Memperkuat Sinergitas Melawan Covid-19

ilustrasi

Oleh : Abdul Kohar )*

Pandemi covid-19 membuat segalanya terdampak secara serius, baik status kesehatan hingga perekonomian. Apalagi ketika PSBB diterapkan, tidak sedikit pekerja yang mendadak tidak berpenghasilan karena di-PHK atau dirumahkan oleh pemberi kerja. Meredam penyebaran covid-19 tentu mutlak dilakukan oleh semua pihak, baik instansi negeri maupun swasta. Keduanya harus bersinergi agar pandemi ini bisa tertangani dengan baik.

            Pandemi Covid-19 bisa dibilang merupakan lawan yang berat untuk ditaklukan. Apalagi jika pemerintah harus melawannya sendirian, tentu rasanya tidak sanggup.

            Apalagi sebelumnya kita sempat mengetahui bahwa alat pelindung diri (APD) pada awal masa pandemi adalah perlengkapan yang sulit untuk didapatkan. Sehingga peran dari swasta, NGO ataupun komunitas berbasis voluntering dalam memberikan bantuan adalah salah satu langkah nyata dalam mendukung tenaga medis yang tetap bekerja selama pandemi.

            Sehingga sinergitas lintas sektor harus terus diupayakan, karena covid-19 telah menghasilkan beragam permasalahan yang membutuhkan kerjasama dalam menanganinya.

            Pada kesempatan berbeda, Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) menyatakan perlu sinergi antara pemerintah dan pelaku pasar konstruksi dalam menghadapi dampak covid-19.

            Wakil Sekjen II Gapensi, Errika Ferdinata mengatakan, perlunya sinergi konkrit antara pemerintah dengan pelaku pasar konstruksi yang diwakili oleh Asosiasi untuk menghadapi dampak Covid-19 dan dampak setelah pandemi.

            Errika juga menuturkan, bahwa sinergi tersebut amatlah penting agar tidak ada kesenjangan antara pemerintah dan pelaku pasar konstruksi di masa pandemi covid-19 saat ini.

            Selain itu, ia juga menyarankan agar peran lembaga pengembangan jasa konstruksi (LPJK) lebih ditingkatkan sebagai wakil dari masyarakat jasa konstruksi agar menjadi akselerator pengembangan industri konstruksi nasional, baik dari sisi pemangku kepentingan maupun sisi pelaku jasa konstruksi.

            Peningkatan peran LJK tersebut cukup penting dalam rangka menghadapi masa setelah covid-19 dan transformasi digital.

            Dirinya juga memaparkan, bahwa LPJK diharapkan dapat mengembangkan industri konstruksi nasional agar mampu bersaing pada level global.

            Pada kesempatan berbeda, Presiden RI Joko Widodo juga mengatakan bahwa dalam menanganani Covid-19, dibutuhkan sebuah sinergi yang erat. Pernyataan ini diungkapkan oleh Jokowi setelah mengetahui bahwa angka penularan di wilayah Surabaya masih tinggi.

            Melihat tingginya angka penularan di wilayah Surabaya, Jokowi berpandangan bahwa kota Pahlawan ini bersama dengan sejumlah wilayah sekotar sebagai anglomerasi harus dapat dijaga dan ditangani terlebih dahulu sebagai sebuah kesatuan.

            Beliau juga menilai bahwa dalam menangani penyebaran covid-19 Surabaya tidak bisa sendiri. Melainkan Gresik, Sidoarjo dan kabupaten yang lain harus dalam satu manajemen. Hal ini dikarenakan arus mobilitas keluar masuk tidak hanya dari Surabaya, tetapi dari daerah yang lain juga terdampak terhadap naik dan turunnya angka kejadian Covid-19.

            Presiden Jokowi juga telah menginstruksikan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) II untuk turut serta dalam menangani Rumah Sakit Darurat Penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Timur.

            Mantan Walikota Surakarta tersebut juga meminta agar pengendalian Covid-19 di Provinsi Jawa Timur, dapat dilakukan dengan bersinergi dan terintegrasi di antara unit organisasi yang ada. Dirinya-pun telah meminta agar seluruh pihak bergerak bersama dalam kerangka manajemen krisis sehingga dapat segera menurunkan angka penyebaran pandemi.

            Sinergi di lain sektor juga dilakukan oleh Kementerian Pertanian dengan PP Muhammadiyah dalam upaya peningkatan ketahanan pangan nasional. Sinergi ini ditujukan agar daya beli masyarakat yang melemah akibat pandemi dapat hidup kembali.

            Sinergi penguatan tentu sangat vital, sebab PSBB telah mengakibatkan daya beli masyarakat menurun sehingga PP Muhammadiyah dan Kementan perlu melakukan upaya untuk menyejahterakan masyarakat.

            Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Muhammadiyah merupakan Organisasi besar yang memiliki stakeholder di seluruh Indonesia. Oleh karena itu pihaknya menjalin kerja sama di bidang ketahanan pangan bersama untuk membuat percontohan yang dapat menghidupkan kembali perekonomian masyarakat.

            Dalam kerja saa ini, pihak kementerian dan PP Muhammadiyah akan membentuk gugus tugas yang fokus terhadap lahan yang akan digarap.

            Pandemi covid-19 tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja, karena ada banyak sektor yang terdampak akibat makhluk yang tak kasat mata ini, sehingga sinergi antar pihak menjadi hal yang sangat penting dalam mengatasi pandemi Covid-19.

)* Penulis adalah warganet tinggal di Bekasi