Menegangkan, Mencengangkan, Mengocok Perut Pertunjukan Non-verbal "FLYING" Sukses Menghibur Masyarakat di Indonesia

Pertunjulan Flying

Bengkulutoday.com - Para aktor bergerak dengan lincah dan lentur memeragakan adegan demi adegan. Murid-murid SMA Silla yang sedang berlatih cheerleading dibuat kaget dengan kedatangan Hwarang* dan Dokkaebi*. Beginilah sekilas gambaran adegan dari "FLYING" sebuah pertunjukan ekstrem non-verbal dari Korea  Selatan yang ditampilkan untuk pertama kali di Indonesia pada 16 & 17 Oktober 2019 di Ciputra  Artpreneur Theater, Jakarta. Pertunjukan ini dipersembahkan oleh Korea Foundation, Kedutaan Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia dan Korean Cultural Center Indonesia, yang menjadi bagian dari rangkaian Korea Festival 2019.

"FLYING" mengangkat kisah fantasi dibumbui adegan yang terkesan ekstrem namun indah dan meriah. Diawali dengan adegan pada zaman Dinasti Silla, para Hwarang yang sedang berlatih kemudian diganggu oleh Dokkaebi. Suasana latihan pun menjadi tidak karuan hingga terjadi pertarungan sengit antara salah satu Hwarang dengan Dokkaebi, sampai-sampai terbukalah gerbang waktu.

Hwarang dan Dokkaebi masuk dalam gerbang waktu, disusul oleh seorang Hwarang yang berubah kepribadian menjadi monster. Mereka tiba di tahun 2019, tepatnya di SMA Silla. Hwarang, Dokkaebi dan murid-murid SMA Silla yang merupakan anggota cheerleader saling berinteraksi. Para pemain menunjukkan kelenturan tubuhnya melalui akting yang dibumbui peragaan senam, senam ritmik, seni bela diri, dan b-boying.

Murid-murid SMA Silla terpesona dengan kemampuan Hwarang. Mereka pun meminta Hwarang untuk membantu mereka berlatih cheerleader. Tak disangka, hubungan Hwarang dan Dokkaebi pun semakin akrab, dari lawan menjadi teman. Kerja keras para murid, Hwarang dan Dokkaebi berbuah manis, SMA Silla berhasil menjuarai kompetisi cheerleader.

Pertunjukan "FLYING" memukau dengan tata cahaya apik, serta menggabungkan penampilan adegan nyata (live) berinteraksi dengan projection mapping. Para pemain juga berinteraksi dengan penonton. Di tengah acara, satu penonton dipilih secara acak untuk ikut mempraktikkan gerakan yang dikomandoi para pemain. Penonton tersebut pun diganjar souvenir "FLYING" atas penampilan 
singkatnya di atas panggung.

Gelak tawa dan decak kagum muncul dari seluruh area tempat duduk penonton. Ibnu, salah satu 
penonton mengungkapkan rasa kagumnya terhadap pertunjukan "FLYING". "Rasanya agak 
menegangkan waktu para pemain lompat dan bergerak, bahkan kadang membantingkan badan, tapi  tetap menyatu dengan jalan ceritanya," kata Ibnu.

Ada juga Rima yang menonton pertunjukan dua hari berturut-turut. "Saya sudah nonton di hari 
pertama. Karena bagus sekali jadi hari ini saya datang lagi. Kalau kemarin dapat tiket dari undangan sebagai murid kelas, hari ini mengambil tiket on the spot. Pemainnya keren-keren dan aktingnya sangat menghibur," tutur Rima usai pertunjukan pada hari kedua.

Direktur Korean Cultural Center Indonesia, Chun Youngpoung menyampaikan, "Pada Korea Festival tahun ini, kami membawa sesuatu yang berbeda dan menyegarkan. Dari dua hari pertunjukan "FLYING" masyarakat tampak antusias menyaksikan acaranya. Kami berterima kasih atas sambutan hangat dari masyarakat di Indonesia terhadap pertunjukan ini." (Rls)

*Hwarang: kelompok pemuda yang dididik untuk menjadi pemimpin melalui pelatihan fisik dan 
mental pada masa Dinasti Silla. Mereka juga memiliki latar belakang keluarga dan pendidikan yang baik, serta berpenampilan menarik.

*Dokkaebi atau Goblin dalam Bahasa Inggris: merupakan monster, makhluk supernatural yang 
digambarkan membawa tongkat pemukul.