Masyarakat Mendukung Keutuhan NKRI di Papua

Foto Istimewa

Oleh : Moses Gobai 

Kedaulatan NKRI di Papua tidak perlu diperdebatkan lagi mengingat wilayah tersebut sejak dahulu merupakan bagian dari Indonesia. Masyarakat pun mendukung upaya Pemerintah dalam menjaga keutuhan NKRI di wilayah tersebut, utamanya dalam memberantas kelompok separatis yang selalu merongrong kewibawaan negara.

Dalam kesempatan dialog, Rumah Nusantara kembali mengangkat tema Gerakan Separatis Papua Merdeka, yang tengah mengancam kedaulatan NKRI. Gerakan separatis yang menjadi musuh bersama bangsa Indonesia tersebut dibahas di Best Western The Lagoon Hoten Manado.

Diskusi ini menghadirkan empat pembicara yakni Kepala Badan Kesbang Pol Sulut Evans Steven Liow, Guru Besar Ilmu Politik di Sulawesi Utara Prof Ishak Pulukadang, Akademisi Unsrat Jhony Peter Lengkong, dan Wakil Koordinator Rumah Nusantara Arcelinocent Emile Pengemanan.
    
Dialog ini bertujuan untuk menjamin wilayah Sulut agar menjadi tempat yang aman, damai serta terbuka bagi semua pihak. Kebebasan menyampaikan pendapat tetap dilindungi undang-undang, tetapi tidak ada ruang untuk hal-hal yang dapat mengancam disintegrasi bangsa. Hal ini ditegaskan karena ada kecenderungan dimanfaatkannya ratusan Mahasiswa Papua yang menuntut ilmu di Sulut untuk mengangkat ide yang dapat mengancam disintegrasi bangsa Indonesia. Pada 1 Desember sering dimanfaatkan untuk menggelar aksi-aksi yang mengarah ke disintegrasi bangsa Indonesia.

Kegiatan yang mengangkat studi kasus teror KKB/KKSB terhadap sesama bangsa menghasilkan kesepakatan bahwa di Sulut memang tak ada gerakan separatis tetapi landasan yang dilakukan oknum-oknum mahasiswa berlandaskan polarisasi gerakan separatis. Pernyataan tersebut sebagaimana ditegaskan oleh Risat Sanger selaku Koordinator Rumah Nusantara.
    
Dalam keterangan pers-nya, Risat mengatakan bahwa negara tengah mengungkap fakta sejujurnya tentang penembakan terhadap salah satu tokoh agama. Tetapi masih ada dua kemungkinan, yakni diduga keterlibatan aparat dan diduga ada keterlibatan KKB/KKSB.
    
Risat menyampaikan apabila ada keterlibatan KKB/KKSB sebaiknya jangan dilindungi. Sebaiknya perlu melindungi mahasiswa Papua yang diduga diancam oleh oknum gerakan separatis untuk mengikuti unjuk rasa yang mengarah  kepada disintegrasi bangsa Indonesia. Salah satu contohnya adalah harus bergerak cepat dalam merespon apa yang menjadi kebutuhan Mahasiswa Papua.
    
Pada kesempatan yang sama Wakil Koordinator Rumah Nusantara Arcelinocent Emile Pangemanan memaparkan banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa resolusi PBB menyatakan bahwa Indonesia sudah melakukan langkah strategi pembangunan nasional. Ini sama saja dengan pemerintah Indonesia dianggap mampu membangun wilayah Papua.
    
Kini, dengan munculnya ancaman kejahatan transnasional rupanya telah dimanfaatkan oleh kelompok separatis seperti OPM untuk menyelundupkan senjata bagi mereka.
    
Menyikapi hal tersebut pemerintah tidak tinggal diam, namun menjalin kerjasama dengan sejumlah negara tetangga seperti yang ada di Asia Tenggara agar membatasi pergerakan separatis.
    
Ia juga menyampaikan bahwa, untuk mencapai Indonesia emas pada tahun 2045 mendatang, maka diperlukanlah peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan masyarakat agar bisa menumpas habis radikalisme. Hal ini ditujukan supaya paham tersebut tidak memiliki ruang di Indonesia.
    
Pada kesempatan berbeda, Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw telah meminta kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Cenderawasih Jayapura untuk dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
    
Paulus mengingatkan kepada seluruh Mahasiswa untuk dapat mengikuti perkembangan dan situasi yang ada karena konflik Negara – Negara besar untuk saling membantai dan jangan terpengaruh dengan berita-berita hoax yang berkembang.
    
Ia menyampaikan kepada para Mahasiswa, bahwa pendidikan adalah sesuatu yang sangat besar. Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya sampai ke Negeri China.
    
Paulus mengaku bahwa dirinya juga ingin menambah ilmu dalam proses belar supaya dapat mengelola materi yang strategis.
Dirinya juga mengajak kepada para mahasiswa untuk tetap bersyukur karena masih memiliki orang tua dan harus bangga karena masih bisa menempuh perkuliahan sampai mencapai semester yang tinggi.
    
Dirinya mengatakan bahwa pihaknya sangat setuju agar acara perkumpulan untuk bertukar informasi digalakkan agar terwujud kemajuan anak-anak Papua. 
    
Apalagi dengan adanya pertukaran informasi tentu saja diharapkan akan muncul diskusi yang sehat dengan harapan muncul pula ide-ide brilian yang bisa diterapkan demi kemajuan Papua.
    
Persatuan yang terjaga tentu akan menumbuhkan kerukunan dalam kehidupan dan kedamaian dalam bermasyarakat, apabila persatuan bisa terawat dengan baik, maka bukan tidak mungkin akselerasi pembangunan diwujudkan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
    
Dalam membangun Papua tentu diperlukan rasa persatuan dan kesatuan, bukan lantas ingin memisahkan diri hanya karena hasutan dari kelompok separatis.  

(Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Manado)