Miliyaran Rupiah Anggaran Pengembangan Jagung di Dua Desa Siap Cair

Jagung

Bengkulutoday.com - Dua Desa di Bengkulu Selatan masuk ke dalam 100 desa percontohan Proyek Inkubasi Inovasi Desa – Pengembangan Ekonomi Lokal (PIID-PEL) dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT). Masing-masing desa akan mendapat kucuran anggaran dari pemerintah pusat senilai Rp1,5 Miliar. Dalam waktu dekat, dana tersebut siap cair.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Bengkulu Selatan, Siswanto menyampaikan, dua desa yang dimaksud yakni Desa Nanjungan dan Betungan Kecamatan Kedurang Ilir (KDI).

Berdasarkan potensi lokal yang ada, kedua desa ini akan bergerak dalam pengembangan usaha komoditas jagung.

“Dari 100 desa se Indonesia, yang siap cair ini baru sembilan desa. Dua diantaranya Bengkulu Selatan,” ujar Siswanto, Kamis (13/6/2019).

Program ini berlangsung selama 15 bulan. Terhitung Bulan Oktober 2018 sampai Desember 2019. Pencairannya pun dilakukan secara bertahap.

“Tahun 2018 sudah ada pencairan Rp60 juta untuk tahap perencanaan. Tahap kedua ini akan cair Rp800 jutaan dari total Rp1,5 Miliar per desa,” jelas Siswanto.

Program ini dikelola oleh Tim Pengelolah Kegiatan Kemitraan (TPKK). Yang mana TPKK ini terdiri dari berbagai unsur seperti BUMDes, unit usaha masyarakat seperti kelompok tani dan pengusaha profesional. TPKK akan siap menampung, jual-beli dan memasarkan hasil produksi jagung petani.

“Dari dana tersebut nantinya akan digunakan untuk membeli mesin pemipil jagung, mesin pengering, alat ukur kadar air, alat transportasi, gudang dan keperluan operasional dan modal usaha lainnya,” ujarnya.

Unit usaha ini nanti, sambung Siswanto tidak hanya menampung produksi jagung di dua desa tersebut saja, melainkan diharapkan dapat menampung produksi jagung di desal -desa lain se Bengkulu Selatan.

“Program ini sudah ada MoU dengan perusahaan siap menampung jagung dengan standar harga tertentu. Jadi ada jaminan harga,” kata Siswanto.

Di samping menjaga stabilitas harga jagung dan menunjang ekonomi petani, melalui program inkubasi ini pula diharapkan dapat meningkatkan Pendapat Asli Desa.

“Keuntungan dari hasil usaha sebagian akan menjadi PAD Desa, di samping untuk biaya operasional,” demikian Siswanto.

sumber: Media Center Bengkulu Selatan