangkut oleh petugas ke TPA. Praktek ini dilakukan dengan pertimbangan nilai kepraktisan, sampah segera hilang dari pandangan mata. Pemikiran ini sebenarnya hanya menyelesaikan sementara atau satu item dari sistem pengelolaan sampah. Sampah menggunung di TPA menyebabkan meningkatnya degradasi kebersihan lingkungan karena mengeluarkan gas metan yang menyebabkan global warming.

Keadaan ini juga terjadi di pasar Curup, pengelola sampah selama ini masih ditampung di TPS bak sampah yang terletak di halaman belakang bangunan pasar. Jika sampah sudah penuh, pengelola meminta petugas kebersihan Kota     Curup untuk membuang sampah di TPA dusun jambu keling kecamatan bermani ulu yang letaknya kurang lebih 25 Km atau ½ jam perjalanan dari lokasi pasar. Hal tersebut membuat tidak ekonomis dalam hal biaya transportasi, padahal apabila dilakukan pemilahan dan pengolahan, sampah-sampah tersebut masih mempunyai nilai ekonomis tinggi. Salahh satu penanganan sampah organik yang efekti adalah mengelolahnya menjadi pupuk organik.

Dengan permasalahan sampah yang terjadi di Pasar atas curup, Apa solusi efektif yang digunakan untuk menangani permasalahan sampah organik di pasar atas curup ? dengan adanya permasalahan mengenai sampah yang timbul di pasar saya berinisiatif melakukan sautu percobaan untuk mengelolah sampah organik dari aktivitas jual beli dipasar terutama dari jenis sayur-sayuran dan buah-buahan menjadi pupuk organik padat yang bernilai guna.  

B.    Pengertian pupuk organik 
Pupuk organik adalah bahan-bahan yang berasal dari organisme seperti dari tumbuhan dan hewan yang telah terdekomposisi menjadi kompos.  Secara alami dekomposisi terjadi pada tumbuhan dan hewan yang sudah mati, tetapi prosesnya bisa sangat lama, sehingga dalam bioteknologi pertanian proses dekomposisi dapat dipercepat dengan beberapa cara yaitu melalui penghancuran secara fisik, fermentase, ataupun dengan dekomposisi menggunakan bantuan mikroorganisme.  Salah satu bahan mikroorganisme yang mudah diperoleh di toko-toko pertanian adalah EM4 (effective microorganisme).  Bioteknologi pupuk organik adalah teknologi yang menggunakan organisme hidup dalam menghasilkan pupuk organik atau organic fertilizer.  Berkembangnya penggunaan pupuk organik dikarenakan kekhawatiran akan dampak penggunaan pupuk Anorganik secara terus menerus yang dapat menurunkan kualitas tanah sehingga secara tidak langsung berdampak buruk terhadap hasil tanaman.  Oleh karena itu perlu usaha untuk mencari alternatif pemupukan dan salah satunya adalah menggunakan pupuk organik padat. 
Beberapa pertimbangan dalam menentukan atau memilih bahan dasar dalam bioteknologi pembuatan pupuk organik adalah :
1.    Bahan yang digunakan tersedia cukup melimpah. 
2.    Ratio C/N < 20 % atau lunak dan sukulen.
3.    Hindarkan menggunakan bahan yang bernilai ekonomis.
4.    Tidak berdampak alelopati pada tanaman.
5.    Tidak menjadi penyebar biji gulma.
C.    Bahan dan Alat yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik padat
    Bahan yang digunakan 
1.    Sampah organik sisa sayuran dan buah-buahan
2.    Gula Pasir 
3.    Larutan EM 4 
4.    Air 
    Alat yang di gunakan 
1.    Parang/pisau
2.    Telenan
3.    Terpal 
4.    Tempat penampungan pupuk/ drum 
5.    Plastik hitam
6.    Termometer bila ada 
7.    Knapsak sprayer 
D.    Proses Pembuatan pupuk Organik Padat dari limbah sayur-sayuran dan buah-buahan 
1.    Menyiapkan bahan segar dari tumbuhan atau sisa-sisa sayuran dan buah-buahan 
2.    Haluskan limbah sayuran dan buah-buahan dengan cara mencincang hingga ukuran maksimum 0,50 cm
3.    Membuat larutan campuran EM4,gula dan air 
4. Limbah sayuran dan buah-bauahn yang sudah dihaluskan di semprot dengan larutan EM-4 secukupnya.  Penyemprotan dengan menggunakan “knapsack sprayer”.
5.    Setelah limba sayuran dan buah-buahan basah merata, bahan organik dibungkus/ditutup dengan plastik hitam kemudian dimasukkan ke dalam ember atau karung. Hindarkan dari hujan.
6.    Bahan diaduk merata dua kali dalam seminggu selama 4 minggu atau hingga terbentuk kompos yang sudah siap pakai.  
7.    Ukurlah suhu dengan termometer setiap kali sebelum melakukan pengadukan atau bisa di rasakan dengan tangan perubahan suhu yang terjadi. 
8.    Pembuatan pupuk organik berhasil apabila terjadinya perubahan suhu, aroma pupuk berubah, warna berubah dari hijau menjadi kehitaman dan tekstur remah tidak terlalu keras.
E. Manfaat Pupuk organik Padat dari limbah sayur-sayuran dan buah-bauhan bagi tanaman 

Dalam praktek budidaya tanaman, penggunaan pupuk organik tidak saja menyumbang unsur hara yang dibutuhkan tetapi juga dapat memperbaiki sifat fisika dan biologi tanah.  Sumbangan unsur hara dari pupuk organik tentunya tidak mencukupi kebutuhan tanaman sehingga penggunaan pupuk mineral tetap dianjurkan agar target hasil tanaman dapat tercapai.   Perbaikan sifat fisika dan biologis tanah dari pupuk organik meliputi perbaikan daya menyimpan air didalam tanah, aerasi tanah, serta meningkatkan populasi mikroorganisme tanah.  Mikroorganisme dapat berfungsi mendekomposisi bahan organik di dalam tanah, mengikat unsur N bebas dari udara, serta dapat melarutkan unsur P yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.