Lewat D'Lucky Coffe, Kopi Rindu Hati Pertahankan Brand

Kopi Rindu Hati dalam seduhan D Lucky Coffe

Bengkulutoday.com - Pencanangan komoditas unggulan jadi serba-serbi kuliner secara kompleks sudah mulai dibranding. Pemberdayaan pelaku Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) menjadi tanggung jawab pemerintah dalam memaksimalkan kreatifitas dan produktifitas pelaku bisnis ini. Kopi, jadi salah satu kekayaan alam yang dimiliki Bengkulu.

Kekayaan komoditas kopi Bengkulu, sudah tidak diragukan lagi. Di sejumlah kabupaten, kopi petik merah yang memiliki daya jual tinggi terus dikembangkan. Seperti halnya di Desa Rindu Hati Kabupaten Bengkulu Tengah.

Di desa ini, kopi petik merah menjadi salah satu komoditi unggulan desa. Sejak dicanangkan sebagai daerah penghasil kopi pada Tahun 2017 lalu, nama Kopi Rindu Hati sudah mulai dikenal. Hal ini karena pada Tahun 2017 lalu robusta Rindu Hati meraih juara I dalam Festival Kopi dalam rangka Festival Bumi Rafflesia pada 2017 lalu.

Kopi Rindu Hati dikenal atas kualitasnya yang diolah dengan baik. Kopi robusta ditanam pada ketinggian 200-800 meter diatas permukaan laut (mdpl). Kandungan kadar air bijinya 13 persen (green beans).

Salah satu barista Kopi Rindu Hati, Alfatah mengatakan, pengelolaan branding ini redup setahun terakhir. Namun, setelah adanya kesadaran pemerintah dalam pemaksimalan produktifitas pelaku UMKM dengan membuat Bencoolen Marine Festival di Bengkulu Indah Mall, ia kini mulai kembali percaya diri.

“Panen dilakukan dengan selektif. Kopi yang diolah menjadi kopi bubuk adalah buah petik merah. Bukan petik pelangi,” kata Alfatah, Senin (23/12/2019) malam.

Alfatah menuturkan, ada beberapa tahapan yang dilakukan untuk menjaga kualitas kopi agar tetap baik. Setelah memilih buah petik merah, kopi direndam dulu dengan air.

“Yang terapung, langsung dibuang. Artinya ada yang busuk di dalam buah itu,” terang Mukhlis.

Saat menjemur, Kopi Rindu Hati tidak dihampar begitu saja diatas tanah. Penjemuran dilakukan di atas terpal atau di pondokan yang dibuat waring.

“Aroma tanah akan melekat kalau menjemurnya sembarang. Jadi tidak sedap,” kata pria tambun ini, kemudian kopi disangrai dengan suhu 130 derajat.

“Keunggulan Kopi Rindu Hati terletak pada biji kopi robusta yang menghasilkan cream yang lezat (lapisan busa tipis). Oleh karena itu merupakan tambahan yang sempurna untuk berbagai paduan espresso,” lanjutnya.

Kopi petik merah, terang Mukhlis, memiliki nilai jual yang lebih mahal dibandingkan kopi biasa. Seperti halnya Kopi Rindu Hati.

Alfatah secara kolektif memilih brand dari Kopi Rindu Hati, yakni dengan nama D'Lucky Coffe. Hal ini sebagai bentuk perhatiannya dalam mengelola potensi di desanya.

Tak hanya berani membuka bisnis perkopian di tengah maraknya brand lain, Alfatah secara tegas hanya ingin terus menjalankan tradisi.

Saat pertama kali menyajikan Kopi Rindu Hati dengan Teko, tercium aroma segar kopi robusta, perlahan memanjakan hidung dan hangat tenggorakan pada seduhan pertamanya. (Bisri)