Masuk Nominasi di SCTV , Sutradara Optimis Film 'Botoi Botoi' Juara

Rahman Jasin, sutradara sekaligus penulis skenario Film Botoi Botoi
Rahman Jasin, sutradara sekaligus penulis skenario Film Botoi Botoi

Bengkulutoday.com - Adalah Rahman Jasin, selaku sutrada sekaligus penulis skenario film pendek 'Botoi Botoi' yang karyanya berhasil masuk dalam nominasi Top 50 Indonesian Short Film Festifal (ISFF) 2019 yang dihelar SCTV. Film pendek yang diproduksi oleh Rahman Jasin dan kawan-kawannya itu mampu bertengger di nominasi itu karena kegigihan Rahman Jasin dalam mengelola manajemen produksi secara tepat dan swadaya. Bagaimana tidak, selama syuting dan produksi berlangsung, Rahman mengakui hanya bermodal gotong royong. 

SCTV

Sebelumnya, film ‘’Botoi Botoi’’ produksi Bencoolen Cinema ini lolos TOP 100 menyisihkan ratusan film peserta ISFF 2019 dari Aceh hingga Papua.

‘’Kita optimis film Botoi Botoi mampu menembus babak III TOP 20. Jadi tinggal selangkah lagi menuju TOP 10 dan juara. Jika masuk TOP 10 dan juara maka, film Botoi Botoi akan dikembangkan  menjadi sinetron atau FTV pertama Bengkulu yang diproduksi dan ditayangkan stasiun TV nasional,’’ kata Rahman Jasin, Kamis (7/3/2019).

Dikatakan, film pendek ‘’Botoi Botoi’’ mengisahkan sisi kehidupan nelayan pesisir Kota Bengkulu. Yakni, keluarga Safril. Nelayan miskin yang memiliki 1 istri (Nurjanah) 1 anak (Ipe) dan 2 adiknya, Adnan (Wely) dan Asril yang diperankan Totok. Safril dan keluarga tinggal di rumah kecil di perkampungan nelayan yang kumuh. Safril dan keluarga terlilit utang mencekik.

Selain terlilit utang, Safril dan keluarga juga dicekam ancaman tsunami akibat aktifnya anak gunung Krakatau Sebab, sebelumnya, dampak erupsi anak gunung Krakatau ini telah memicu gelombang tsunami yang meluluhlantakan pesisir Banten dan Lampung.

Tak dinyana, gempa dan tsunami benar-benar terjadi dan menerjang pesisir Bengkulu. Safri dan dan keluarganya terpisah. Bagaimana kelanjutan ceritanya? Ikuti filmnya. 

‘’Nuansa lokal dalam film Botoi Botoi sangat kuat dan kental. Karena film ini menggunakan Bahasa Melayu Bengkulu. Serta menampilkan karakter khas masyarakat pesisir Kota Bengkulu.Tradisi Bengkulu dan lingkungan Bengkulu. Film pendek ini juga diharapkan menjadi salah satu karya yang menjadi penambah perbendaharaan budaya daerah dan budaya nasional,’’ tutur Rahman.

Diakui Rahman Jasin, film ‘’Botoi Botoi’’ yang berdurasi 15 menit ini  didukung sederet artis lokal.  Mereka adalah Anton Supriadi sebagai Safril, Rosdianti  (Nurjanah), Wely Yaswan (Adnan), Ipe (Rosidah),  Asril (Totok Suprapto). Ditambah, Riki (pedagang ikan), Antok Asa dan Delson sebagai depkolektor. Desi Eko Riani (rentenir),  Desi Isnania (anak rentenir). Dina dan Bunga (penjual kue). Serta dibantu masyarakat nelayan Kelurahan Pasar Bengkulu, Pulau Baai dan pemangku adat Kelurahan Berkas. 

Tim produksi  terdiri, Asep (penata kamera), Atenk dan Edy (kameraman), Pandu Subakti (soundman), Editor (Asep/Edy Prayekno), Antok Asa (penata artistik). Serta Dedi S sebagai penata musik. 

 ‘’Film Botoi Botoi yang digarap secara gotong royong  dan kolaborasi 5 studio. Yakni, EP Creative, Atenk Kreator, Asep Lensa, Antok Asa dan potretbengkulu.com,’’ demikian Rahman Jasin. (**)

film
Salah satu adegan film botoi botoi. Nelayan gotong royong dorong sampan ke darat

 

NID Old
8790