Kerjasama dengan Oxford, Ini 4 Hal tentang Vaksin AstraZeneca

Salah satu produk Vaksin AstraZeneca

Bengkulutoday.com - Sekarang ini vaksin sangat dibutuhkan untuk mencegah infeksi virus corona membuat pemerintah, institusi riset, perusahaan pengembang vaksin hingga investor bekerja sama untuk memenuhinya. Di balik kerja sama yang masif dengan total investasi diperkirakan mencapai US$ 6,9 miliar itu, ada perlombaan adu cepat untuk menemukan penangkal paling ampuh. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada 26 kandidat vaksin yang sedang diuji secara klinis. Dari 26 kandidat tersebut ada enam yang sudah masuk tahap akhir. Dari keenam kandidat tersebut, kebanyakan merupakan para pengembang yang berasal dari AS, China dan Inggris.

4 Hal Tentang Vaksin AstraZeneca

Salah satu vaksin yang telah melalui tahap uji klinis fase akhir , namun terpaksa harus dihentikan adalah vaksin AstraZeneca.  Hal yang menghentikan vaksin ini adalah karena vaksin ini memicu penyakit aneh pada satu orang relawan. Berikut ini adalah 5 Hal tentang Vaksin AstraZeneca, yang harus kamu ketahui.

1. Vaksin yang dibuat dari kerjasama antara Universitas Oxford dan AstraZeneca ini diberi bernama AZD 1222 atau ChAdOxl nCoV-19. Vaksin ini telah melakukan uji klinis fase tiga atau fase akhir di Inggris, Brazil dan Afrika dengan menguji coba pada 20.000 relawan. Vaksin ini juga diuji di AS dengan mengundang 50.000 relawan.

2. Tim vaksin Oxford adalah salah satu tim pengembang vaksin virus paling canggih di dunia, dan sudah membuat persiapan untuk meneliti vaksin selama beberapa tahun.

Tujuannya agar mereka bisa secepatnya menguji dan mengevaluasi calon vaksin Covid-19 ini pada manusia. Perusahaan ini mengklaim bahwa kandidat vaksin ini akan siap pada September nanti.

Namun, Profesor Brendan, dari Inggris mengingatkan bahwa kemampuan manufaktur Inggris masih kurang, dan vaksin itu harus antre di barisan belakang jika akan diproduksi di negara-negara lain yang lebih baik kemampuannya, seperti Jerman, Belgia, dan Prancis. Di era yang mendesak ini butuh upaya yang mendesak pula, jadi sah saja kalau dilakukan produksi sebelum diketahui data yang menyeluruh. Apabila nantinya vaksin ini tidak efektif, ini bisa bermanfaat bagi produksi vaksin-vaksin Covid-19 lainnya, atau vaksin melawan jenis virus dan bakteri yang lain.

3. Dengan kapasitas produksi sebesar 700 juta dosis tahun ini, AstraZeneca yang juga tengah menjalankan uji klinis fase akhir merupakan pengembang vaksin yang paling dijagokan. Belum juga vaksin tersedia, tetapi AS, Inggris hingga negara Eropa lainnya sudah memesan ratusan juta dosis karena takut tidak kebagian. Pemerintah Inggris
menyiapkan dana puluhan juta pound untuk pengembangan vaksin yang manjur dan siap pakai. Tim peneliti dari Oxford itu masih melakukan perundingan dengan pemerintah untuk bisa memproduksi vaksin tersebut. Perusahaan tidak ingin nantinya terjadi bahwa perusahaan Astrazeneca sebetulnya punya vaksin yang sangat efektif, tetapi tidak ada vaksin yang siap digunakan.

4. Chief scientist World Health Organization (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca merupakan salah satu kandidat terdepan dalam perlombaan penemuan vaksin.

Pendiri Microsoft Bill Gates juga menjagokan vaksin ini sebagai senjata melawan corona di dunia. Sebagai salah satu pionir dalam pengembangan vaksin Covid-19, AstraZeneca telah mendapat suntikan dana dari Pemerintah AS melalui operasi warp speed sebesar US$ 1,3 miliar (setara dengan Rp 18,85 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.500/US$). 

Vaksin Covid-19 memang benar-benar diharapkan untuk menangkal virus corona. Hingga vaksin benar-benar siap digunakan, tetaplah patuhi aturan kesehatan dari pemerintah dan tetaplah dirumah aja ya. Aplikasi kesehatan Halodoc memberikan berbagai informasi seputar vaksin Astrazeneca. Bila anda membutuhkan informasi kesehatan lainnya, atau konsultasi dengan dokter, Halodoc akan membantu Anda. Anda pun juga dapat melakukan konsultasi dengan dokter terkait keluhan kesehatan yang Anda miliki melalui aplikasi ini tanpa harus keluar rumah.