Kondisi Pendidikan dalam Perspektif Agama Dalam Menghadapi Wabah Covid-19

Deni Andrea

Adanya virus viral yang bernama Corona atau Covid-19 ini membuat segala nya menjadi terganggu, terutama dibidang pendidikan yang ada. Bahkan virus ini mengalahkan keeksistensian Tuhan sendiri, karena dimana-mana orang bersorak dengan lantang nama Corona, tapi bukan nama Tuhan lagi.

Persebaran Covid 19 ini jelas terjadi sangat eksponensial dan berdampak simultan. Virus ini udah menyebar keseluruh daerah bahkan ke seluruh dunia Pemicu dari hal tersebut adalah didasari dari rasa takut yang salah dan penurunan tentang pemahaman nilai ketuhanan dari individu manusia sendiri. Rasa takut yang salah dapat ditepis dengan pemahaman nilai agama dan edukasi yang ada.

Namun rasa takut yang berlebihan juga dapat memicu adanya Corona, karena rasa takut yang berlebihan dapat menurunkan daya imun tubuh yang berujung pada Corona. Hal tersebut sudah marak terjangkit pada masyarakat dibangsa ini karena adanya Corona. Masyarakat sendiri sudah berpikir yang tidak-tidak jika mengidap penyakit dan takut keluar rumah karena Corona. 

Jadi,mayarakat sendiri tidak dapat mengendalikan pikirannya yang berujung pada ketakutan yang didasari dengan berita tentang Corona banyak tersebar.

Pendidikan

Meminjam istilah dari Tan Malaka, dia sendiri pernah berpikir mengenai pendidikan, yaitu tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan Diwabah ini kita bisa buktikan Tan Malaka, tanpa adanya pendidikan ini tidak bisa terselesaikan. 

Kecerdasan serta memperhalus perasaan adalah salah satu kunci terputusnya mata rantai Covid-19 ini.

Kebijaksanaan pemerintah akan mengambil keputusan yang ada telah berjalan cukup lama. Namun,keputusan terbut merupakan jalan satu-satunya akan dunia pendidikan yang ada pada bangsa ini.

Seperti hal nya sekolah berlangsung adalah secara daring dan tidak tatap muka. Maka dari mana pemahaman akan bisa dapat bisa dicerna oleh masing-masing individunya?
Namun hal ini adalah salah satu jalan yang harus dipilih satu-satunya dalam dunia pendidikan, karena pemerintah menghimbau untuk social distancing demi terputusnya mata rantai Covid-19.

Seberapa lama ini terjadi ?

Kapan pulihnya dunia dari Covid-19 ini ?

Tidak ada satu manusia pun bisa menjawab nya. Hanya Tuhanlah yang punya jawaban dari semua ini. 

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat berguna bagi nusa dan bangsa,karena menyinggung isi dari keintelektualan bangsa itu sendiri. Terganggunya pendidikan dapat menyebabkan penurunan keintelektualan bangsa sendiri dan bahkan dapat menenggelamkan bangsa sendiri.

Maka dari itu pendidikan haruslah diperhatikan oleh pemerintah Indonesia sendiri supaya dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan mebebaskan bangsa dari kegelapan yang membelenggu. 

Sebab yang terjadi sekarang adalah hal yang sangat vital, karena pendidikan sekarang hanyalah sarang dari para materialistik yang mengejar formalitas pendidikan itu sendiri.

Singkatnya pendidikan yang semacam ini adalah salah satu aspek yang membuat bangsa terbelenggu oleh kebodohan yang tak berujung dan dapat mematikan bangsa itu sendiri 
dikemudian hari. Pendidikan menjadi tempat tumbuh kembangnya kaum materialistik, karena mendidik individualistik yang akan berujung kepada pragmatis, hedonis, dan konsumeris. 

Namun manusia pada saat ini bisa dikatakan sudah sangat jauh dari Tuhan sendiri, karena kehidupan beragama telah luntur. Pemahaman agama yang ada pada masyarakat sudah sangat jauh dari manusia itu sendiri,karena terjadinya kesalah fokusan manusia itu sendiri.

Adanya Covid-19 ini adalah salah satu teguran Tuhan kepada kita yang telah larut dalam kesesatan, karena virus ini adalah bagian dari ayat-ayat-Nya untuk mengingatkan manusia terus memerankan diri secara adil dan arif sebagai wakil-Nya di muka bumi.

Manusia lebih cenderung kepada suatu hal yang merusak peradaban sendiri,yaitu mengejar pendidikan tapi Tuhan dilupakan.Sedangkan manusia lebih fokuslah kepada cita-citanya dan padahal tersesat, karena tidak menomor satukan Tuhannya. 

Kita telah melihat kekeliruan didalam dunia pendidikan kita,yang mana banyak kita menganggap mata pelajaran lebih penting, dan mendiskriminasi budi pekerti. Akibatnya banyak anak bangsa yang berintelektual terjerumus dalam kegelepan seperti narkoba, seks bebas, mabuk-mabukan,tawuran dan korupsi dikemudian harinya.

Untuk itu mari kita berbenah diri untuk semuanya,dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Poin terpenting mesti kita capai ialah pendidikan baik dan benar, sebab itulah pendidikan yang dianjurkan Tuhan dan dapat menangkis kerusakan peradaban kedepannya. Sedangkan pendidikan dan Tuhan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan untuk mencapai peradaban yang baik.

*Deni Andrea, penulis lepas