Pahlawan Penyelamat Masa Corona

Ilustrasi

Siapakah pahlawan ekonomi sebenarnya? Pemilik usaha besar, atau brand-brand terkenal? Rupanya tidak! Di tengah situasi seperti sekarang, saat hantu corona digembar-gemborkan, mereka  sudah banyak yang terkena dampak lebih dulu. 

Beberapa merek-merek terkenal dunia tersebut yang bergerak di berbagai berbagai telah banyak merumahkan karyawan, menutup beberapa toko di beberapa negara, menghentikan produksi, bahkan ada yang sudah mengumumkan pailit. 

Hantu tak berwujud corona telah menghantam mereka, bahkan ada yang hingga KO. Baik di bidang kuliner, fashion, property, perhotelan dan pariwisata, ataupun retail. 

Wabah yang akhirnya menimbulkan efek pada peradaban ini sempat membuat ekonomi lumpuh. Dan berakibat pada penghentian kerja pada karyawan-karyawan mereka. Secara otomatis membuat ledakan pada jumlah pengangguran. 

Perut yang harus selalu diisi memerintahkan otak banyak orang untuk kreatif dalam mengatasi masalah ini. Dan, cara yang paling cepat untuk menghasilkan uang bagi kebutuhan dasar adalah berdagang. Dagang apa saja. 

Hantu corona juga telah membuka peluang usaha baru bagi masyarakat yang cepat membaca pasar. Di saat persediaan masker 'dihentikan' oleh para penimbun, maka melahirkan  masker produksi tangan-tangan terampil masyarakat Indonesia.  Begitu juga pada kebutuhan lain yang disebabkan oleh virus covid 19 yang kedatangannya membuat pemerintah ketakutan (?) ini, menjadi peluang bisnis baru, bahkan bagi negara sekalipun. 

Kreatifitas benar-benar dituntut dalam menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Maka tidak heran kalau setiap hari bermunculan usaha-usaha baru. Dan paling banyak di bidang kuliner. Pelaku usaha pas-pasan ini lah yang menggerakkan ekonomi beberapa bulan belakangan. 

Seperti krisis ekonomi sebelum-sebelumnya, kali ini usaha kecil kembali menjadi darah yang membuat jantung ekonomi dalam menyelamatkan perekonomian bangsa berdetak Hingga pantas jika setelah krisis '98, UMKM semakin mendapat tempat dalam pandangan pemerintah. 

Jadi, stop memanjakan pengusaha-pengusaha besar, apalagi yang bersifat menghancurkan. Menghancurkan apa saja. 

Penulis selain sebagai Tukang Kopi di Pantai Panjang, juga sebagai traveler, youtuber, bloger, seniman dan sastrawan, juga beberapa kali mengisi materi dalam seminar-seminar di kampus.

*Bagus Yuarto, Presiden SLE