Kerumunan Rizieq Shihab Timbulkan Klaster Baru Corona Perlu Ditindak Tegas

Foto Istimewa

Oleh : Dodik Prasetyo 

Rizieq Shihab membuat ulah dengan sengaja mengundang 10.000 orang dalam pesta pernikahan putrinya, dengan alasan sekalian memperingati maulid. Ia juga masih sempat mengisi acara di Bogor dan tempat lain. Buntut dari peristiwa-peristiwa ini adalah terbentuknya klaster corona baru di Petamburan dan Bogor.

Setelah Rizieq Shihab kembali ke Indonesia awal november 2020, setiap hari ada saa berita tentangnya. Sayang narasi beritanya selalu negatif, karena ia ngotot melakukan safari ceramah dan membuat pesta besar-besaran. Padahal sudah jelas melanggar protokol physical distancing. Ia juga bandel dan tak mau tes swab di Indonesia dan menolak karantina mandiri.

Sekitar 10 hari setelah acara pernikahan di rumah Rizieq, dilaporkan ada 80 orang yang kena corona. Mereka adalah orang-orang yang diundang oleh pemimin FPI ke pesta, dan sebagian adalah hadirin dalam ceramah yang mendatangkan Habib Rizieq. Terbentuknya klaster corona ini sudah diprediksi oleh ahli epidemiologi.

Lurah Petamburan juga dikabarkan hasil tes swab-nya positif setelah ia menghadiri pesta tersebut. Bahkan Rizieq dan istrinya saat ini masuk IGD di sebuah Rumah Sakit swasta di Bogor. Keluarganya pun akan melakukan tes swab massal. Namun anak-anaknya mengelak jika mereka kena corona, alasannya hanya medical check up biasa. 

Sayangnya publik tak mempercayai omongan mereka karena cek medis tahunan mengapa harus menginap di IGD? Mungkin ia malu karena jika terbukti positif corona, karena terbukti keras kepala dan tak mau tes swab beberapa saat setelah mendarat di Bandara Soekarno Hatta, dan mengabaikan protokol untuk karantina mandiri selama 14 hari.

Lain lagi dengan jamaah dan tamu pada acara yang dihadiri Rizieq. Ada beragam reaksi saat mereka dinyatakan positif corona. Ada yang biasa saja dan mau isolasi mandiri sekeluarga, dan ada yang malah tidak percaya dengan hasil tesnya. Sementara orang lain ada yang shock berat karena tak menyangka akan mengidap penyakit berbahaya.

Jika sudah terlanjur sakit massal, apa mereka masih mau menyalahkan orang lain dan pemerintah? Padahal mereka mendatangi acara tersebut atas kesadaran sendiri, jadi tidak boleh menyalahkan orang lain. Walau sudah pakai masker namun pada ceramah tersebut tidak ada penerapan aturan jaga jarak, sehingga membuat penularan corona makin cepat.

Apalagi pada pesta dan ceramah tersebut, ada sesi makan bersama. Saat itulah virus mengintai, karena banyak orang yang melepas masker dan mulai menyuapkan hidangan. Ditambah lagi jika mereka tidak sengaja memakai perangkat makan yang sama atau kurang higienis, penularan virus covid-19 akan lebih cepat terjadi.

Wakil Sekjen MUI Najamuddin Ramli menyesalkan kerumunan yang terjadi pada acara yang dihadiri oleh Rizieq. Menurutnya, kerumunan itu telah merusak kerja keras tim satga penanganan covid-19 selama berbulan-bulan. Karena massa memadat saat Rizieq datang di bandara, saat acara di Petamburan, Bogor, dan tempat-tempat lain.

Seharusnya masyarakat tertib dan tetap menaati protokol kesehatan, walau saat ini sudah fase adaptasi kebiasaan baru. Janganlah membuat pesta atau acara peringatan akbar, karena masih sangat berbahaya. Karena siapa tahu pada tempat itu ada orang tanpa gejala yang tak sengaja menularkan corona. Lebih baik menahan diri agar semua aman dan sehat.

Kerumunan pada acara yang dihadiri Rizieq telah membuat bom klaster corona baru dan mencengangkan publik. Mereka yang sakit akhirnya menyesal karena bandel dan tak mengindahkan larangan tim satgas covid untuk tertib melakukan physical distancing. Nasi telah menjadi bubur. Semoga tidak ada lagi acara serupa yang memakan banyak korban.

(Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini)