Libatkan 3 Lembaga Penelitian, BKSDA Lamban Ungkap 26 Penyu Mati di Bengkulu

Ungkap kematian 26 Penyu melalui 3 lembaga penelitian

Bengkulutoday.com - 26 ekor sudah Penyu yang mati di Perairan Bengkulu dalam kurun waktu November 2019 hingga Januari 2020.

Siapa yang paling bertanggung jawab terhadap potensi pencemaran lingkungan di Laut Bengkulu kalau bukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 

Sebenarnya, upaya BKSDA Provinsi Bengkulu sudah sangat maksimal dalam mengungkap kematian spesies ini. Dengan mengotopsi 4 Penyu sebagai sample uji lab, diharap dapat diketahui, apa sebab dari kematian Penyu itu.

Seperti disampaikan drh Erni Suyanti, utusan BKSDA dalam pemecahan masalah ini, sample Penyu diteruskan kepada dua lembaga penelitian dan lembaga pemerintahan yakni Balai Besar Penelitian Veteriner (BBlitvet) lembaga khusus yang mengkaji penyakit hewan, Kementerian Pertanian dan Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) IPB, sejak 4 Desember 2019 lalu.

Namun, jelang bertambahnya spesies langka ini mati, belum ada titik terang terhadap penelitian tersebut. 

Meski tidak sepenuhnya mengarah pada kematian Penyu, kita berharap pencemaran lingkungan sebagai acuannya. Kendati, Penyu adalah hewan yang dilindungi berdasarkan lampiran peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor p.106/menlhk/setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.

Seperti dikatakan salah satu Juru Kampanye Yayasan Kanopi, Olan Sahayu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang bertanggung jawab terhadap spesies yang dilindungi pun seolah tak menganggap serius kematian biota laut secara beruntun ini. (Bisri)