Merawat Cinta di tengah Bencana

Ilustrasi

Oleh : Nugroho Tri Putra, M.I.Kom

Bengkulutoday.com - Makin hari, dampak wabah Covid-19 semakin terasa. Khususnya di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Mereka mulai kesusahan, susah pendapatan, susah pekerjaan, termasuk susah makan. Bagaimana tidak, bencana ini masih berlarut – larut. Dirasakan semua kalangan, buruh harian, pengusaha pangkas rambut, pengumpul barang bekas, dan lain lain. Yang hidupnya susah, makin susah, karena berdiam diri di rumah. Tak punya penghasilan tambahan, bahkan ada yang di PHK dari pekerjaan.

Karena bencana Covid-19 ini, semua berduka.  Menyiratkan tak ada yang suka dengan kondisi ini karena memengaruhi sendi sendi kehidupan rumah tangga. Di tengah duka itu, pemerintah hadir. Hadir untuk membantu warganya. Kendati pun masih ada yang menghujat, pemerintah tetap berbuat.

Berbagai program dilakukan, tak lain untuk meringankan beban. Seperti yang akan dilakukan pada tanggal 18 April 2020 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu akan menyalurkan beras kepada semua warga Kota Bengkulu. Ini bukan yang pertama dan yang terakhir. Tetapi langkah awal yang akan didistribusikan terlebih dahulu di 4 (empat) kecamatan yang ada di Kota Bengkulu, yaitu Kecamatan Teluk Segara, Muara Bangkahulu, Sungai Serut, dan Kampung Melayu. Bagaimana dengan 5 (lima) kecamatan lainnya? Tenang. Pemkot Bengkulu menjamin warga di 5 kecamatan lainnya juga akan dapat di minggu selanjutnya yakni tanggal 25 April dan 2 Mei 2020.

Bantuan ini bentuk nyata kecintaan Pemkot Bengkulu kepada warganya, khususnya yang terdampak Covid-19. Setiap Kepala Keluarga (KK) akan mendapatkan 20 Kilogram beras dan 2 dus mie instant. Dan luar biasa! Walikota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Wali Kota Dedy Wahyudi beserta jajarannya telah mengalokasikan 2.103 Ton beras dan 210.350 dua mie instant untuk warga Kota Bengkulu di 9 (sembilan) kecamatan.

Ini langkah cepat dan tanggap, juga bentuk kompensasi dari Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan dan Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi yang telah menganjurkan warga agar tetap di rumah guna mencegah penyebaran virus Covid-19.

Langkah yang layak diapresiasi banyak pihak ini ternyata tidak semua mengapresiasi. Justru masih ada yang berasumsi, bahwa program ini tak lepas sebagai komoditi pencitraan. Meskipun ada yang “berbicara di belakang”, pemerintah harus tetap berjalan ke depan. Karena ini untuk hajat kehidupan. Mari lupakan soal asumsi politik dan pencitraan. Ini perihal masa depan kelanjutan kehidupan warga, dan bagaimana pemerintah merawat cinta di tengah bencana.

*Penulis adalah Alumnus Program Beasiswa S2 Dalam Negeri Kementerian Kominfo RI.

Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik, pada Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Bengkulu