Negeri Indah Suriah dan Keping-Keping Khilafah

dok voa.com

Bengkulutoday.com - Sebagian kelompok mengklaim bahwa dalam konteks bernegara, Islam mengamanatkan sistem pemerintahan berupa khilafah. Pandangan demikian, antara lain mengacu pada ayat-ayat al-Quran yang secara redaksional mengandung term khalifah dan berbagai derivasinya. Namun, pertanyaannya ialah, benarkah al-Quran berbicara tentang sistem pemerintahan berupa khilafah Islamiyah? Apa makna term khalifah dan berbagai derivasinya dalam al-Quran?

Sebelum terjadinya peperangan, Suriah salah satu negara memiliki peradaban yang sangat tua, makmur, dan indah.  M Najih Arromadloni menyampaikannya saat mengisi acara Halaqah dan Bedah Buku dalam rangka menyemarakan Muharaman 1441 H, Haul ke-22 KH Abdurochim, dan Masyayikh Ma'had yang berlangsung di Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Jumat (13/9/19).

Gus Najih sapaan akrabnya mengakui keindahan Suriah lantaran pernah mengenyam pendidikan di sana. Dijelaskan olehnya bahwa Suriah menjadi salah satu negara yang tidak memiliki hutang kepada negara lain.

"Suriah dulu negara makmur, negara yang tidak punya hutang, Peradabannya tinggi dan alamnya indah," jelasnya.

Bahkan, saking amannya di sana ketika ada seorang perempuan yang keluar pada malam hari tidak perlu khawatir jikalau ada yang mengganggu ataupun menjahatinya, hal demikian sudah biasa.

"Suriah dulu wanita kalau keluar malam itu sudah biasa, tidak khawatir, karena di sana sangat aman," tuturnya kepada ratusan peserta yang menghadiri kegiatan bedah buku.

Saat ini, keindahan tersebut hanyalah tinggal cerita. Dikisahkan oleh Gus Najih bahwa sejak Maret 2011 kekacauan di negara yang makmur tersebut dimulai dengan maraknya faham khilafah.

"Sejak Maret 2011 semua keindahan tersebut berubah drastis dengan munculnya gelombang khilafah memasuki Suriah," kisahnya dengan mimik wajah yang bersedih.

Dirinya menceritakan bahwa tahun 2011 merupakan awal mulanya muncul yang namanya sosial media dan menyebarnya berita hoaks yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

"Waktu itu awal munculnya media sosial, masih banyak yang awan akan hal itu, sehingga penyebaran hoaks sangat mudah," paparnya.

Sebagai kaum terpelajar, Gus Najih mengajak kepada seluruh hadirin untuk melawan mereka, kaum radikal dengan cara mereka juga. Karena apabila didiamkan tidak menutup kemungkinan di Negara Kesatuan Republik Indonesia juga akan terkena dampaknya.

"Saya juga akan melawan mereka dengan hal yang sama," ajaknya. 

Mengambil sisi lain, Kamaruddin Khan, sebagaimana dikutip Ainur Rafiq dalam bukunya Membongkar Proyek Khilafah, dengan sangat meyakinkan menyatakan bahwa konsep negara sama sekali tidak ada dalam al-Quran. Meskipun term khalifah kerap dijumpai di dalamnya, namun tak sekalipun digunakan dalam pengertian politik.

Pendapat lainnya yang menarik dikemukakan ialah pendapat Husein Haikal. Ia  menegaskan bahwa prinsip-prinsip dasar menyangkut kehidupan sosial yang terekam dalam al-Quran tidak memiliki hubungan langsung dengan sistem pemerintahan. Dengan kata lain, ia seolah ingin mengatakan bahwa dalam konteks bernegara, Islam hanya menyajikan nilai-nilai moral-etik sebagai acuan dalam bernegara, tanpa menentukan sistem pemerintahan tertentu.

Sumber : nu.or.id & islami.co

Editor : Bisri