Ketua DPRD Cirebon Sebut Disintegrasi Jadi Ancaman Perpecahan Bangsa

Ketua DPRD Kota Cirebon Edi Suripno

Bengkulutoday.com, CIREBON - Ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno mengatakan salah satu dari musuh bangsa saat ini adalah disintegrasi soal terorisme yang berujung merubah deologi dan perpecahan.

"Kedepan kita bukan lagi dihadapkan dengan banyaknya moncong meriam, rudal, pesawat, tank atau serangan tentara asing, tidak.  Akan tetapi  ada tiga masalah besar kedepan yang menjadi tanggungjawab kita, salah satunya adalah soal disintegrasi terorisme  itu, " kata Edi dalam dialog khusus dengan tema ' Semangat  Kemerdekaan  Dalam Memperkuat  Kebangsaan di Kota Cirebon, Selasa (20/8/2019).

Politisi PDI-Pery ini menjelaskan dua masalah besar lainnya yang menjadi ancaman atau musuh bangsa soal korupsi.

Persoalan korupsi kata Edi, ujungnya adalah memiskinkan bangsa dan menjadi budaya korup yang harus diatasi dan dilawan kemudian bagaiamana tujuan mempercepat  proses kesejahteraan 

"Kemudian yang ketiga soal ancaman narkoba, sudah menjadi musuh  dan ancaman dunia bahkan sudah masuk RT/ RW yang pada intinya adalah merusak masa depan bangsa, kemudian menurunkan tingkat  kesehatan dan kecerdesan sehingga pada ujungnya akan mudah terjajah oleh budaya dan pengaruh yang dapat melemahkan anak bangsa," ucapnya. 


Edi menambahkan ada dua subtansi dari makna kemerdekaan atas bangsa Indonesia saat ini, yang pertama mengenang mengingat menghargai para pejuang kusuma bangsa yang sekian lama lebih dari 350 tahun berjuang.

Sebagai generasi  muda dan penerus bangsa harus memahami tidak tiba-tiba ada, tapi para pendiri atau fundingfather para pejuang yang telah mengorban harta banhkan jiwa. 

Kemudian yang kedua adalah memaknai era setelah kemerdekaan dimana dihantar oleh para pendiri bangsa khususnya proklamator sampai pintu gerbang kemerdekaan untuk kemudian mengisi kemerdekaan apapun profesinya dan melanjutkan era yang dihadapi sekarang yakni tantanganya adalah harus keluar dari kemiskinan, kebodohan, masalah penggangguran dan percepatan kesejahteraan. 

Yang ketiga harus memahami dan mengerti tentang tantangan jaman atau musuh bangsa dan negara. 


"Atas hikmah dan subtansi kemerdekaan itu hendaknya dirubah menjadi sebuah motivasi atau semangat merdeka, " tegasnya. 

Lanjutnya,  bagaimana membangun  komitmen kebangsaan. Dikatakannya para pendiri bangsa telah membuat komitmen atau konsensus, kesepatakan bangsa yakni kesepakatan itu adalah pertama menyepakati landasan ideologi. Yang  telah melalui galian para pendiri bangsa yang cocok adalah Pancasila. Landasan itu sebagai sebuah pandangan hidup dan cita cita besar bangsa Indonesia. 

Komitmen kebangsaan  berikutnya  adalah landasan konstitusional  yakni UUD 1945  sebagai dasar pengelola  tata kelola negara. 

"Komitmen kebangsaan  ketiga adalah NKRI . Sebagaimana kita tahu dikolong dunia ini hanya Indonesia yang lebih dari puluhan ribuan pulau yang menjadi kesatuan dari ujung barat Aceh sampai ujung timur Papua menjadi satu bagian tak terpisahkan, " tambahya. 

Terakhir adalah komitmen kebangsaan menyatukan dengan nama Bhineka Tunggal Ika. 

"Satu satunya negara didunia ini hanya  Indonesia dengan beragama suku, bahasa, budaya dan keniscayaan perbedaan itu menjadi satu kesatuan. Jadi tidak boleh menafikan bahwa Indonesia didasarkan perbedaan untuk menyatukan semangat  kebangsaan," tukasnya. (Ad)