NU dan Jamaah Tarekat Tolak People Power: Hasil KPU, Itulah Yang Dikehendaki Tuhan

Ketua NU Kota Bengkulu dan Ketua Panitia Suluk

Bengkulutoday.com - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bengkulu Nasrudin mengajak masyarakat Bengkulu untuk mennciptakan situasi kondusif pasca pelaksanaan pemilu 17 April 2019. Hal itu menyikapi adanya isu dan rencana people power oleh kelompok politik tertentu.

Menurut Nasrudin, isu people power tidaklah mewakili kepentingan rakyat, khususnya masyarakat Bengkulu. Untuk itu dia mengimbau masyarakat tidak terpancing dan terprovokasi isu people power. Nasirudin juga mengajak masyarakat untuk mematuhi hukum negara dan menunggu hasil resmi dari KPU.

"Suasana Ramadan ini, mari pererat silaturahmi, persatuan dan ketaatan ibadah, jauhi hal-hal yang dapat merusak ibadah kita, salah satunya mengikuti gerakan-gerakan yang dapat merusak persatuan bangsa, saya mengajak jamaah NU dan masyarakat untuk sama-sama menolak people power," ungkap Nasirudin di Bengkulu, Rabu (15/5/2019).

Senada dikatakan oleh Ketua Panitia Suluk Pijawat ke 22 Tarekat Naqsyabandiyah, Khairuddin. Khairudin mengajak jamaah tarekat agar tidak ikut-ikutan people power. 

"Kita berpendapat bahwa hasil pemilihan umum yang akan diumumkan oleh KPU, itulah hasil yang dikehendaki tuhan, janganlah kita memaksakan diri," ungkapnya.

Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonensia (MUI) Provinsi Bengkulu Prof Dr Rohimin menyampaikan hal senada. Rohimin berpendapat ajakan people power sangat tidak relefan dengan kepentingan umat dan bangsa saat ini. Sebab, kata Rohimin, negara telah mengatur mekanisme terkait sengketa pemilu.

"Negara sudah mengatur semuanya, sistem politik dan aturan mainnya, jadi tidak diperkenankan oleh hukum positif di negara kita menempuh jalur yang inkonstitusional dalam menyelesaikan masalah, kecuali solusinya masalahnya tidak diatur dalam mekanisme hukum di negara ini, terlebih soal pemilu, semuanya sudah diatur sedemikian lengkap, jadi harus diikuti prosedur, tidak boleh membuat aturan main sendiri, nanti rakyat yang jadi korban," papar Rohimin yang juga menjabat sebagai Direktur Pascasarjana IAIN Bengkulu.

(brm)